NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

Evelyn merasa semua usahanya selama empat tahun ini sia-sia. Ia selalu menghindar tidak pergi ke rumah keluarga Badger agar tidak bertemu dengan Baron, pria yang pernah melecehkannya saat berusia lima belas tahun. Ya, Evelyn menganggap itu adalah pelecehan ringan yang dilakukan Baron padanya. Selain karena ia masih di bawah umur saat itu, Baron juga mengambil kesempatan di dalam kesempitan.

Setelah usaha yang sia-sia, Evelyn malah serumah denga Baron. Andai saja ia bisa menolak permintaan Charles dan memberikan penawaran lain, yang penting dia tidak pindah ke rumah keluarga Badger. Tapi Evelyn adalah putri yang selalu menuruti perintah orangtuanya, akan sangat aneh jika dia menolak. Sebab tidak ada yang tahu perseteruan hati yang ia miliki kepada Baron.

Selama perjalanan menuju rumahnya, Peter menceritakan banyak hal tentang putra semata wayangnya. Cara Evelyn menanggapi cerita Peter sangat baik, sehingga Peter tidak tahu bahwa sebenarnya ia tidak peduli. Gadis itu hanya bersikap sopan kepada Pamannya tersebut.

"Mungkin Paman akan sangat sibuk dalam beberapa waktu ke depan. Karena Paman juga harus memantau di kantor Papamu selama dia pergi jadi selama Paman tidak di rumah anggap saja seperti di rumah sendiri. Kau tetap jadi Tuan putri di rumah Paman, jadi jangan coba-coba melakukan pekerjaan rumah."

Evelyn merasa Charles beruntung karena memiliki sahabat sebaik Peter. Di saat Charles sedang kesulitan Peter dengan senang hati memberi bantuan.

"Baik Paman. Sekali lagi terima kasih." jawab Evelyn dengan senyum yang selalu terpatri di wajahnya.

Tidak berapa lama, mereka sudah sampai di pekarangan rumah Peter yang besar dan megah. Peter langsung pergi karena masih memiliki banyak pekerjaan. Pria baik itu menyempatkan mengantar sahabatnya ke bandara meski sangat sibuk.

Evelyn masuk ke dalam rumah Peter sembari was-was dalam hati. Ia takut kalau ternyata Baron sedang di rumah. Namun ketakutannya reda untuk sementara karena ternyata Baron tidak di rumah setelah ia bertanya pada pelayan.

Barang-barangnya sebelumnya sudah dijemput oleh supir keluarga Badger sehari sebelum orangtuanya berangkat ke Amerika. Tidak lupa juga disusun dengan rapi di kamar yang sudah Peter persiapkan untuknya. Ya, Evelyn tetap menjadi seorang putri meski tidak di rumahnya sendiri. Di rumah ini ia tetap dilayani seperti putri raja.

Kamar yang diberikan Peter untuknya ada di lantai dua. Evelyn cukup lega karena kamarnya tidak berdekatan dengan kamar Baron. Evelyn yakin dengan itu karena mengingat ketika ia memergoki Baron dan kekasihnya bercinta di lantai bawah. Sehingga membuatnya berpikir kamar Baron ada di lantai bawah. Dengan begitu ia tidak akan tinggal satu lantai dengan Baron yang membuat mereka sering bertemu.

Karena hari ini Evelyn masih libur, ia memilih menghabiskan waktu di kamarnya. Banyak kegiatan yang dilakukannya di dalam kamar yang luas itu. Evelyn suka membaca buku setelah selesai mempelajari materi kuliahnya. Selain itu untuk menenangkan hati dan menjaga kewarasan pikiran ia melakukan meditasi serta olahraga ringan. Evelyn terbiasa melakukan kegiatan itu karena Ellen yang selalu membatasi pergerakannya. Ia boleh keluar hanya untuk urusan kampus dan hal penting lainnya. Jika untuk bersenang-senang dengan teman-temannya jelas tidak akan diperbolehkan Ellen. Evelyn juga tidak merasa keberatan dengan hal itu. Dia merasa sudah cukup berteman di lingkungan kuliahnya. Dan juga Ellen sering membawanya bepergian di hari-hari tertentu sehingga ia tidak terlalu terkekang.

Ketika jam makan malam tiba, Evelyn dipanggil oleh pelayan ke ruang makan. Evelyn masih mengira hanya dirinya anggota keluarga di rumah ini. Oleh karena itu, dia sangat terkejut melihat Baron ada di meja makan. Baron membelakanginya sehingga ia tidak bisa melihat wajahnya yang tiba-tiba gelisah. Mengingat bentakan Baron waktu itu, Evelyn semakin bertambah takut padanya.

"Dimana Paman Peter?" tanya Evelyn setengah berbisik pada pelayan. Ia masih belum berani duduk di meja makan.

"Tuan besar tidak akan pulang beberapa hari ke depan Nona." jawab pelayan sembari menarik kursi untuknya. "Silahkan duduk Nona." ucap pelayan wanita itu dengan sopan. Kursi itu berada tepat di depan Baron yang tengah menyantap makan malamnya dalam diam. Pria itu seolah tidak peduli dengan interaksi mereka.

Dengan langkah pelan dan tubuh yang sedikit gemetar, Evelyn duduk di kursi yang disediakan. Satu kursi kosong di ujung meja, sebelah kirinya kosong, yang merupakan kursi kepunyaan Peter.

Ketika pelayan sedang mengambil makanan untuknya, ia melirik Baron yang bahkan tidak menyapa dan melihatnya. Pria itu makan dengan elegan dan tidak merasa terganggu dengan kehadirannya. Evelyn menelan salivanya, sementara jantungnya berdebar-debar.

"Selamat makan Nona." pelayan mundur satu langkah dan membiarkannya makan.

Evelyn mulai menyantap makan malamnya dengan kepala tertunduk agar terhindar kontak mata dengan pria itu. Beberapa menit keduanya makan tanpa suara sedikit pun terdengar. Baron terlihat menikmati makanannya, tetapi tidak dengan Evelyn yang susah payah menelan makanannya. Suasana ini mencekam membuat selera makannya hilang.

Baron selesai makan dan meletakkan alat makannya tanpa bunyi dentingan piring dan sendoknya. Evelyn berharap Baron segera pergi setelah selesai, namun ia masih di sana dan kini tatapannya jatuh pada gadis itu. Sebuah tatapan ironi disertai dengan seringaian yang tidak bisa dimengerti. Evelyn menyadari tengah dipandangi oleh Baron dari bola matanya yang melirik pria itu sekilas. Evelyn membiarkan Baron melihatnya sesuka hati dan cepat-cepat menyelesaikan makan malamnya.

Setelah Evelyn selesai makan, ia menegakkan kepalanya sehingga kini ia membalas tatapan Baron.

"Aku akan kembali ke kamar." sebenarnya Evelyn ingin langsung pergi dari meja makan tanpa mengucapkan sepatah kata padanya, namun ia merasa tidak sopan jika langsung pergi dari sana. Selain itu, ia juga ingin tahu kenapa pria itu masih di sana meski sudah selesai makan. Tentu pria itu menunggu dirinya selesai dan ingin bicara.

Baron langsung tersenyum, senyum yang lebar. Entah kenapa Evelyn malah takut dengan senyum itu.

"Apakah aku merasa bahwa putri Paman Charles yang katanya sangat bijak dan pandai bicara ini ternyata ternyata tidak sopan?" Baron memberikan kalimat pernyataan yang tidak menyenangkan di hari pertama mereka bertemu setelah sekian lama.

Meski ia takut dengan Baron, tentu Evelyn terpancing. Ia menghela nafas sebelum menjawab Baron. "Kenapa kau mengatakan aku tidak sopan?"

Senyum Baron semakin lebar, "Pertama, kau tiba-tiba ada di meja makanku, duduk di sana dan dilayani oleh pelayan, tanpa sedikit pun menyapa diriku. Padahal aku jelas-jelas ada di sini sebagai pemilik rumah. Aku tahu kau juga akan tinggal di sini Nona, tapi menurutmu apakah sopan datang ke rumah orang tetapi tidak menyapa pemilik rumah?"

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!