mohon maaf jika ada kesamaan pada nama pemeran dan lain lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uck infl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S1 - 09 MEMORI YANG ABADI
Bela, Zaza, Gabriel, dan Nafa telah menikmati setahun yang luar biasa dalam menjalani karir dan pendidikan mereka di berbagai kota. Namun, mereka tetap memprioritaskan waktu untuk saling bersua dan merayakan keberhasilan bersama. Persahabatan mereka terus tumbuh kuat, menjadi landasan yang kokoh dalam hidup mereka yang penuh dengan tantangan dan prestasi.
Setelah menghabiskan waktu di Bandung, mereka memutuskan untuk berkumpul di Jakarta untuk merayakan ulang tahun Gabriel. Mereka memilih sebuah restoran yang indah di sudut kota yang sibuk, tempat mereka bisa menikmati makan malam yang istimewa sambil membagikan cerita-cerita mereka.
"Hari ini adalah hari spesial untukmu, Gabriel!" kata Nafa dengan senyuman hangat.
Gabriel tersenyum dan mengangguk. "Aku tidak bisa meminta teman-teman yang lebih baik dari kalian. Kalian selalu ada di sampingku, dalam suka maupun duka."
Zaza, yang selalu energik, menambahkan, "Kita telah melewati begitu banyak hal bersama. Tidak ada yang bisa menggantikan kenangan indah kita di SMA."
Bela mengangguk setuju. "Kita mungkin berada di tempat yang berbeda sekarang, tetapi hubungan kita tetap tak tergoyahkan. Persahabatan ini adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku."
Mereka menghabiskan malam itu dengan tertawa, berbagi cerita, dan merenungkan perjalanan hidup mereka sejak hari-hari di SMA Adinanta Perwira. Mereka berbicara tentang impian, kegagalan yang mereka hadapi, dan tentu saja, kesuksesan yang mereka raih dengan kerja keras dan dukungan satu sama lain.
Ketika malam mulai larut, mereka menatap satu sama lain dengan penuh cinta dan kebersamaan. Mereka tahu bahwa takdir telah membawa mereka ke jalan masing-masing, tetapi persahabatan mereka tetap menjadi penopang utama dalam hidup mereka.
"Masa depan kita masih panjang," kata Gabriel dengan keyakinan. "Aku yakin akan ada banyak petualangan menarik yang menanti kita di depan sana."
Nafa mengangguk setuju. "Ayo tetap menjaga komitmen kita untuk saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain."
Bela tersenyum. "Kita telah menempuh perjalanan yang luar biasa bersama. Dan aku yakin, ini hanya awal dari banyak hal hebat yang akan kita capai bersama."
Mereka merayakan ulang tahun Gabriel dengan penuh kebahagiaan dan haru. Mereka tahu bahwa hubungan mereka tidak akan pernah pudar, bahkan ketika mereka menjalani kehidupan yang sibuk dan penuh dengan tanggung jawab.
Di akhir malam, ketika mereka meninggalkan restoran itu, mereka merangkul satu sama lain dengan erat. Mereka menyadari betapa beruntungnya mereka memiliki teman-teman seperti ini dalam hidup mereka.
Dengan hati yang penuh cinta dan kebersamaan, mereka melangkah maju, siap menghadapi setiap petualangan yang menanti di masa depan yang cerah.
***
Setelah merayakan ulang tahun Gabriel di Jakarta, Bela, Zaza, Gabriel, dan Nafa kembali ke rutinitas mereka masing-masing, tetapi mereka tetap terhubung erat melalui panggilan video dan pesan teks setiap hari. Meskipun jarak dan kesibukan, persahabatan mereka terus berkembang dengan kuat.
Beberapa bulan kemudian, mereka menerima kabar mengejutkan dari SMA Adinanta Perwira. Sekolah mereka merayakan ulang tahun ke-10 berdirinya dengan mengadakan reuni besar. Tidak sabar untuk bertemu kembali dengan teman-teman lama dan mengenang kenangan indah mereka, Bela, Zaza, Gabriel, dan Nafa dengan antusias memutuskan untuk menghadiri acara tersebut.
Pada hari reuni, mereka tiba di SMA Adinanta Perwira dengan perasaan campur aduk. Tempat yang dulu begitu akrab kini terlihat sedikit berbeda, tetapi masih memancarkan aura nostalgia yang kuat bagi mereka. Mereka tersenyum melihat banyaknya wajah-wajah lama yang mereka kenal dan sapaan hangat dari teman-teman lama.
Di dalam auditorium sekolah, mereka duduk bersama dengan teman-teman seangkatan mereka, saling berbagi cerita tentang apa yang telah terjadi dalam hidup masing-masing sejak kelulusan. Terdapat tawa riang dan cerita-cerita lucu tentang masa-masa di sekolah, serta momen-momen sulit yang telah mereka lalui.
Ketika acara reuni mencapai puncaknya, kepala sekolah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan penghargaan kepada beberapa alumni yang telah mencapai kesuksesan besar dalam berbagai bidang. Mendadak, nama "Bela Larasati Derian Vraskara" dipanggil untuk menerima penghargaan sebagai alumni yang telah memberikan kontribusi besar dalam bidang seni dan desain.
Bela tersenyum bangga dan naik ke atas panggung, ditemani tepuk tangan meriah dari teman-teman lama dan teman-teman baru. Dia memberikan pidato singkat yang menginspirasi tentang bagaimana SMA Adinanta Perwira telah membentuknya menjadi individu yang dia adalah sekarang, dan pentingnya untuk memimpikan dan mengejar impian.
Setelah acara selesai, mereka semua berkumpul di halaman sekolah, menatap langit yang cerah di atas mereka. Mereka saling berpelukan erat dan bercerita tentang kesan-kesan terakhir sebelum mereka kembali ke kehidupan masing-masing.
"Siapa yang akan menyangka, sepuluh tahun sudah berlalu begitu cepatnya," kata Zaza sambil tersenyum.
Gabriel mengangguk setuju. "SMA kita memberikan kita fondasi yang kuat untuk melangkah ke dunia nyata. Aku bersyukur karena memiliki kalian semua sebagai teman sejati."
Nafa tersenyum. "SMA kita bukan hanya tempat belajar, tetapi tempat di mana kita tumbuh bersama sebagai individu."
Bela menambahkan dengan penuh rasa, "Persahabatan kita adalah harta yang tak ternilai. Kita telah melewati begitu banyak hal bersama, dan aku yakin akan ada banyak lagi cerita indah yang akan kita bagi di masa depan."
Mereka berdiri di bawah pohon besar yang telah tumbuh sejak masa sekolah mereka, menatap ke masa depan dengan keyakinan dan semangat yang tak tergoyahkan.
