VRASKARA KESAYANGAN OSIS
Langit Bandung yang cerah mengiringi langkah Bela dan Zaza menuju gerbang SMA Adinanta Perwira, sekolah negeri elite yang terkenal di kota. Sekolah ini bukan hanya dikenal karena prestasi akademiknya, tetapi juga karena kegiatan ekstrakurikulernya yang beragam dan para siswanya yang tampan dan cantik.
Abiella Larasati Derian Vraskara, atau yang biasa dipanggil Bela, adalah gadis berusia 17 tahun yang selalu mencuri perhatian. Dengan kecantikan alaminya, kulit putih, dan tinggi semampai, Bela sudah menjadi ratu di sekolah ini. Meski tidak terlalu pintar, kepribadiannya yang cuek dan pecicilan membuatnya selalu jadi pusat perhatian. Dia adalah pacar dari Nafa Arkasha Pradisya, wakil ketua OSIS yang humble, ganteng, dan pintar. Nafa selalu berhasil membuat hari-hari Bela lebih berwarna dengan kebaikan dan kesabarannya.
Di sisi lain, ada Azaza Derbian Vraskara, yang lebih akrab dipanggil Zaza. Gadis ini juga berusia 17 tahun dan dikenal karena sifatnya yang humoris, mudah bergaul, dan sedikit gila. Zaza adalah pacar dari Gabriel Devanka Ardyanza, ketua OSIS yang pendiam namun sangat menarik perhatian karena ketampanannya dan kecerdasannya.
Hari itu, seperti biasa, Bela dan Zaza ditemani oleh geng mereka yang terdiri dari Ara, Dita, Dinda, Vita, dan Nadia. Mereka semua selebgram dengan ribuan pengikut di media sosial, selalu tampil stylish dan mempesona. Meski begitu, hanya Ara, Dinda, dan Dita yang dikenal pintar, sementara Vita dan Nadia lebih dikenal karena penampilan mereka yang menawan.
"Eh, Bela, kamu udah denger belum kalo ada rumor OSIS bakal adain event gede bulan depan?" tanya Zaza sambil memasukkan buku ke dalam loker.
Bela mengangguk sambil tersenyum. "Udah dong, Nafa kan cerita. Katanya, bakal ada lomba besar-besaran dan kita bakal sibuk banget bantuin mereka."
Sementara itu, di ruang OSIS, Nafa dan Gabriel sedang berdiskusi tentang persiapan acara besar tersebut. Mereka ditemani oleh sahabat-sahabat mereka: Oliver, Lucas, Orion, Nathan, dan Jonathan. Semua cowok ini adalah sosok idaman di SMA Adinanta Perwira, tidak hanya karena ketampanan dan kepintaran mereka, tetapi juga karena kehadiran mereka di berbagai kegiatan sekolah.
"Aku harap acara ini bisa berjalan lancar," ujar Gabriel sambil menatap jadwal kegiatan yang tertempel di papan.
"Nggak usah khawatir, Gabe. Kita kan punya tim yang solid," sahut Nafa dengan senyum optimis. "Lagipula, cewek-cewek juga bakal bantuin kita."
Oliver, yang menjabat sebagai ketua sekretaris OSIS, menambahkan, "Yup, dan dengan kerja sama yang baik, kita pasti bisa bikin acara ini sukses besar."
Pertemuan di ruang OSIS tersebut berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme. Mereka merencanakan setiap detail dengan teliti, memastikan bahwa acara besar yang akan datang ini akan menjadi kenangan tak terlupakan bagi seluruh siswa.
Sementara itu, di lorong sekolah, Bela dan Zaza tak sengaja bertemu dengan Orion yang baru saja selesai latihan basket. Dengan senyum jahil, Zaza menepuk bahu Orion. "Hei, jagoan basket! Gimana latihanmu tadi?"
Orion tersenyum lebar. "Lancar, Za. By the way, kalian berdua siap bantuin kami di event nanti, kan?"
"Pastinya! Kami selalu siap untuk bikin suasana jadi lebih seru," jawab Bela dengan penuh semangat.
Hari itu berlalu dengan cepat, dan tanpa mereka sadari, persiapan acara besar OSIS semakin mendekat. Di tengah kesibukan dan keramaian sekolah, Bela dan Zaza semakin dekat dengan Nafa dan Gabriel, serta sahabat-sahabat mereka. Meski berbagai tantangan menghadang, mereka tetap bertekad untuk menjadikan acara tersebut sebagai puncak dari masa-masa indah mereka di SMA Adinanta Perwira.
Dan begitulah, cerita mereka di SMA Adinanta Perwira dimulai, penuh dengan tawa, persahabatan, dan cinta yang terus berkembang. Pertemuan tak terduga dan kerja sama yang solid menjadi awal dari petualangan seru yang akan mengisi hari-hari mereka selanjutnya.
***
Waktu berlalu dengan cepat, dan persiapan acara besar OSIS semakin mendekat. Hari demi hari diisi dengan rapat, latihan, dan diskusi yang tak berkesudahan. Namun, di tengah kesibukan itu, Bela dan Zaza selalu menemukan waktu untuk bersenang-senang dan menikmati masa remaja mereka.
Suatu siang yang cerah, setelah selesai jam pelajaran, Bela dan Zaza bersama geng mereka berkumpul di kantin sekolah. Suasana kantin penuh dengan tawa dan obrolan riang. Para siswa menikmati waktu istirahat mereka dengan ceria.
"Eh, guys, denger-denger nanti ada seleksi untuk jadi pembawa acara di event OSIS. Kalian mau ikutan nggak?" tanya Ara sambil menyeruput jus jeruknya.
Vita mengangkat alis. "Hmm, kayaknya seru juga ya? Tapi aku takut grogi di depan banyak orang."
"Tenang aja, Vi. Kita pasti bisa! Lagipula, kita kan selalu kompak," sahut Dinda dengan semangat.
Sementara itu, di sisi lain kantin, Nafa dan Gabriel bersama sahabat-sahabat mereka juga sedang membahas acara besar tersebut. Mereka tampak serius, namun tak jarang terdengar tawa di antara mereka.
"Nafa, kita perlu cari pembawa acara yang benar-benar bisa bikin suasana jadi hidup. Punya ide siapa?" tanya Gabriel.
Nafa mengangguk. "Gimana kalau kita adain seleksi terbuka? Biar semua siswa punya kesempatan."
"Setuju. Tapi kita perlu juri yang bisa menilai dengan objektif," tambah Oliver.
Setelah makan siang, Bela dan Zaza memutuskan untuk berjalan-jalan di taman sekolah. Mereka menikmati angin sepoi-sepoi dan berbincang tentang banyak hal, termasuk tentang seleksi pembawa acara yang akan datang.
"Bela, kamu mau ikutan seleksi nggak?" tanya Zaza.
Bela tersenyum. "Kayaknya seru juga ya? Lagipula, bisa jadi pengalaman baru buat kita."
"Setuju. Lagipula, kalau kita berhasil, kita bisa jadi pusat perhatian lagi, haha!" Zaza tertawa riang.
Beberapa hari kemudian, seleksi pembawa acara pun dimulai. Aula sekolah dipenuhi oleh siswa-siswa yang antusias ingin mencoba peruntungan mereka. Nafa, Gabriel, Oliver, dan beberapa anggota OSIS lainnya duduk di meja juri, siap menilai penampilan para peserta.
Satu per satu peserta tampil di depan para juri. Beberapa tampil dengan percaya diri, sementara yang lain tampak gugup. Ketika giliran Bela dan Zaza tiba, keduanya melangkah maju dengan senyum penuh semangat.
"Halo semuanya! Nama aku Bela, dan ini sahabatku Zaza. Kami berdua siap bikin acara ini jadi lebih seru!" ujar Bela dengan percaya diri.
Zaza menambahkan, "Yup! Kita bakal kasih yang terbaik dan pastikan semua orang menikmati acara ini."
Penampilan mereka berhasil menarik perhatian para juri dan penonton. Nafa dan Gabriel tersenyum puas melihat kepercayaan diri Bela dan Zaza. Setelah seleksi selesai, para juri berdiskusi untuk menentukan siapa yang akan terpilih sebagai pembawa acara.
Akhirnya, keputusan pun diumumkan. "Selamat kepada Bela dan Zaza! Kalian terpilih sebagai pembawa acara untuk event besar OSIS nanti," ujar Nafa dengan bangga.
Sorakan dan tepuk tangan memenuhi aula. Bela dan Zaza saling berpelukan dengan gembira, sementara teman-teman mereka memberikan selamat.
"Kita berhasil, Za! Ini bakal jadi pengalaman yang tak terlupakan," kata Bela dengan senyum lebar.
"Pastinya! Kita akan bikin acara ini jadi yang terbaik," sahut Zaza dengan semangat.
Hari-hari berikutnya diisi dengan persiapan yang semakin intensif. Bela dan Zaza berlatih keras untuk memastikan mereka siap tampil sebagai pembawa acara. Mereka juga semakin dekat dengan Nafa, Gabriel, dan anggota OSIS lainnya. Di tengah kesibukan, mereka selalu menemukan waktu untuk bersenang-senang dan menikmati kebersamaan.
Tanpa terasa, hari pelaksanaan acara besar OSIS pun tiba. Semua persiapan telah matang, dan seluruh siswa SMA Adinanta Perwira bersiap menyambut hari yang dinanti-nantikan. Di balik panggung, Bela dan Zaza saling memberikan semangat satu sama lain.
"Kita pasti bisa, Bela. Let's do this!" kata Zaza dengan semangat.
Bela mengangguk. "Yup! Ayo bikin hari ini jadi tak terlupakan."
Acara dimulai dengan meriah. Penampilan Bela dan Zaza sebagai pembawa acara berhasil mencuri perhatian. Mereka membawakan acara dengan penuh keceriaan dan energi positif, membuat semua orang menikmati setiap momen.
Di tengah kesibukan acara, Nafa dan Gabriel terus mendukung Bela dan Zaza. Melihat pacar-pacar mereka tampil dengan begitu baik membuat hati mereka bangga. Acara berjalan dengan lancar, dan semua rencana yang telah dipersiapkan dengan matang berjalan sesuai harapan.
Saat acara mencapai puncaknya, Bela dan Zaza mengajak seluruh siswa untuk bergabung dalam tarian bersama di lapangan sekolah. Suasana menjadi semakin meriah dengan tawa dan sorakan. Malam itu berakhir dengan gemerlap kembang api yang menerangi langit Bandung, meninggalkan kenangan indah bagi semua yang hadir.
Di penghujung acara, Bela dan Zaza berdiri di panggung, mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi. "Terima kasih semuanya! Kalian luar biasa!" seru Bela.
Zaza menambahkan, "Ini semua berkat kerja sama kita. SMA Adinanta Perwira, kalian yang terbaik!"
Dengan berakhirnya acara, Bela dan Zaza merasa bangga dengan apa yang telah mereka capai. Persahabatan, kerja keras, dan kebersamaan membuat mereka menyadari betapa berharganya momen-momen ini. Dan di balik semua itu, cinta dan dukungan dari Nafa dan Gabriel membuat segalanya menjadi lebih berarti.
Hari itu akan selalu dikenang sebagai hari dimana Bela dan Zaza, bersama teman-teman dan orang-orang tercinta, menciptakan momen-momen tak terlupakan di SMA Adinanta Perwira. Petualangan mereka baru saja dimulai, dan banyak kisah seru yang menanti di masa depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments