NovelToon NovelToon
Dia Lelakiku

Dia Lelakiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Menikah dengan seseorang yang di cintai adalah impian semua orang, sama seperti Meta yang akhirnya bisa bersanding dengan lelaki yang ia cintai sejak kecil— Dipta.

Namun setelah menikah sikap Dipta yang dulu hangat, berubah semakin dingin dan tak terjangkau.

Meta tak tahu kenapa!

Namun akhirnya sebuah rahasia besar terungkap, membuat Meta bimbang, haruskah dia melepaskan orang yang ia cintai agar bahagia.

Atau membuktikan pada Dipta bahwa kebahagiaan lelaki itu ada padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai menjauh

Meta melepaskan cekalan sang suami.

"Kenapa baru sekarang setelah mamah mengancammu? Yakin kamu ingin membuka hati untukku? Atau ingin melukaiku lebih dalam lagi Dip? Aku memang mencintai kamu, tapi maaf aku ngga bodoh," tolak Meta.

"Apa yang bisa aku lakukan agar kamu mau percaya? Kamu tahu aku sayang sama mamahku. Jujur memang aku lakukan ini karena takut kehilangan mamahku."

Meta tersenyum, dia tak merasa sakit hati karena tahu betul bagaimana Dipta sangat menyayangi ibunya.

"Lalu kamu berharap apa dari hubungan kita? Sampai kapan pun aku tak akan pernah ada di hatimu. Buat apa? Kamu pikir aku mau cuma hanya bersama ragamu? Terlebih lagi maaf, kamu tak sesuci itu!"

Dipta tersentak, "apa maksud kamu Met?"

Meta tertawa ironis. "Oh ayolah Dip. Aku tahu seberapa dekatnya hubungan kalian. Bahkan kamu berani membawa Jelita pulang, aku ngga sebodoh itu untuk bisa menebak sejauh apa hubungan kalian!"

"Meta kamu salah paham. Aku ngaku kalau aku memang salah telah menjalin hubungan dengan Jelita. Tapi sumpah Met, aku ngga pernah melakukan sesuatu yang lebih jauh!"

"Aku di didik mamah dan papah, untuk menghargai seorang perempuan, makanya aku ngga mau merusak kamu atau pun Jelita."

Meta melihat kesungguhan sang suami. Dia memang tahu jika Dipta bukanlah lelaki brengsek yang mungkin akan menjamah wanita sembarang.

Namun dia memang curiga jika dengan Jelita mungkin akan lain ceritanya.

"Demi Tuhan Met, aku ngga pernah melakukan hubungan badan dengan Jelita."

"Anggap kalau aku percaya. Lalu karena hal itu apa aku harus memberimu kesempatan? Yakin kamu bisa meninggalkan Jelita?"

"Aku yakin Met."

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan pindah, aku akan menerima tawaran di cabang perusahaan," jawab Dipta sungguh-sungguh.

Biarlah dia mengorbankan dirinya kali ini. Sungguh membayangkan tak hidup dengan sang ibu membuatnya sedih tak terkira.

"Kapan itu?"

"Met, kepindahan ke sana mungkin butuh waktu. Paling cepat satu bulan, paling lama tiga bulan, mau kah kamu bersabar?"

"Ok, tapi selama itu aku akan lihat bagaimana sikapmu Dip. Tapi maaf, aku ngga bisa tinggal sama kamu, kamu buktikan saja saat ini," putus Meta yakin.

"Lalu kamu akan tinggal di mana Met?"

"Aku akan tinggal di apartemen. Tenang aja, aku akan menutupi masalah ini dari orang tua kita, tapi aku mohon, kamu memegang ucapanmu, karena setelah ini tak ada kesempatan lagi Dip. Aku tak mungkin menghabiskan masa mudaku untuk menunggu dan memaafkanmu."

Dengan lesu, Dipta terpaksa setuju dengan persyaratan yang di ajukan oleh sang istri.

"Baiklah Met," lirihnya.

Setelahnya Meta keluar dengan perasaan lega. Dia tak mau berharap Dipta akan memegang janjinya.

Jika memang Dipta tak bisa memenuhi janjinya, Meta berpikir akan lebih mudah meninggalkan laki-laki itu karena dia di beri waktu untuk menata hatinya selama kurang lebih satu hingga tiga bulan ke depan.

.

.

Dipta sampai di kantor dengan perasaan berkecamuk. Lelaki itu bingung bagaimana menghadapi Jelita nanti.

Dia berharap sang kekasih masih izin hari ini agar dia bisa memikirkan bagaimana cara memutuskannya nanti.

Hati Dipta merasa perih saat mebayangkan akan melepaskan kekasih yang sudah di cintainya hampir sepuluh tahun itu.

Namun sayang, takdir berkata lain. Jelita justru sudah menyambutnya dengan senyum yang sangat menawan.

"Pak Dipta selamat pagi," sapanya.

"Kamu udah sehat Je?"

"Udah pak—" Jelita lalu menatap sekitar dan kembali melanjutkan ucapannya.

"Bisa kita bicara Mas?" bisiknya.

"Ada apa?" tanya Dipta heran.

"Ayo masuk ke ruangan mas?" ajak Jelita sembari membawa berkas agar tak terlalu kentara jika mereka memiliki hubungan.

Dipta mengikuti keinginan sang kekasih untuk masuk ke dalam ruangannya.

Kini dia harus konsisten dengan keputusannya.

Maafkan aku Je, mungkin kedepannya aku akan menyakiti hatimu. Bahagialah, meski tanpa aku.

"Mas kamu beneran beliin aku apartemen?"

Dipta lalu terdiam. Dia lupa jika telah mengirim pesan kemarin pada sang kekasih.

"Aku hanya menyewanya," balas Dipta datar.

Melihat sang kekasih yang tiba-tiba berubah, membuat Jelita merasa bingung. Ia menebak jika Dipta saat ini tengah merajuk karena di abaikan olehnya selama dua hari.

"Kamu kenapa sih Mas? Marah karena aku diamkan?" bujuk Jelita sembari memeluk sang kekasih dari belakang.

Dipta melepas pelukan sang kekasih dan kembali menatap kelayar komputernya.

"Kamu beneran marah sama aku mas? Harusnya aku loh yang marah, kok kamu jadi gini? Oh aku tahu, apa kamu di tekan sama mamahmu lagi mas?"

"Jangan bawa-bawa mamah dalam pembicaraan kita Jelita! Dia enggak ada hubungannya dengan itu!"

"Alah, aku yakin mamah kamu mendesak kalian untuk segera memiliki cucu lagi kan? Atau jangan-jangan—"

"Jangan bilang kalau kamu saat ini merasa bersalah karena telah menyentuh Meta mas!" pekik Jelita dengan pikiran ngawurnya.

Dipta menatap Jelita sangat dalam. Meski tebakan Jelita sangat jauh dari kejadian yang ia alami.

Namun ucapan Jelita memberikan satu jalan untuk melepaskan kekasihnya itu.

"Apa yang salah dengan hubungan kami Je. Kami suami istri," ucap Dipta tanpa mampu menatap Jelita.

Mata Jelita terbelalak tak percaya. Apa yang dia takutkan selama ini akhirnya terjadi juga.

"Ka-kamu serius mas?" ucap Jelita dengan air mata yang tiba-tiba meluruh.

"Tega kamu mas. Lalu bagaimana dengan aku mas? Apa kamu akan meninggalkanku?"

Hati Jelita sakit bukan main mendengar kenyataan itu.

Dipta memberanikan diri menatap sang kekasih. Dalam hati dia meminta maaf tanpa henti pada Jelita.

"Hubungan kita salah Je. Aku ini seorang suami yang juga adik iparmu, jadi aku—"

Jelita menutup kedua telinganya. Dia tak siap mendengar ucapan menyakitkan dari sang kekasih.

Jelita tak sanggup kehilangan seseorang yang sangat berarti di hatinya. Hanya Dipta yang dia miliki, tak mungkin dia melepaskan lelaki itu.

"Cukup, aku ngga mau dengar Dipta!"

Setelah menenangkan diri. Jelita lalu menatap sang kekasih dan tersenyum. Senyum yang di tampilkan adalah senyum penuh luka dan Dipta tak suka itu.

"Lupakan obrolan kita tadi Mas. Aku yakin kamu lagi merencanakan sesuatu. Aku akan pura-pura terkejut nanti, aku janji," elak Jelita.

Gadis cantik itu tak mau memikirkan hal yang menyakitkan. Ia yakin ada suatu yang tengah di persiapkan kekasihnya.

Jelita lalu pamit undur diri. Dia akan kembali bekerja seperti biasa dan membiarkan Dipta menenangkan diri.

Dipta menatap kepergian sang kekasih sampai Jelita hilang dari pandangannya.

Kegiatan mereka hari itu seperti biasa, bahkan tak terlihat jika mereka habis bertengkar. Jelita juga bersikap profesional. Hanya Dipta saja yang terlihat sekali menghindarinya.

Setelahnya Dipta lalu menemui atasannya. Dia harus segera mengatur rencana kepindahannya agar Meta dan sang ibu percaya dengan niatnya.

"Pak Dipta, silakan duduk. Ada apa Pak Dipta?" ucap Pak Sukma ramah.

"Pak Sukma, apa tawaran bapak untuk pindah di kantor cabang masih berlaku?"

Atasan Dipta itu mengernyit heran. "Kenapa Pak Dipta menanyakannya?"

"Saya—" jawab Dipta sedikit ragu-ragu.

"Saya mau menerimanya kalau memang masih bisa pak," sambung Dipta tak menyakinkan sama sekali.

Pak Sukma tersenyum tipis. Dia lalu menegakkan duduknya dan menatap bawahannya serius

"Kenapa tiba-tiba? Jangan bilang karena desas desus yang beredar di kantor itu benar?"

Dipta menelan salivanya kasar. Entah apa yang atasannya dengar. Jika memang benar berita kedekatan antara dirinya dan Jelita sampai tercium sang atasan, maka tamatlah sudah riwayatnya.

.

.

.

Lanjut

1
Teh Euis Tea
akhirnya dipta tahu jg kebusukan bpknya dipta dan ibunya jelita
Lovita BM
diamnya wanita ,akan jd malapetaka yg menyakitinya berkali² ,
aqil siroj
tet tottttttttt.... 😄😄😄
ini belum senjata pamungkas ya 😀
Soraya
nex
Devi ana Safara Aldiva
jadi nggak respect untuk melanjutkan baca novel ini low si meta trus dengan dipta
Teh Euis Tea
meta biarkan aj terbongkar semua buar ibunya dipta tau sekalian
Lovita BM
ternyata org terdekat penjahat dan iblis sebenarnya
Viela
rasakan kau jelita.....
aqil siroj
meta meta udah disakitin begitu masih aja dipertahankan.... lama lama be go juga si meta...
Teh Euis Tea
nah kan bener si jelita di kerjain si james, si james ternyata biadab jg beruntng bkn vera yg di rusak
Soraya
dipta mg plin plan
Lovita BM
nah ,gtu kyk Dave teges gk plin plan ,
kasihan meta makan janjimu .
aqil siroj
dufudu.... mampussss
Viela
itulah konsikuensinya tukang selingkuh lho....
Soraya
lanjut thor
Devi ana Safara Aldiva
semoga meta tidak sampai punya anak sama dipta
aqil siroj
duh si jelita masuk kandang singa
Yumi Suryani
keren
haruka
Mudah mudahan Meta lepas dari Dipta, cowonya ga py pendirian
Lovita BM
Lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!