Tambatan Hati CEO Dingin

Nana yang dengan santainya duduk di ruang tamu menunggu para sahabat dan juga ibu tirinya tak ketinggalan calon mertuanya, tampak sedang menyeruput teh hangat yang baru saja dibuatnya.

Mereka semua duduk dan menunggu Dika dan Mulan. Tak lama kemudian mereka berdua datang dan duduk bersisian, Mulan yang tampak tenang dengan tatapan congkak menatap ke arah Nana dan para sahabatnya.

"Kayanya beneran bakalan rame nih.. soalnya orang tua dari kesemek busuk juga orang tua dari si biji korma udah datang..eh ngomong ngomong kok bisa-bisanya ya si kesemek juga si biji korma engga denger kita-kita datang ke kamarnya. Bener- bener deh mereka.." bisik Mel sambil menggeleng gelengkan kepalanya

" Lagian Mel.. mana inget dan mana sempat mereka memeriksa keadaan kamar, udah di ubun-ubun itu si kesemek busuk sama si biji korma. Udah engga tahan pengen tarung adu pinter meraih kenikmatan." timbal Sasa. Para sahabat Nana asik saling berbisik sambil memperhatikan yang terjadi di depan mereka.

" Pernikahan aku batalkan. Jangan pernah berharap aku mau berjalan mendampingimu dan mengucapkan janji suci di depan Tuhan..Manusia sepertimu tak layak mendapatkan janji suciku." ucap Nana dengan tenang tanpa menampakkan emosinya.

"REINE ELENA BELLEROPHON.. Jaga ucapanmu.. Kalau kamu berani membatalkan pernikahan ini jangan harap namamu ada di kartu keluarga papa." bentak papa Nana.

"Na... jangan begitu.. masa hanya masalah kecil seperti ini kamu membatalkan pernikahan kita.. aku memang salah Na.. aku khilaf.." ujar Dika .

" Khilaf katamu? kamu kira aku perempuan bodoh yang gampang memaafkanmu ketika kamu dengan sadar meniduri perempuan j****g ini? jangan kamu kira aku tidak mengetahui kebohonganmu yang lainnya Dika.." suara Nana mulai naik ketika mendengar penjelasan basi Dika.

"Heeeii.. jangan seenaknya menyebut anakku dengan sebutan j****g..Kamu saja yang kurang pandai membahagiakan dan kurang memperhatikan tunanganmu itu..." tungkas Shinta ibu tirinya Nana.

" Kamu tau Na.. Mas Dika itu kan cintanya sama aku .. Dia mau nikah sama perempuan udik model kaya kamu... Toh selama ini kami menjalin hubungan di belakang kamu atas restu dari mamaku..."ujar Mulan sambil tersenyum bangga.

" Bukan begitu Na.. Aku cinta sama kamu kok..kan aku ngajakin kamu nikah.. malah beberapa hari lagi kita kan akan bertukar janji suci.. Mau kan maafin aku sayang?" ucap Dika sambil berusaha meraih tangan Nana.

" Pernikahan tetap aku batalkan. Aku tidak mau menghabiskan hidupku bersama cowo modelan kamu. Tak menghargai kesetiaan pasangan, tukang celup dan tukang sebar kecebong.."tolak Nana sambil menepiskan tangan Dika yang berusaha meraih tangannya.

"Ayolah Nana.. jangan begitu.. pernikahan kita sudah di depan mata. Aku khilaf..Maafkan aku ya Na.. Please Na.. undangan sudah mulai di sebar ke keluarga kita yang rumahnya jauh juga ke teman-teman kita yang ada di luar kota dan luar pulau agar mereka bisa menghadiri pernikahan kita." ucap Dika dengan wajah memelas dan tetap berusaha menggapai tangan Nana.

"Keputusan ku sudah bulat.. aku akan tetap membatalkan pernikahan kita. Aku tidak mau hidup dengan manusia pengkhianat sepertimu." ujar Nana dengan raut wajah datar.

" Ya sudah jika itu memang keputusanmu. Aku kabulkan.. Asal kamu tau aja jika hubungan kami sudah di restui oleh kedua orangtuamu dan juga kedua orang tuaku." seringai kemenangan terulas di wajah Dika.

" Dasar lelaki b***d..selama ini kalian sengaja mempermainkan perasaanku, terimakasih Tuhan ..Engkau telah menunjukan wajah asli dari lelaki ini sehingga aku tidak jatuh kedalam jeratannya... Dan kalian orangtuaku yang terhormat.. selamat atas kesuksesan kalian membuatku hancur.. dan untuk kamu adik tiriku .. semoga kamu bahagia dengan lelaki itu.. silakan ambil lelaki model sepeeti itu.. aku tak butuh lelaki macam itu" dengan wajah dingin Nana berkata kepada kedua orang tuanya juga pada Mulan.

" Kamu tau.. jika bukan karena warisan kakek yang mengharuskan aku menikahimu.. mana mau aku bertunangan dan merencanakan pernikahan dengan perempuan udik sepertimu.. Kamu itu sudah tidak bisa merawat diri, tampang pas-pasan malah bisa di bilang minus, engga pandai menyenangkan pasangan.. melihatmu saja aku jijik.. tak bernafsu.. beda jauh dengan Mulan.." hina Dika.

"Eh Ly.. si Dika matanya siwer ato katarak sih? masa si Mulan lampir yang wajahnya mirip kesemek di bilang cantik?" bisik Mel ke Lily.

" Namanya juga orang lagi jatuh cinta Mel, kotoran ayam pun di taruh di piring berbalut keju pasti rasanya enak jika itu dimakan berdua dengan Mulan" balas Lily yang juga berbisik.

" Bukan siwer lagi tapi kayanya matanya si dika itu perlu pake teropong bintang biar jelas dan bisa bedain mana bidadari mana dakocan.." timbrung Sasa.

" Na.. apa salahnya sih jika kamu menuruti keinginan papa? Toh tinggal menikah saja dengan Dika.. Selesai menikah kamu bisa bebas memilih pasangan lagi. Asalkan kamu mau menikah dengan Dika semua keinginan kamu pasti akan dipenuhinya. Dan jika Dika memilih untuk menjadikan Mulan adikmu sebagai istri keduanya kamu kan tinggal terima aja. Toh kamu engga rugi kan.. malah kamu nanti engga usah cape buat ngurusin Dika. Papa setuju dan rela kok jika Mulan jadi istri kedua Dika" ujar Abraham yang di angguki setuju oleh kedua orang tua Dika.

"Iya Na..Menikah saja dengan Dika toh nanti kamu hidupnya senang. Jika ingin sesuatu kan tinggal minta sama Dika, dengan wajah pas-pasan model kamu mana ada yang mau nikahin kamu. Masih untung Dika mau menerima kamu dan menjadikanmu istrinya, laki-laki lain mana mau menikahimu." tambah Bima papa Dika.

"Ya Tuhan.. ini kayanya sekeluarga perlu di pakein teropong bintang.." bisik Mel sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

" Jadi selama ini papa dan mama sudah mengetahui jika Dika menjalin hubungan di belakangku? Dan kalian pun merestui hubungan itu? Lalu jika demikian mengapa kalian menerima lamaran Dika untukku? Kenapa bukan Mulan saja yang kalian jadikan tunangannya Dika?" jerit Nana tanpa bisa mengendalikan emosinya lagi ketika mendengar penuturan papa kandungnya juga penuturan calon papa mertuanya.

" Yang mengatur semua itu kakeknya Dika. Dan papa sih terserah sama Dika.. jika Dika lebih suka sama Mulan papa engga bisa apa-apa. Yang penting kan anak papa menikah sama Dika." dengan enteng Abraham menjelaskan lebih rinci.

"Pokoknya pernikahan kalian tetap akan dilaksanakan. Urusan cinta itu nomor delapan belas. Yang penting warisan kakek jatuh ketangan Dika." putus Bima setelah berdiam beberapa saat.

" Nana tetap menolak untuk menikah dengan Dika. Selama ini ternyata Papa dan keluarga semua membohongi Nana. Tak pernah papa sedikit pun memikirkan perasaan Nana, yang papa pikirkan hanyalah kebahagian anak haram papa yang begitu papa sayangi.." ucapan Nana tak sempat lagi terucap kelanjutannya karena tamparan keras di pipinya yang diberikan oleh Abraham mendarat sempurna di pipi kanan Nana.

" Jaga ucapanmu Nana, Mulan anak papa, dia juga berhak bahagia dan berhak mendapatkan kasih sayang papa." tunjuk Abraham dengan emosi.

"Tuh pa coba lihat dan dengar perkataan anakmu dari perempuan yang dulu papa nikahi. Sudah jelas Mulan lebih unggul segala-galanya di banding dia.. masih juga engga mau menerima kenyataan jika Dika lebih memilih Mulan daripada dia. Hanya karena persyaratan gila untuk mendapat mendapatkan harta kakek, dia tak mau berkorban." ujar Astrid semakin membuat Abraham kesal kepada Nana.

" Aku tetap tidak akan menikah dengan Dika, jika memang dika ingin menikah.. menikah lah dengan Mulan.. kan dia yang kamu inginkan. Bahkan kalian pun telah melakukan perbuatan menjijikkan. Apa perlu aku memviralkan perbuatan kalian barusan yang sedang bertukar peluh tanpa tau malu dan tanpa sadari di saksikan oleh kami semua?" seru Nana sambil memegang pipinya yang merah akibat tamparan Abraham.

" Dasar anak tak tahu diuntung..Menyesal aku telah setuju untuk memelihara dan membesarkanmu. Andai saja aku tahu jika yang aku pelihara ini tak pandai berterimakasih pasti akan aku biarkan wanita kampungan itu membawamu pergi bersamanya." umpat Abraham sambil kembali melayangkan tamparan ke pipi Nana yang untungnya berhasil di tungkas oleh Sasa.

" Cukup om.. Om Abraham tega menampar dan melukai Nana. Jika memang om tidak iklas membesarkan Nana mengapa waktu Nana dipinta mamanya om tidak memberikannya. Malah om sembunyikan Nana agar tidak di ambil oleh mamanya." ujar Sasa sambil mendelikkan matanya.

"Eh bocah kemarin sore.. tidak usah kamu ikut campur dan mau tau alasanku. Seharusnya wanita kampung itu tidak datang mencari dan meminta Nana untuk diasuhnya. Puuiihh...Perempuan luchnuth itu tak pantas mendapatkan Nana. Biar saja dia menderita kehilangan anaknya." cibir Abraham sambil meludah.

" Dika.. pernikahan ini tetap akan dilangsungkan semua yang telah disiapkan.. Pengantin perempuan tinggal ganti saja, toh kakek sudah meninggal tak akan bisa protes. Lagipula papa dan mama tak sudi punya menantu kampungan .. udik.. kucel.. tak pandai mengurus diri.. macam dia.." ujar Cecilia.

" Eh tante.. seharusnya tante pake teropong bintang deh ... biar bisa lihat sejelas-jelasnya wajah mulan dan wajah Nana.. Jelas-jelas wajah Nana itu mirip sama mbak Sophia Latjuba sedangkan muka Mulan mirip mpok atik masa bangga sih punya calon mantu mirip mpok atik ? " ucap Mel sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

" Dika.. aku tahu jika kalian melakukan hal ini bukan hanya sekali.. tapi telah berulang kali.. selama ini aku bersabar karena aku mencintaimu dan menerimamu apa adanya. Berharap jika menjelang pernikahan ini kamu akan menyudahi perselingkuhan ini.. tapi nyatanya..? Malah semakin dibiarkan semakin menjadi kalian.. Terang terangan mengumbar kemesraan di muka umum tanpa peduli sekitar kalian." kata Nana dengan raut kecewa.