Seorang wanita cantik membawa setangkai bunga mawar merah. Sepulang dari bekerja menyempatkan diri untuk membeli bunga, sebagai hiasan di kamarnya.
Namun, melihat seorang pria selesai membelikan bunga dan masuk kedalam mobil.
Bunga di tangannya itu, langsung jatuh ke aspal dan di tabrak orang-orang lewat. calon suaminya itu, tengah bersama dengan seorang wanita yang dikenalnya.
Bunga yang sudah hancur, seperti hatinya saat ini.Akan tetapi,dia mengambil bunga sudah tidak layak lagi. Langkah kakinya terus berjalan menempuh hujan, bercampur dengan air matanya.
Mampukah melupakan semuanya itu? Apakah dia bisa menyimpan semuanya, menganggap tidak melihat apapun?Yuk kepoin ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.9
"Hahahaha.... Hahahaha...!". Mawar, tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan sepupunya.
"Kenapa kamu tertawa, Mawar? Tidak ada yang lucu,paham!". Bentak Sinta, mengepalkan kedua tangannya.
"Katamu tadi apa, Sinta? Kamu pergi dari rumah ini, lalu lepas tanggung jawab ibu dan adikmu? Hahahaha... Kau jangan melawak segala, mereka berdua adalah keluarga mu. Kamu tidak lupa, siapa melahirkan mu di dunia ini? Jelaslah bi Leha,bukan ibuku! Bisa-bisanya tidak mau bertanggung jawab, aneh!". Mawar, menggeleng kepalanya.
"Sudah! Sudah, hentikan! Kalian jangan bertengkar seperti ini, Sinta berikan uang untuk ganti rugi. Ayo!". Perintah bi Leha,kepada anaknya itu.
"Gak akan pernah,bu! Keenakan dia, aku pergi dari rumah ini.Baik,aku akan membawa ibu dan adikku. Akan aku balas ucapan mu itu, lihatlah rumahku jauh lebih besar dari ini!. Bu,aku pergi dulu sebentar mencari rumah baru kita". Sinta, belum apa-apa sudah sombong.
"Oke, buktikan ucapanmu itu. Bi Leha, Bastian, siapkan barang-barang kalian". Mawar, beranjak pergi meninggalkan mereka berdua. Niatnya untuk membawa motor ke bengkel, dia mengambil jatah cuti hari ini. Memastikan para benalu keluar dari rumahnya, tidak sabar untuk bebas dari mereka.
Sinta, beberapa kali menghubungi Romi yang tak kunjung mengangkat panggilan telponnya. Terpaksa dia menggunakan motor adiknya, untuk menemui Romi ke tempat kerja.
"Mawaaaaarrr...!". Teriak Sinta,ban motor adiknya di sayat juga sampai keluar ucusnya.
Mawar, mendengar teriakkan langsung cekikikan menahan tawanya. Beruntung sekali,bengkel tidak jauh seperti dulu.
Lagi dan lagi Tohir menggeleng kepalanya. Hanya Mawar, seringkali motornya masuk bengkel. Pasti mendapatkan kerusakan yang parah, tidak seperti orang lain.
"Mendingan neng,simpan motornya di sini. Biar aman dari orang jahat itu,kamu yang kasian neng". Kata Tohir, menggeleng pelan.
"Ini yang terakhir,bang. Aku bakalan ngusir mereka dari rumahku, kesabaranku sudah habis juga". Jawab Mawar,pamit pulang dulu untuk membereskan semua.
Jasper, meminjamkan motornya karena kasian harus jalan kaki. Mawar, langsung menyambut kunci motor dan membawanya pulang.
Benar sekali,bi Leha dan Bastian tengah membereskan semua pakaiannya.
"Mawar,kamu tidak benar-benar mengusir bibi dan anak-anak'kan?". Tanya bi Leha, menoleh ke arah keponakannya.
"Kak Mawar, kenapa ban motorku di sayat? Sekarang ini,aku minta uang buat ganti rugi!". Tiba-tiba Bastian, langsung menadahkan tangannya.
"Hahahaha... Emangnya enak,hah? Konsekuensinya suka ngerjain orang,di balas orang dan malah tidak terima. Jangan macam-macam dengan ku ini, siap-siap tinggal di kontrakan kecil!". Mawar, tidak peduli dengan raut wajah sepupunya.
"Tidak! Kak Sinta, bakalan cari rumah jauh lebih besar lagi!". Teriaknya Bastian, mengepalkan kedua tangannya.
"Bastian, kamu jangan seenaknya! Mawar, bantulah bibi memasukkan belanjaan bahan dapur ke plastik. Bahan dapur itu,uang dari pacarnya Sinta dan kamu tidak berhak". Perintah bi Leha, langsung.
"Lakukan sendiri sana,bi! Sekalian yah,isi gas elpiji di kosongkan. Masukan ke dalam plastik isi gasnya,kalau tabungnya punya aku. Jangan main-main ambil saja,bi". Kata Mawar, tersenyum kecil.
``Nak Mawar,kamu gak kerja?``.Tanya bi Leha,menatap wajah keponakannya itu.
``Hari ini,aku sengaja cuti buat pastiin kalian pergi dari rumahku.Takutnya sih,barang-barang aku hilang``.Jawab Mawar,duduk santai dengan segelas teh hangat.
Keterlaluan Mawar,dia benar-benar mengawasi kami.Semoga saja,Sinta mendapatkan rumah baru dan jauh lebih besar.Romi,pasti mau mengabulkan keinginan anakku.Dia pasti tidak menolaknya,karena menyayangi Sinta buktinya membuang Mawar.Batin bi Leha.``Mawar,kamu tidak malu dengan tetangga?Kamu tega banget ngusir kami dari sini,pasti mereka mengatakan buruk dengan sikapmu``.
``Oh...Soal itu,jangan khawatir kok.Aku sudah lapor sama pak Rt,kenapa aku ngusir kalian?Alasannya kalian itu,sudah bikin onar dan mengusik ketenanganku.Satu lagi,aku juga memperlihatkan aksi Bastian merusak motorku.Bahkan aku mendapatkan kabar lho,setiap bulannya bibi suka beli tas dan lainnya.Aku yakin sekali,uang dari bulanan aku.Bibi,aku tidak menyangka dengan kelicikan itu?Aku sepenuhnya mempercayai bibi,dengan memberikan uang bulanan dan bisa melengkapi isi dapur dan lainnya.Pantes tiap bulan minus terus rupanya masuk kantong,bibi.Terus berpura-pura dengan sayur dan ikan naik.Mang Toriq,sudah menjelaskan kepadaku semua.Satu lagi,kalau bibi mau beli apapun dan jangan gunakan uang bulanan yang aku berikan.Bibi,masih punya anak dan gaji lumayan juga.Maka dari itu,aku menyerah menampung bibi di sini``.Mawar,sudah membongkar kebusukan bibinya itu.
Bagaimana ini,Mawar benar-benar benci sama aku.Semuanya terbongkar sudah,tidak ada kesempatan lagi.Batin bi Leha,meremas baju dasternya.``Bastian!Ayo,kita bawa semua barang milik kita keluar.Sepupumu ini,sudah tidak punya hati lagi!Ibu,enggan masuk kedalam rumah ini!``.
``Bibi,bibi,bilang saja malu denganku ini.Sebab ketahuan semuanya,jauh lebih baik keluar sekarang juga.Sebelum para tetangga heboh,terus pak RT datang untuk mengeluarkan kalian.Aku bisa tidak punya hati kepada keluarga,bi.Itu semua karena balas dendam.Hatiku sakit banget bi,dimana perlakuan kalian kepadaku.Sinta,dia benar-benar jahat dan merebut calon suamiku.Bastian,suka seenaknya merusak motorku.Bibi,seringkali membohongiku terus-terusan.Sedangkan aku apa,bi?Mau memberikan tumpangan kepada kalian memenuhi kebutuhan sehari-hari agar kita makan sama-sama.Tapi,balasannya apa?Hanya sakit yang aku dapatkan,cukup untuk memberikan kesempatan lagi.Silahan,pergi!``.Mawar,menghapus air matanya.Sebenarnya dia tidak tega dengan bibinya,satu-satu keluarga dari ibunya itu.Keluarga ayahnya memang ada,tapi jauh dan diluar kota.
Bi Leha dan Bastian mengeluarkan tas dan barang milik mereka.Para tetangga tengah mengintip,sudah pasti bergosip ria.
``Bibi,tidak mengambil bahan dapur yang di belikan Sinta.Anggap saja,sebagai kata maaf dan membayar semuanya.Mawar,bibi minta maaf sama kamu.Sekarang ini,bibi sudah menyesal karena lancang.Apa lagi,anak-anaknya bibi sudah kelewatan batas.Wajar saja,kamu tidak memaafkan kami.Terimakasih,atas semuanya dan memberikan tumpangan sampai bertahun-tahun``.Kata bi Leha,menundukkan kepalanya karena malu.
Aku harus secepatnya ganti kunci rumah,pasti bibi punya kunci rumah cadanganku.Bisa jadi,bibi bakalan datang diam-diam dan mengambil barangku.Batin Mawar,raut wajahnya berubah masam dan enggan memaafkan bibinya.
Syukurlah Mawar tidak meminta kunci cadangan rumah ini,bahkan aku menyimpan kunci pintu belakang.Beberapa hari nanti,aku datang dan mengambil barang-barang milinya itu.Batin bi Leha,masih memiliki rencana licik.
``Mawar,bibi numpang duduk di sini dan menunggu Sinta menjemput kami menggunakan mobil``.Bi Leha,meminta izin.
Mawar,hanya mengangguk kepala dan memasukkan motor Jasper ke dalam rumah.Lalu,mengunci pintunya sudah tidak peduli dengan bibinya.
