NovelToon NovelToon
Dia Lelakiku

Dia Lelakiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Menikah dengan seseorang yang di cintai adalah impian semua orang, sama seperti Meta yang akhirnya bisa bersanding dengan lelaki yang ia cintai sejak kecil— Dipta.

Namun setelah menikah sikap Dipta yang dulu hangat, berubah semakin dingin dan tak terjangkau.

Meta tak tahu kenapa!

Namun akhirnya sebuah rahasia besar terungkap, membuat Meta bimbang, haruskah dia melepaskan orang yang ia cintai agar bahagia.

Atau membuktikan pada Dipta bahwa kebahagiaan lelaki itu ada padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali

Paginya, Meta segera bersiap, dia akan kembali ke Jakarta. Cukup baginya untuk menenangkan diri.

Masalahnya harus di hadapi dan di selesaikan. Jika berpisah adalah akhirnya, Meta berharap semoga akan ada kehidupan baik ke depannya untuk dirinya.

"Go ... Go ... Semangat Meta," ujarnya menyemangati diri.

Tak lama asisten rumah tangga yang menjaga vila milik ibunya mengetuk, membuat Meta mengakhiri acara membereskan barang bawaannya.

"Ya Bi?"

"Itu Non, ada Mas Ale di depan, mau ketemu sama Non," jawab sang asisten.

"Mas Ale? ya udah terima kasih ya bi."

Meta bergegas turun untuk menemui Ale. Penasaran juga dengan keperluan lelaki itu padanya hingga pagi-pagi datang ke vilanya.

"Mas Ale?" panggilnya pada lelaki yang saat itu tengah memakai pakaian serba putih dari baju hingga celananya.

"Met? Kamu mau ke mana?"

"Eh, ini aku mau pulang Mas."

"Pulang? Sama siapa?"

"Sendiri, nanti naik taksi dari sini."

"Aku antar—" ucap Ale tegas.

"Loh, ngga usah mas, aku bisa sendiri!" tolak Meta yang tak ingin merepotkan tetangganya.

"Udah, sekalian aku juga mau balik ke Jakarta."

"Mas bukannya baru datang semalam, sekarang mau balik lagi? Kalau cuma mau nganterin aku ngga usah mas, aku bisa sendiri," kekeh Meta.

"Met, aku ngga menerima penolakan. Kamu tunggu di sini aku ambil mobil dulu."

.

.

Di kediaman Dipta, Jelita yang sejak semalam tidur di kamar tamu tak henti-hentinya memanyunkan bibirnya pagi ini.

"Kamu kenapa Je? Ini aku udah ajak kamu pulang ke rumahku, sekarang apa lagi?"

"Kamu marah sama aku mas?"

Dipta menarik napas panjang, dia bukannya marah, hanya saja khawatir jika Meta atau kedua orang tua mereka tiba-tiba datang. Entah apa yang akan dia katakan pada mereka tentang keberadaan Jelita di kediamannya.

"Aku hanya khawatir jika Meta tiba-tiba pulang dia pasti akan salah paham," jelasnya.

"Mas mengkhawtirkan perasaan Meta? Jika Meta sudah tahu, bukankah ini lebih baik?"

"Apa maksud kamu Je?"

Jelita lalu memegang tangan sang kekasih. Ina yang melihat sikap keduanya merasa kesal bukan main, tapi tak ada yang bisa ia lakukan. Ia sadar diri jika hanya seorang pekerja di sana.

Ina hanya tak menyangka kakak dari majikannya benar-benar tak punya hati hingga menyakiti hati adiknya sendiri.

Dipta yang melihat asisten rumah tangganya menatap tangannya yang di genggam Jelita, buru-buru melepaskan pegangan kekasihnya itu.

Jelita tersentak, dia lalu melirik sang asisten dan mendengus.

"Ayo ikut aku!" ajak Dipta yang tak ingin obrolannya di dengar oleh Ina.

Dia yakin Bi Ina pasti akan membela Meta. Jika Ina mengadu yang macam-macam, bisa panjang urusannya, pikir Dipta.

"Kenapa mas? Kamu takut sama pembantu kamu itu? Tinggal pecat aja!" gerutu Jelita.

"Dia bukan bekerja untukku, tapi bekerja untuk mamih kalian!"

"Maksudnya? Mamih yang bayar Bi Ina untuk menjaga anak manjanya?"

Kini sifat asli Jelita sudah muncul sedikit demi sedikit, membuat Dipta benar-benar merasa heran.

Jelita yang dulu ia kenal baik dan lembut, entah kenapa berubah drastis sejak kemarin.

"Kamu kenapa Je? Aku merasa kamu berbeda. Dulu kamu ngga pernah seperti ini pada Meta. Ada apa?" cecarnya begitu keduanya duduk di ruang kerja Dipta.

"A-aku kenapa Dip? Kamu marah hanya karena aku mengatakan Meta anak manja?"

"Bukan begitu, tapi semua sikap kamu. Maaf kalau ini nyakitin kamu, kemarin kamu mikir ngga minta pulang ke rumah ini akan membuat segalanya berantakan?"

Jelita terbelalak tak percaya, dia pikir Dipta tak keberatan dengan kehadiran dirinya di rumahnya.

Namun perkiraannya salah, sang kekasih ternyata tak menyukai idenya.

Jelita tahu permintaannya terasa kurang ajar. Namun dia punya sesuatu yang ia takuti, apalagi kalau bukan dengan ibunya Meta.

Dia berpikir akan sedikit merasa aman jika berada di rumah Dipta. Entah di mana ibu tirinya itu berada. Hingga saat ini dirinya belum melihat wanita yang selama enam belas tahun hidupnya ia panggil mamih itu.

"Maaf kalau kehadiranku di sini membuat kamu enggak nyaman Mas."

Jelita berlalu pergi, dia tahu mungkin Dipta merasa tertekan dengan situasi mereka saat ini dan Jelita tak ingin membuat perasaan Dipta goyah padanya.

Ingin menjelaskan apa yang dia risaukan, tapi ia takut jika nanti Dipta akan meninggalkannya.

"Je tunggu!" Dipta berusaha mencegah Jelita tapi dia kalah cepat, sebab Jelita sudah masuk ke dalam kamar tamu dan menguncinya dari dalam.

Di luar kamar Jelita, Dipta berusaha menurunkan egonya dan membujuk sang kekasih.

Dia sudah mengambil keputusan, yaitu akan membawa Jelita pindah ke apartemen yang sudah dia sewa.

Namun rencana itu belum dia katakan keburu Jelita merajuk dan mebuatnya semakin kacau.

Tak lama Jelita keluar dengan membawa kopernya.

"Je tunggu, kamu salah paham. Dengerin aku dulu sayang," ucap Dipta lembut.

"Mas mau ngomong apa lagi? Aku udah ikhlas jika mas tak mau menerima aku di sini, sekarang mas mau apa lagi?"

"Apa kalian ngga bisa sabar?" ucap seseorang dari arah pintu utama.

Mata Jelita melebar, begitu pula dengan Dipta yang terkejut bukan main melihat keberadaan Meta di depan rumah.

"Me-Meta?" lirih Jelita.

Meta mengabaikan kedua orang yang sedang syok itu dan berbalik menatap Ale yang justru memandang dua orang yang berada di dalam rumah Meta dengan tatapan tajam.

Jelita juga tak percaya jika Meta bisa datang bersama dengan mantan kekasihnya.

"Makasih ya mas Ale. Maaf enggak bisa ngajak mas Ale mampir, situasinya—"

Ale lalu mengalihkan pandangannya kepada Meta. Dia menatap sendu pada gadis manis di depannya itu.

"Ngga papa Met, kamu jaga diri ya. Jangan lupa hubungi aku," balas Ale lembut.

Dipta yang melihat interaksi keduanya mendadak merasa tak senang.

Rahangnya mengeras, ingin sekali dia menarik Meta dari hadapan lelaki asing itu.

Ale memilih segera pamit karena tak mungkin dia ikut campur ke dalam permasalahan ketiganya.

"Kamu kabur sama lelaki lain Met?" ucap Jelita tiba-tiba.

Meta yang mendengar ucapan sang kakak lalu berbalik.

"Kenapa kamu tak menyapa Mas Ale?" balas Meta dingin.

Jelita dan Dipta cukup terkejut dengan perubahan sikap Meta yang terlihat datar.

"Aku bukan kamu yang rela tinggal di rumah lelaki beristri," sindirnya telak yang membuat Jelita bungkam.

Meta lantas duduk di sofa ruang tamu. Kini dia semakin yakin dengan keputusannya berpisah dengan Dipta.

Bohong jika saat ini Meta tak merasakan sakit hati melihat keberadaan Jelita di rumahnya. Pikiran buruknya membayangkan hal yang tidak-tidak tentang keduanya.

"Siapa lelaki itu Met?" tanya Dipta yang ikut duduk di hadapan sang istri.

"Dia Mas Ale," jawab Meta sembari melirik Jelita.

Jelita yang khawatir Meta akan memojokkannya tentang Ale memilih kabur dari sana. Dia tidak siap menjelaskan, pikirannya buntu, dia takut salah ucap yang bisa membuat Dipta ragu padanya.

"Ya udah mas aku pulang dulu, berhubung istri kamu juga udah pulang," sambar Jelita buru-buru.

Saat Jelita hendak beranjak, Meta kembali berucap yang menghentikan langkahnya.

"Kukira kamu akan merasa sedikit merasa bersalah sama aku Lit. Ternyata perkiraanku salah, apa tak ada kata maaf yang ingin kamu ucapkan padaku Lit?"

Meta jengah harus memanggil Jelita dengan panggilan Ka, toh mereka hanya berbeda satu tahun saja.

Lagi pula sikap Jelita tak mencerminkan sikap seorang kakak pada adiknya, jadi untuk apa meta bersusah payah menghormati Jelita.

"Aku tak merasa bersalah padamu. Harusnya kamu yang minta maaf dan sadar diri. Kamulah yang hadir di tengah-tengah hubungan aku dan Dipta," jawab Jelita geram.

Meta tersenyum tipis lalu beranjak bangkit dan mendekati Jelita.

Jelita merasa waswas, tiba-tiba dia merasa jika Meta terlihat sangat menyeramkan baginya hingga membuat Jelita memundurkan langkahnya.

"Kau benar, baiklah, aku minta maaf, tapi bisakah kamu sedikit bersabar? Tak lama, hanya sampai kami benar-benar bercerai," ucap Meta datar.

Dipta terkesiap dengan ucapan Meta. Bercerai? Entah kenapa saat kalimat itu terucap dari mulut Meta terasa menyakitkan baginya.

Hubungan kakak beradik itu berubah dingin. Meta dan Jelita seperti dua orang yang sudah bermusuhan sejak lama. Padahal baru dua hari yang lalu keduanya saling mengumbar kemesraan layaknya seorang kakak dan adik.

Meta berlalu dari sana, membiarkan sepasang kekasih itu berbicara tentang apa yang ia ucapkan tadi.

.

.

.

Lanjut

1
Teh Euis Tea
akhirnya dipta tahu jg kebusukan bpknya dipta dan ibunya jelita
Lovita BM
diamnya wanita ,akan jd malapetaka yg menyakitinya berkali² ,
aqil siroj
tet tottttttttt.... 😄😄😄
ini belum senjata pamungkas ya 😀
Soraya
nex
Devi ana Safara Aldiva
jadi nggak respect untuk melanjutkan baca novel ini low si meta trus dengan dipta
Teh Euis Tea
meta biarkan aj terbongkar semua buar ibunya dipta tau sekalian
Lovita BM
ternyata org terdekat penjahat dan iblis sebenarnya
Viela
rasakan kau jelita.....
aqil siroj
meta meta udah disakitin begitu masih aja dipertahankan.... lama lama be go juga si meta...
Teh Euis Tea
nah kan bener si jelita di kerjain si james, si james ternyata biadab jg beruntng bkn vera yg di rusak
Soraya
dipta mg plin plan
Lovita BM
nah ,gtu kyk Dave teges gk plin plan ,
kasihan meta makan janjimu .
aqil siroj
dufudu.... mampussss
Viela
itulah konsikuensinya tukang selingkuh lho....
Soraya
lanjut thor
Devi ana Safara Aldiva
semoga meta tidak sampai punya anak sama dipta
aqil siroj
duh si jelita masuk kandang singa
Yumi Suryani
keren
haruka
Mudah mudahan Meta lepas dari Dipta, cowonya ga py pendirian
Lovita BM
Lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!