Ganti deskripsi karena author menyerah. Susah banget menulis hal yang sudah berlalu puluhan tahun yang lalu.
Seorang gadis sempurna dari keluarga baik-baik menjadi korban nafsu binatang pemuda kaya raya hanya karena dendam karena ditolak cintanya.
Bagaimana cara dia mengatasi supaya bangkit dari keterpurukan?
Sebuah kisah yang terinspirasi dari kisah nyata. Hanya terinspirasi saja. Tidak berusaha memotretnya lebih jauh karena pengetahuan author tidak sedalam itu.
Maaf jika tidak memuaskan beberapa pihak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mas Guntur ke kota J
Guntur sudah mempersiapkan semua dengan rapi. Semua barang yang sekiranya tidak ada di kota J, dia beli di kota B. Walaupun di kota J ada budhe Dewi, tapi karena tempat kerjanya jauh dari rumah Budhe, maka Guntur berniat kost saja.
Ternyata di puskesmas tempat dia bekerja memiliki rumah dinas di belakang bangunan puskesmas tersebut. Guntur ditawari untuk tinggal disitu. Keluarga itu sangat bahagia. Semua aman dan tercukupi. Paling hanya beli beberapa di toko perlengkapan kost di toko L.
"Kotanya enak ya Mas. Walaupun ngga seramai kota B. Tapi disini semuanya deket."
"Apa kamu besok kuliah disini aja Rin?"
" Besok, masih setaun lagi. Karin sih bingung. Mau Kuliah disini apa di kota B ya?"
"Kalau disini kamu bisa lebih konsen. Ngga banyak keramaian event atau konser disini!"
"Um, Aku pengennya deket ma Bapak Ibu."
"Ngga mandiri nanti kamu.. "
"Aku pikirin deh... "
"Tapi kalau disini, angkuhmu itu diilangin, Rin. Ngga sopan."
"Memangnya kalau ngga sopan mereka marah?"
"Ya enggak. Tapi kamu tetep diperlakukan dengan baik dan sopan. Akhirnya jadi segan. Trust me!"
"Hah ribet bener."
"Disini banyak orang yang pinter tapi ngga sombong kaya kamu." ucap Guntur kemudian memencet hidung Adiknya dengan sayang.
"Tapi makanannya ngga variatif."
"Buat apa variatif tapi ngga bikin selera?"
"Mas, kayaknya aku kuliahnya disana aja deh.. disini bakal banyak Mas protesin."
"Mau kuliah jurusan apa emangnya?"
"Mau jadi pengacara."
"Disini ajaaa.. Disini malah terkenal terbaik!"
"Wah, iya kah?"
"Karina, Udahhh, ayok pamit!" Ujar ibu dan bapaknya menyela. Memang hari ini mereka harus pulang ke kota B.
Karina kemarin sudah izin 1 hari sama guru untuk mengantar kakaknya ke kota J
......................
Sementara di tempat lain dan di lain waktu, Radit menyalakan komputernya. Dia mencari CD yang diambilnya dari rumah Vano dan memutarnya.
Beberapa kali pipinya merona melihat adegan film blu*e itu. Tongkat kesayangannya mengeras dari tadi. Karena nafsu sudah memuncak, Radit yang kualahan dengan hasratnya melampiaskan ke sabun yang ada di kamar mandi pribadinya di dalam kamar. Dia sebenarnya ingin berhenti bersolo karir. Namun keinginannya terus datang. Bahkan dia mulai mencari yang barang di luar.
"Ah. mau pesen Naldi tapi takut kalau kena penyakit kelamin. Aku ngga yakin dia sehat apa nggak.. ahh sungguh merepotkan."ujarnya dalam pikirannya.
"Ka.. rina.. ahhh... "desahnya.
Tok tok tok...
"Papa boleh masuk? tanya Tuan Burhan hati-hati.
Cepat-cepat dia ke meja belajarnya sambil memasang muka serius.
"Masuk aja Pa. Ngga Adit kunci juga kok.
Ceklek..
pintu terbuka dari luar. Tuan Burhan keheranan melihat Radit di dalam kamar. Padahal dulu jarang sekali ada di rumah.
"Dit, kok masih di rumah?"
"Kenapa emangnya?"
"Biasanya dari pagi udah keluyuran. Ngga sakit kan?"
"Ngga sakit Pa. Tenang aja.. "
"Trus ngapain di dalam kamar dari tadi?"
"Belajar!" ujarnya yang seharusnya bikin Papanya menangis bahagia.
"Baca apa itu?"
Buku pelajaran Biologi. kan besok ujiannya itu.. "
"Ahh anak papa ini sudah bisa tanggung jawab."ujar Tuan Burhan bangga. "Ma, anak kita sudah bisa mikir.. ". tambahnya lagi kemudian menuruni tangga.
Tanpa di sadari orang tuanya di dalam buku terdapat bacaan unfaedah. Setelah melihat film blu*e itu pikiran Radit tidak bisa lepas dari hal-hal segala macam tentang hal itu.
