NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kegelisahan Romi

Sorot sinar matahari semakin naik tepat diatas ubun ubun, padahal waktu masih menunjukan pukul sebelas siang. 

Dimas dan kawan kawan masih sibuk berkutat didepan layar komputer, suasana diruangan Dimas tampak tenang dan hening. Lain suasana diruangan Romi, Romi malah tak bisa fokus mengerjakan pekerjaannya. Kilatan memori yang baru kemarin ia lihat masih saja terbayang bayang, hingga saat ini dompet Hanifah masih ada pada dirinya. 

"Ckk kok aku jadi gelisah gini ya, aku merasa nggak rela kalau Hanifah sudah ada pendampingnya. Tapi bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaanku padanya, aduh ya tuhan, benar apa kata Deri cupu sekali aku sebagai laki laki" Monolog Romi mengusap kasar wajahnya. 

Diam menatap langit langit ruangannya, seraya bersandar pada sandaran kursi kerjanya. Ia sambil berfikir dan mencari solusi, bagaimana caranya agar dia bisa menyatakan perasaanya pada Hanifah. 

"Ini sih harus minta bantuan sama Dimas" Romi mengangkat tubuhnya dari sandaran kursi. 

Dan kini Romi bergegas dengan langkah yang terburu buru menuju ruangan Dimas. Disebrang ruangan Romi, Hanifah tampak sibuk mencari dompetnya. Ia sudah mencari di tasnya, bahkan sampai ia cari diatas meja dan laci. Akan tetapi tetap saja tak ia temukan dompetnya. 

"Aduh gimana ini, gawat kalau ilang beneran. Perasaan kemarin aku taruh didalam tas, tapi kok nggak ada ya, haduuh" Hanifah panik karna dompetnya tak kunjung ditemukan, rasanya ingin menangis. 

Sebab di dompetnya terdapat kartu identitasnya, ia takut jika ditemukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Takut jika kartu identitasnya disalah gunakan oleh orang tak bertanggung jawab, ia tak mempermasalahkan nominal uang yang ada didalam dompetnya. 

"Dim, bantuin aku dim. Plisss" Kata Romi yang main nyelonong masuk ke ruangan Dimas. 

Dimas yang tadinya fokus kearah komputer, kini terkejut dengan kedatangan Romi yang tak diundang itu. 

"Minimal kalau masuk ucap salam kek, ketuk pintu kek. Ini main nyelonong aja, ga sopan" Cibir Dimas pada Romi. 

"Tau tu pak Romi. Ada apa sih sebenernya, datang datang gausah grusuk kayak orang kebakaran jenggot" Bukan hanya Dimas yang kaget karna kedatangan Romi, Deri juga terkejut akan kedatangan Romi yang tanpa permisi. 

"Diem, ini semua juga gara gara kamu, aku jadi nggak tenang dan semakin overthinking" Tutuk Romi pada Deri. 

"Dim, bantuin aku buat nyatain perasaanku ke Hanifah plis, aku nggak bisa diem aja kayak gini" Kata Romi meminta bantuan pada Dimas. 

"Ya elah rom, laki laki macam apa kamu ini. Cuma nyatain cinta aja minta bantuan, badan doang gede, mentalnya mental tempe" Cibir Dimas yang menganggap perkara Romi adalah masalah yang sepele. 

"Ya elah dim, bantuin doang. Aku bingung bagaimana caranya aku ngungkapin kalau aku suka sama dia, tiap kali mau ngomong sama dia. Lidahku kaki banget, tolong dong solusinya gimana?" Kata Romi memohon pada Dimas. 

Sementara Deri terkikik melihat Romi yang tak bisa lagi mengontrol ekspresinya, Dimas hanya nemutar bola mata jengah kearah Romi. 

"Aku sibuk rom, lagi banyak kerjaan. Besok aja sana sana" Kata Dimas mengusir Romi. 

"Yah tega kamu sama aku dim, bantuin. Kalau nggak kasih tau aja caranya bagaimana, biar nanti aku eksekusi sendiri. Eh tapi jangan deng, ayo lah tolong" Romi terus memohon pada Dimas, sampai sampai bersimpuh dan memegangi kaki Romi. 

"Waduh, sampai segitunya pak Romi. Pak malu pak diliat orang nanti" Deri membelalak melihat Romi sudah bersimpuh dikaki Dimas. 

"Rom, apa apan sih kamu. Lepasin! " Pinta Dimas agar Romi melepaskan kakinya. 

"Janji dulu buat bantuin aku, aku gelisah ini overthinking sama Hanifah. Apalagi liat didompet dia ada foto dia sama laki laki, ayo lah" Kata Romi yang enggan melepaskan kaki Dimas. 

"Ih, kamu kahak anak kecil tau nggak. Lepasin Rom" Dimas terus berusaha melepaskan kakinya dari tangan Romi. 

Akan tetapi Romi malah semakin menjadi jadi, melihat Romi yang seperti anak kecil itu hanya satu cara agar Romi berhenti, berhenti bertingkah seperti anak kecil. Muncul ide jail dari Deri, secara berpura pura deri memanggil nama Hanifah. 

"Bu Hanifah? Selamat siang" Kata Deri berpura pura menyapa Hanifah. 

Seketika Romi langsung bangun dan memasang sikap tegas, lalu merapihkan pakaiannya serta rambutnya. Namun saat Romi menoleh ke arah pintu, tak ada siapa siapa disana. 

"Deriiiii" Pekik Romi dan kini sudah mengalungkan lengannya di leher Deri. 

"Aduh... Adu... Salah sendiri bertingkah kayak bayi, udah tua juga" Kata Deri merutuki  Romi. 

"Hey, sudah! Kok kalian malah berantem sih" Dimas melerai Deri dan Romi. 

Deri terbatuk batuk saat Romi melepaskan lengannya dari leher Deri. Bagaimana tak terbatuk batuk, lengan Romi yang kekar menghinpit leher Deri yang badannya terbilang kecil dan sedikit kurus. 

"Kurang aja, kalau saya mati gimana pak" Rutuk pada Romi. 

"Tinggal dimandiin, disholatkan, lalu dikubur" Jawab Romi kesal. 

"Ih amit amit" Deri memukul mukul meja lalu ke kepalanya secara berulang. 

"Udah udah, kok malah jadi ribut gini. Udah Rom, kamu ini masalah cewe aja jadi kayak gini, ya udah nanti bakal kita bantuin. Demi kamu deh biar nggak jomblo lagi, kasihan juga aku liat kamu kayaknya kesepian banget" Kata Dimas sedikit mengejek. 

Dimas, Deri dan Romi sudah berteman akrab, meski terkadang Deri dan Romi sering bertingkah seperti Tom and Jerry. Akan tetapi mereka tak ada yang saling benci membenci. 

"Ya udah, jam istirahat sudah tiba. Sekarang kita makan siang dulu. Sambil kita bahas gimana langkah buat bantuin kamu cara ngungkapin perasaanmu ke Hanifah" Kata Dimas, kini membereskan alat alat tulisnya dan kertas kertas diatas meja. 

Saat ini Dimas dan dua sahabatnya, tengah duduk di kursi panjang dengan didepannya adalah meja panjang. Mereka sama sama memesan semangkok bakso dan secangkir minuman masing masing. 

"Jadi gimana ini?" Tanya Romi yang seakan tak sabaran. 

"Sabar kenapa pak Romi. Makan dulu, sambil mikir" Jawab Deri. 

"Ckk, ah lama" Kata Romi berdecak. 

"Kalok nggak sabaran mending eksekusi sendiri aja Rom" Kata Dimas seraya mengunyah bakso didalam mulutnya. 

Tiba tiba secara tak sengaja mereka mendengar percakapan salah satu tekan kerja mereka, yang duduk dibagian belakang Romi. 

"Eh, nanti malam ada acara pekan raya tau. Kita nonton yuk" Ucap puji rekan kerja mereka. 

"Oh iya ya, udah lama banget berharap pekan raya itu diadakan lagi. Akhirnya diadakan juga" Kata Astuti menanggapi. 

Dimas, Deri dan Romi kini saling pandang, seakan akan mereka memiliki ide yang sama dalam otak mereka. Kemudian Romi membalikkan badan menghadap Puji dan Astuti. 

"Eh beneran apa yang kalian bilang? Dimana pekan rayanya?" Tanya Romi pada mereka berdua. 

"Iya Pak Romi, di akun alun kota. Lumayan jauh sih, tapi katanya ada konser artis terkenal yang lagi booming. Seru banget pastinya deh" Kata Puji menjawab, dan diperkuat oleh tanggapan Astuti yang mengiyakan. 

"Ooh, aku juga mau nonton deh, siapa tau dapat jodoh disana" Sarkas Romi. 

"Ceileh pak Romi, gak betah ya jadi jomblo" Ledek Astuti pada Romi. 

"Ye, sembarangan kalok ngomong, tapi ada benarnya juga. Hahah" Kata Romi diakhiri dengan tawa. 

Dari arah belakang Dimas dan Deri berjalan tergesa gesa dan menghentak hen takkan kaki, wajah yang masam dan sepertinya bulir air mata akan jatuh di pipi. Hanifah kini ikut bergabung, tanpa permisi duduk disamping Romi dengan bibir yang nengerucut. 

"Kenapa kamu fah?, datang datang mukanya asem banget" Tegur Dimas yang melihat Hanifah cemberut. 

"Lagi badmood nih, aku kehilangan dompet. Ada yang liat atau nemu dompetku nggak?" Tanya Hanifah. 

"Hah? Dompetnya ilang?, Ilang dimana?" Tanya Deri pada Hanifah. 

"Kalok aku tau nggak akan nanya" Jawab Hanifah kesal. 

Perempuan bertubuh tinggi langsung itu tampak kebingungan, akan tetapi aura yang dipancarkan Hanifah sukses membuat Romi membeku sesaat. 

"Kamu ngapa liatin aku kayak gitu sih rom? Liat dompetku nggak?" Tanya Hanifah pada Romi. 

Romi segera menarik kesadarannya kembali, dan sebelum menjawab. Romi meneguk minumannya terlebih dahulu, kemudian menjawab pertanyaan Hanifah. 

"Em, sebenarnya aku mau balikin dari kemarin, tapi kamu udah keburu pulang. Dan pas aku ke kontrakan kamu, aku lihat kamu lagi sama pacar kamu. Makanya aku balik lagi, aku nggak mau ganggu kamu sama pacar kamu" Kata Romi seraya nenyodorkan dompet Hanifah kepada Hanifah. 

Deri dan Dimas saling pandang, dan saling mengangkat satu alis. Seakan mereka berkomunikasi melalui ekspresi mereka, kemudian Dimas dan Deri kompak mengedikkan pundak mereka. 

"Oh ya ampun, makasih ya. Untung aja kamu yang menemukan, kalau nggak ntah gimana nasip kartu Identitas ku. Tapi tunggu, kamu bilang kalau kamu kemarin je kontrakan ku?" Kata Hanifah. 

"Iya, tapi aku balik lagi. Karna kamu lagi ada pacar kamu, aku takut ganggu" Jawab Romi. 

"Laki laki yang mana? Ini maksud kamu?" Kata Hanifah seraya menunjukan foto Dani yang ada di dompetnya. 

"Iya, itu pacar kamu kan?" Tanya Romi lagi. 

"Bukan, ini mah kakak aku. Dia udah nikah, udah punya anak pula" Kata Hanifah menjawan. 

Dalam hati Romi merasa lega saat Hanifah mengatakan kalau itu bukanlah pacarnya. Dimas dan Deri sama sama mengulum senyum dan manggut manggut tipis, melihat ekspresi Romi sangat lega. 

"Loh aku pikir dia pacar kamu" Kata Romi. 

"Halah, mana ada. Aku nggak ada pacar, nggak tau nggak ada ilhamnya dari dulu nggak ada yang ngajakin pacaran. Pagi nikah" Kata Hanifah mengibaskan tangannya. 

Deri menaikan alisnya sekali seraya tersenyum penuh arti pada Romi. Seakan tatapannya berkata "sikat pak, jangan kasih kendor".

" Pepet teross " Kata Dimas hanya menggunakan gerak bibirnya tanpa suara. Saat itu untung saja Hanifah dalam keadaan tertundung mengecek ngecek isi dompetnya. 

"Ooh, eh tadi aku dengar ada acara pekan raya di alun alun kota. Nanti malam kita kesana yuk?" Ajak Romi pada Hanifah. 

"Hah? Nanti malam banget nih?" Hanifah sedikit terkejut. 

"Iya, ada konser juga. Artis yang lagi booming akhir akhir ini ada juga katanya" Romi memperjelas pada Hanifah. 

"Heeemm, sebenernya aku paling males kalok liat acara begituan. Tapi kalok dirumah terus aku juga ngerasa bosen sih, boleh deh" Kata Hanifah setuju. 

"Serius ni?" Tanya Romi lagi memastikan. 

"Iya, tapi aku nggak bisa sampai larut malam" Kata Hanifah. 

"Ok lah nggak papa, jam sebelas sudah sampai rumah" Kata Romi menjawab. 

"Ya udah, aku balik dulu ke ruangan ku ya. Terimakasih sudah ngebalikin dompetku" Kata Hanifah berterimakasih oada Romi. 

"Ok sama sama, nanti malam aku jemput" Kata Romi lagi. 

"Siap" Jawab Hanifah yang kini melenggang pergi. 

"Kiaaattt" Romi langsung berjingkrak kegirangan setelah Hanifah benar benar pergi. 

"Duileeeehh, senengnya bukan main. Nanti kalau diterima, jangan lupa tumpengan ya" Kata Dimas menodong. 

"Tenang aja, kita tumpengan rame rame" Kata Romi yang senang bukan kepalang. 

Suasana kantor yang kembali sibuk usai jam istirahat berakhir, Indah kini yang sudah mulai bekerja kembali tengah berkutat didepan layar komputernya. Tangan Indah tak henti hentinya mengelus perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit. 

"Indah, nanti malam ada acara pekan raya tau. Kayaknya bakalan seru banget deh" Aisyah menggeser kursinya mendekat pada Indah. 

"Oh ya? Dimana?" Tanya Indah pada Aisyah. 

"Di akun alun, katanya ada penyanyi yang lagi booming saat ini. Kita nonton yuk, double date" Kata Aisyah mengajak Indah. 

"Heeemm, kayaknya seru juga kalau double date. Nanti aku coba ajak suamiku ya" Kata Indah menanggapi. 

"Ok deh" 

Terlalu asyik berkutat dengan pekerjaan mereka masing masing. Tak sadar karna waktu kini sudah semakin bergulir, matahari kini sudah mulai cindong kearah barat. Jam telah menunjukan pukul empat tiga puluh, itu artinya jam pulang kantor sudah tiba. Dimas dan yang lainnya kini berjalan keluar kantor secara berbarengan, Romi, Dimas dan Deri berjalan menuju parkiran. Tiba tiba mobil Hanifah berhenti disamping Romi, lalu Hanifah membuka kaca jendela mobilnya. 

"Duluan Rom, jangan lupa jemput nanti jam tuju" Kata Hanifah pada Romi. 

"Siap, tenang saja" Balas Romi. 

"Heeemmm, katanya susah buat ngomong ke Hanifah. Tapi kenapa mendadak jadi lancar banget ni" Sindir Diki. 

"Halah, bodo amat" Balas Romi. 

Tak ada banyak percakapan diantara mereka saat diparkiran, kini Dimas sudah mendahului deri dan Romi. Ia harus menjemput sang istri terlebih dahulu, dan seperti biasa. Indah sudah menunggu didepan gerbang, namun kali ini berbeda. Indah tampak sumringah dan menyapa Dimas dengan penuh kegembiraan. 

"Hai sayang.. " Sapa Indah seraya masuk kedalam mobil. 

Kemudian menjabat tangan Dimas dan mencium punggung tangannya dengan takzim. 

"Gimana hari ini bumil ku? Apakah semuanya lancar?" Tanya Dimas dengan penuh perhatian. 

"Lancar kaya dan aman terkendali sayang, alhamdulillah, sekarang juga jualnya sudah mulai berkurang" Kata Indah memberi laporan pada Dimas. 

Kini Dimas seraya melajukan mobilnya meninggalkan kawasan kantor, menuju kontrakan mereka. 

"Emm, mas. Katanya nanti malam ada pekan raya di akun alun kota, aku diajak sama Aisyah untuk double date. Gimana? Kamu mau nggak?" Tanya Indah pada Dimas. 

"Wah, asyik tu. Aku juga tau kalau ada pekan raya, ya sudah nanti kita kesana ya. Kita berangkat jam tuju" Kata Dimas menjawab, dengan tangan kirinya mengelus perut isyrinya. 

"Wah, kayaknya si dede udah mulai tumbuh besar ya ini. Heemmm, sehat sehat ya nak didalam sana" Kata Dimas berdialog dengan anaknya seraya mengelus perut Indah. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!