Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakluk arwah.
Maka dimulailah petualangan Grace yang ingin menjadi musisi ditengah permasalahan demi permasalahan yang harus dia hadapi sebagai penjaga kitab.
Mampukah Grace menggapai impiannya sebagai musisi terkenal sekaligus penjaga kitab penakluk arwah, Atau malah gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icebreak20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 9 : Ancaman Festival 2
Acara gladi kotor festival nampak terganggu, saat tiba-tiba terjadi ledakan di panggung yang berasal dari sound system serta lampu sorot di atas panggung.
"Woiii?! itu pada gapapa!?" teriak panik para kru yang bergegas menuju ke belakang panggung, Grace dan Teman-temannya pun ikut menuju ke arah panggung dan melihat Rico terjatuh diatas Daniel seakan ingin melindungi Pemuda itu.
"Kalian gapapa??" tanya Grace pada Rico dan Daniel, sembari beberapa tim medis yang sedang siaga mulai berdatangan.
"aku gapapa, berkat dia" ungkap Daniel berterimakasih pada Rico sembari mereka berdua berusaha bangkit berdiri. Tetapi terlihat saat itu Rico meringis kesakitan, dan mereka baru menyadari bahwa kakinya tergores pecahan kaca lampu sorot.
"Rico! lu gapapa!?" Grace terlihat panik lalu mendekat kearah Rico.
"Gw gapapa kok cuma kegores dikit" ucap Rico sambil tetap berusaha berdiri walaupun terlihat kesusahan.
"kamu jangan banyak gerak, tunggu tim medis ngobatin luka kamu dulu" ucap Sonya khawatir sambil menahan pundak Rico agar dia tidak banyak bergerak.
Dan tidak beberapa lama, akhirnya datang orang-orang medis yang langsung melakukan pertolongan pertama dengan membasuh dan memberi kasa pada luka Rico.
setelahnya, Della dan Linda segera datang sambil membawa sebotol air mineral dan memberikannya pada pemuda berambut rapi itu.
"kamu beneran gapapa Rico?" tanya Linda memastikan keadaannya.
"gapapa kok beneran, cuman ke gores aja" jelas Rico menenangkan gadis itu.
"gapapa kalo kamu mau cuti dulu" usul Linda sambil tersenyum menatap pemuda itu.
"yeee baru juga kerja, udah lu suruh cuti aje" potong Della sambil memukul pundak gadis berambut poni itu.
"maafin mereka ya, emang anak dua itu agak random" ungkap Grace yang daritadi berada di sebelah Rico sambil tersenyum, melihat paras cantik Grace yang tersenyum manis membuat muka Rico memerah.
"Grace sini bentar deh" panggil Sonya yang terlihat berdiri menatap keatas, kearah tempat lampu sorot dan sound system yang tiba-tiba terjatuh tadi.
"kenapa Nya?" Grace bergegas berdiri dan mendekati sahabatnya itu.
"aku merasa ada yang janggal, coba kamu tanyain Tiana apa dia merasakan ada sesuatu yang aneh juga ga?" Tanya Sonya pada Grace sambil bertopang dagu melihat bekas patahan lampu sorot yang terlihat seakan terpotong rapi.
"soal itu, gw lagi ga sama Tiana.... tadi pagi dia tiba-tiba pergi, katanya ada urusan" jawab Grace yang membuat ekspresi gadis itu berubah bingung.
"Ehhh!? rupanya hantu punya urusan pribadi juga ya?" Linda tiba-tiba ikut nimbrung yang sedikit mengagetkan Sonya dan Grace.
"Emangnya kayak elu nolep? kerjaan makan tidur doang?" Singgung Della yang mendapat tatapan kesal Linda.
**********
Sementara di bandara kota Abhipraya, terlihat seorang pria paruh baya yang mengenakan jaket coklat dan celana jeans sedang berdiri di depan bandara sambil melihat jam tangannya.
"Ahhh.... kamu masih terlihat muda, tidak berubah sama sekali ya, hahahaha" gumam pria paruh baya itu sembari tertawa.
"Kamu yang makin Tua, menyedihkan sekali, kenapa tidak ikut aku saja hahahaha" jawab seorang gadis yang berdiri namun kakinya terlihat melayang beberapa centi di atas lantai tepat di hadapan pria itu, yang ternyata sosok gadis itu adalah Tiana.
"Tidak sopan kamu sama Orang Tua ya, begini-begini aku masih sehat, dan bugar" Ucap Pria Tua itu sambil meregangkan badannya, sampai tiba-tiba...
"krak" terdengar suara tulang punggung pria itu yang membuat ekspresinya berubah meringis.
"adududuh, punggungku" ujar pria tua itu sambil sedikit membungkuk kesakitan memegang punggungnya.
"sudah aku bilang jangan memaksakan dirimu, Kakek..." Ucap Tiana sambil menepuk-nepuk pundak si Pria Tua.
"ngomong-ngomong, bagaimana? kau sudah bertemu cucuku kan?" ucap Pria itu sambil tersenyum pada Tiana.
*********
"kamu yakin ga perlu ke dokter?" tanya Linda yang cemas melihat Rico. sambil mereka berjalan menjauhi panggung.
"Gapapa, cuman luka kecil kok," jawab Rico berusaha menenangkan gadis itu untuk kesekian kalinya.
"mulai deh Buaya Betina sok perhatian, kataku sih lu hati-hati ya Co," ujar Della menyindir Linda yang memberi perhatian lebih kepada Rico.
"bilang aja kamu iri.... ehhh," Linda yang ingin membalas ejekan Della tiba-tiba kata-katanya terhenti, saat melihat sosok Pemuda tinggi, dengan wajah kharismatik mendekati mereka
"Thanks ya buat yang tadi, kalo bukan karena lu gw ga tau lagi nasib gw sekarang" rupanya itu adalah Daniel yang datang untuk berterimakasih pada Rico.
"Oh ya, Gw Daniel dari SMA 1" lanjut Pemuda itu sambil menjulurkan tangannya.
"gw Rico SMA..." balas rico sambil menjabat tangan pemuda itu namun segera jabatan tangan Daniel yang akan menyentuh Rico segera di pegang oleh Linda.
"Ehhhh..., kalau aku Linda temennya sekelasnya Rico" ucap Linda menyelak dari samping Rico.
"liat kan, ada yang cakep dikit langsung keganjenan, Linda... Linda..." gerutu Della mengejek sambil menggelengkan kepalanya.
tak lama datang mendekati mereka dua orang gadis cantik tinggi semampai, satu gadis dengan mata bulat dan hidung mancung berambut curly panjang dengan poni samping, dan satunya lagi terlihat memiliki wajah terlihat polos dengan rambut sebahu dan Poni yang menutupi dahinya.
"Kak Katanya mau pergi Makan?" Ucap Gadis dengan wajah polos.
"Gladi Kotornya gimana?" balas Daniel bertanya.
"Tadi kakak Staff bilang kalau Gladi Kotornya bakal diundur sekitar lima hari karena kecelakaan tadi" Jawab Gadis yang satunya.
"Ah iya, bagaimana kalau kalian ikut kita makan juga? biar gw yang traktir, hitung-hitung tanda terimakasih karena lu dah nyelametin gw tadi" Tawar Daniel
"Ohh, jadi dia yang tadi lu ceritain dan? Hai gw Tiara, dan ini adik gw Crystal" Ucap gadis dengan rambut Curly, memperkenalkan dirinya, dan adiknya langsung bersembunyi di balik lengan Tiara.
"Aku Crystal...." Ucap Gadis muda itu lirih.
"Iya, Ini Rico, dia yang tadi nolongin gw Tir, dan mereka...." Daniel memperkenalkan Rico, dan baru tersadar dia belum berkenalan dengan empat Gadis yang sedari tadi bersama Rico
"haii aku Linda,"
"aku Sonya,"
"Della,"
"gue Grace, salam kenal,"
keempat Gadis itu memperkenalkan dirinya masing-masing.
"Jadi... gimana? kalian mau ikut kita makan?" Daniel kembali menawarkan.
"Ga usah deh, terimakasih, keknya kita langsung pulang aja" tolak rico sungkan.
"Yaudah kalo gitu, kita duluan ya, sampai ketemu lusa" ucap Daniel, sambil mulai berjalan menjauh bersama dengan Crystal dan Tiara
"kak Orang itu Heredis..." bisik Crystal yang berjalan sambil menggandeng lengan Tiara.
"iya dek, Sepertinya Festival kali ini bakal jadi menarik..." Balas Tiara sambil tersenyum.
"PLAAAKK..." Della tiba-tiba memukul punggung Rico.
"Lu gila ya!! itu tadi ada kesempatan makan gratis lu tolak" gerutu Della sedikit kesal.
"ahhh, kesempatan makan bareng kak Daniel..." Linda terlihat menunduk meratapi kegagalan dia yang ga bisa makan bareng.
"yang tadi Evelyn Sisters kan??? Ahhh harusnya tadi gw minta tanda tangan mereka" gumam Grace yang terlihat heboh sendiri setelah menyadari bahwa dia barus saja melihat Idolanya di depan mata.
"udah-udah, kasihan Rico, yuk kita balik aja" ungkap Sonya menenangkan ketiga sahabatnya itu.
"lu gimana co? bisa pulang sendiri? atau perlu kita anter? entar motor lu biar dibawa si Della" Grace mencoba memastikan keadaan Rico.
"gapapa kok, cuman luka kecil gini, kalian ga usah khawatir kalian duluan aja, gw mau koordinasi sama staff dulu soal pengalihan jadwal gladi kotor kalian" balas Rico berusaha meyakinkan kalau dirinya baik-baik saja.
"Yaudah kalau gitu kita balik duluan, kalo ada apa-apa gausah sungkan kabarin kita ya" ujar Della pada Rico yang tersenyum dan mengangguk paham.
Mereka berempat pun pergi meninggalkan tempat itu.
**********
Sore hari, sesampainya Grace ke rumah, setelah Ia memarkirkan mobilnya dan berjalan menuju depan pintu rumahnya sambil memainkan kunci di jarinya, tetapi seketika ekspresinya berubah saat melihat pintu rumahnya yang seharusnya terkunci kini telah terbuka sedikit seperti ada seseorang yang telah masuk kedalamnya
dengan perasaan sedikit was-was Grace perlahan membuka pintu, memastikan keadaan di dalam
"Tiana! ini ulah lu ya? keluar! ga lucu tau, jangan nakut-nakutin gue gini ahhh!" teriak Grace lirih menyangka Tiana lah yang membobol masuk kedalam rumah miliknya
Perlahan Ia melangkah sambil menengok kesudut-sudut ruangan, hingga tiba-tiba
"Grace!!"
terdengar suara teriakan dari ruang tengah, dan tampak seorang Pria tua berjalan mendekat menuju kearah Grace dengan tangan terbuka.
"KAKEK!?" Seru grace yang seketika berlari kearah pria itu yang ternyata adalah kakeknya dan memeluknya erat.
"kakek kapan balik? kok ga ngabarin aku sih?" tanya Grace sambil cemberut pada pria tua di hadapannya.
"hahaha, ya ini juga pulangnya mendadak, jadi kakek tidak sempat memberitahu kamu..." ujar Pria itu sambil tertawa.
"tahu gini kan tadi bisa aku jemput aja, tiba-tiba pulang gini ga ngasih kabar, bikin takut aja aku kira maling tadi ngebobol rumah" gumam Grace sedikit kesal tapi ekspresi mukanya tetap tidak bisa berubah, kebahagiaan terlihat jelas diwajahnya karena kembali bertemu dengan kakeknya setelah terpisah beberapa tahun.
"Maaf ya, tapi gapapa kok, tadi kakek naik taxi online, gini-gini kakek juga paham teknologi, kamu tidak usah khawatir, karena kamu kan hari ini sibuk ada acara dengan band kamu, jadi dia yang datang gantiin kamu untuk jemput kakek" Ujar Pria itu sambil tersenyum dan menenangkan cucunya itu.
"bentar? dari mana kakek tau aku ada acara? terus dia yang kakek maksud itu siapa?" tanya Grace sedikit bingung dengan penjelasan Kakeknya itu.
"yang dimaksud Kakekmu itu aku" Tiana tiba-tiba muncul disamping Grace dan berbicara membuat Grace melompat Kaget.
"TIANA! udah berapa kali gw bilang jangan muncul tiba-tiba! bikin kaget aja!" ujar Grace yang kaget dan reflek menegur Tiana yang saat ini sedang tertawa setelah melihat ekspresi Grace.
"Tunggu, tunggu... Kakek tahu soal Tiana!?" seketika Grace sadar dan bertanya pada Kakeknya.
"Sudah-sudah penjelasannya nanti saja, Kakek capek sekali, sekarang mau istirahat dulu"ucap sang kakek yang berpaling dan mulai melangkah ke arah kamar di ujung ruangan sambil memukul-mukul lembut pundaknya
"Tiana cepet lu jelasin apa maksudnya ini" Grace yang melihat kakeknya berjalan pergi kini menumpahkan rasa penasarannya ke sosok Tiana yang sedang tersenyum lebar.
"Nanti kamu juga tahu sendiri hahahaha" Tiana tertawa dan kembali menghilang meninggalkan Grace yang berdiri bingung dengan semua pertanyaan yang berputar di kepalanya.
"Nyebelin banget sih!" gumam Grace, sambil melipat tangannya dan mengernyitkan matanya.
**********
Malam harinya, terlihat salah satu panitia Festival sedang berjalan keluar dari gedung tempat Galdi kotor diadakan sambil mengangkat beberapa barang didalam sebuah dus kecil.
ketika sampai di halaman parkir, sambil meletakkan dus kecil itu kedalam bagasi sebuah mobil van, tiba-tiba bulu kuduk Pria itu berdiri, terasa seperti ada yang mengawasi dirinya, tak sadar pria itu mempercepat gerakannya menutup bagasi dan berjalan cepat, sembari berusaha menenangkan diri.
Terlihat seperti ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, sesekali Pria itu menoleh kebelakang tapi tidak ada apapun, hanya terlihat lapangan parkir kosong dengan beberapa mobil terparkir, kembali Pria itu menatap ke depan saat tiba-tiba sesosok misterius menggunakan jubah dan penutup kepala muncul dihadapannya dan menjulurkan tangannya kearah leher Pria itu.
"Huwaa!" teriaknya yang jatuh, namun sebelum tangan itu dapat menyentuhnya sebuah tebasan angin tajam berhembus diantara dua orang itu, membuat sosok misterius itu melompat kebelakang, dan si Panitia Festival seketika berlari ketakutan.
"Apa tujuanmu membuat kekacauan seperti ini?" ucap seorang pemuda tinggi, berkulit putih, dan berambut rapi yang rupanya adalah Nathan, terlihat berdiri menatap pria misterius yang kini memegang sebuah mustika.
"seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang dilakukan anak buah sang penakluk sepertimu disini?" ucapnya datar sembari menatap tajam Nathan, disisi lain panitia yang terjatuh itu kini mulai berdiri dan berlari meninggalkan mereka.
"aku yang bertanya duluan, kalau kau masih sayang dengan nyawamu jangan melawan dan cepat jawab pertanyaanku" jawab Nathan tenang yang membuat pria itu geram dan mulai menelan salah satu mustika.
Dan perlahan terlihat tubuhnya mulai dilapisi bulu-bulu harimau dengan tubuh yang mulai membesar.
"Cindaku? bukan, menjelma menggunakan energi batin dari batu mustika" gumam Nathan dan terlihat sosok itu mulai bergerak cepat menyerang Nathan dengan cakarnya, namun kembali sebuah hembusan angin terasa. dan tiba-tiba nathan sudah berada di belakang mahkluk setengah manusia setengah harimau itu
"Heredis!?" gumam pria misterius itu pada Nathan yang terlihat mengarahkan tangannya ke arah lawannya.
Seketika angin disana mulai berkumpul dan akan membentuk pusaran mengelilingi mahkluk itu, seketika Manusia setengah Harimau itu bergerak cepat menjauh agar tidak terjebak di dalam pusaran itu dan mulai berusaha menerjang Nathan.
saat Mahkluk itu akan menyerang dan tiba-tiba tertabrak sebuah dinding transparan yang langsung menghempaskan tubuhnya menjauh dari Nathan.
"aku tidak ingin membuat keributan, cepat katakan saja tujuanmu" ucap Nathan singkat sementara mahkluk itu mulai meraung dan langsung melesat mencoba menyerang Nathan sekali lagi, namun tubuh pemuda itu dengan cepat melayang menghindari cakaran Mahkluk itu.
Tubuh makhluk itu terus menerjang hingga mengenai sebuah pohon dan dengan cakarnya dia memotong dan melemparkan ranting-ranting ke arah nathan, yang membuat pandangan pemuda itu terhalang, seketika Nathan menggerakkan tangannya dan menghembuskan semua ranting dan daun-daun yang menghalangi pandangannya tapi mahkluk itu telah menghilang dari hadapan Pemuda itu..
"Sigh..." gumam Nathan yang kemudian mulai berbalik dan berjalan, Sementara di sisi lain, terlihat seseorang mengintai Nathan dari balik pohon yang terletak tidak jauh dari sana.
"lu yakin mau ngebiarin die lari gitu aje?" rupanya sosok itu adalah Ajun Prawira
"tidak usah ikut campur" jawab Nathan sambil berusaha mengabaikan pemuda itu
"Kyaaaaahhj. Nathan Cool banget!! heh, gw penasaran kenapa kalian tiba-tiba begitu tertarik kepada Grace, ahhh apa gw ikutan aja yeee!?" Ucap Ajun sambil menyeringai, mendengar itu Nathan mengentikan langkahnya
"kalau kau berani menyentuhnya, kau akan berhadapan denganku" ucap Nathan dengan Nada mengancam
"Iiiihhhhh, jangan bikin gue takut gitu lah, tenang gw juga gaakan mau nyari masalah ama lu, gw cuman ngerasa semua ini akan jadi menarik" Ucap Ajun sambil tersenyum
To Be Continued