Janda Perawan

"ma, maafkan adel! sepertinya memang kami tak berjodoh" ucap adel pasrah

"kami tidak.ingin mencoba mempertahankan rumah tanggamu?" tanya bu gina lembut

adel menggelengkan kepalanya. "buka aku tapi kak rafa ma" ucap adel

"baiklah jika itu keinginan kalian, mama akan ikuti" ucap bu gina

tak mau membebani adel dengan perbuatan anaknya. juga sebenarnya berat bagi bu gina meski galak tapi dirinya sudah mulai menyayangi adelia

"kamu mau pulang kerumah, biar diantarkan supir!" bu gina memeluk adelia mengusap lembut punggungnya

"maafkan rafa!" ucapnya pada adel

adel mengangguk mengiyakan permintaan mertuanya. meski itubtak akan mungkin secepat itu

saat ini adelia tak tahu apa yang dirasakan antara cinta dan benci yang ada

"aku pamit ma, sampaikan pada kak rafa. adel akan segera urus surat cerainya!" ucap adelia sebelum keluar dari rumah bu gina

adel tak mau diantarkan oleh supir. dia kembali ke kostannya karena baru satu minggu ditempati mungkin masih bisa adel kembali

sebelum itu adel datang kepusara ibunya. hanya untuk menghilangkan keluh kesahnya. derita yang terus ia alami setelah kepergian sang ibu

adel berdoa dan menteskan air mata namun hatinya harus kuat. ia berdiri melangkahkan kakinya kembali kekostan dan berharap pemiliknya masih berbaik hati

kini uangnya sudah sangat menipis dan belum lagi adel yang masih menganggur

"balik lagi neng ada yang ketinggalan?" tanya pemilik kontrakan adelia

"maaf bu, kalau saya tidak jadi pindah apa masih bisa ditempati?" tanya adelia ragu

"iya boleh atuh neng, kan sudah dibayar untuk satu bulan" ucap pemilik kontrakan yang bernama bu atun

"terima kasih banyak bu", adelia langsung memeluk bu atun karena sangat senang

"iya neng ini kuncinya" adelia menerima kunci kamarnya kembali

setiap kejadian pasti akan ada hikmahnya bagi adel. tak mau larut dalam kesedihan biarlah hatinya saja yang rapuh tapi raganya akan terus tegak berdiri

suara dering ponsel adel membangunkannya dalam lamunan

"halo sayang!"suara yang sangat ia kenali

"haii pengantin baru, bagaimana honeymoonya?" tanya adel ikut merasakan bahagianya sahabatnya

disaat seperti ini citra selalu hadir membuatnya tersenyum

"ahhh kamu kan lebih senior. gaya apa yang palinh kamu suka?" tanya citra

"gaya lumba lumba terdampar!" kesal adelia

bahkan sampai saat ini adelia belum pernah tersentuh oleh laki laki selain pipi dan keningnya

"hahahaa, sepertinya seru!" jawab citra tertawa ngakak

"terus aja ketawa! ngledek kan lo.. tau gue masih perawan gini segala ditanyain lagi!" adelia tanpa sadar keceplosan

"halo del, jangan bercanda deh mana ada istri orang masih perawan" ucap citra lagi

"udah deh sana lo senang senang! gue mau tidur ngantuk!" adel memutuskan panggilan dari temannya

sedikit berkurang rasa sedihnya. mungkin tuhan memang menciptkan citra untuk menjadi penghibur adel kala sedih

***

"bos ini pacarnya nelfon saya terus. ponselnya aktifkan dong" ucap ferdi kesal pada niko yang suka mendekati wanita tapi ferdilah yang menjadi sasaran para wanitanya

"dia bukan typeku! biarkan saja tak usah diladeni" jawab niko enteng

"dasar playboy cap kadal!" umpat ferdi

kesal dirinya terus diteror ferdi pun mematikan ponselnya juga

niko adalah bujang yang masih betah melajang. baginya belum ada wanita yang benar benar mencuri hatinya

hanya pada awalnya dia penasaran namun setelah beberapa kali bertemu niko sudah merasa bosan

mamanya yang memiliki anak perempuan juga yang merupakan adik niko menjadi khawatir. jika adiknya akan menikah lebih dulu dari pada kakaknya