NovelToon NovelToon
Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Epik Petualangan / Fantasi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvarizi

Di Desa Fuyun yang terkubur salju, Ling Tian dikenal sebagai dua hal yakni badut desa yang tak pernah berhenti tertawa, dan "Anak Pembawa Sial" yang dibenci semua orang.

Tidak ada yang tahu bahwa di balik senyum konyol dan sikap acuh tak acuh itu, tersimpan jiwa yang lelah karena kesepian dan... garis darah monster purba yang paling ditakuti langit yakni Kunpeng.

Enam puluh ribu tahun lalu, Ras Kunpeng musnah demi menyegel Void Sovereign, entitas kelaparan yang memangsa realitas. Kini, segel itu retak. Langit mulai berdarah kembali, dan monster-monster dimensi merangkak keluar dari bayang-bayang sejarah.

Sebagai pewaris terakhir, Ling Tian dipaksa memilih. Terus bersembunyi di balik topeng humornya sementara dunia hancur, atau melepaskan "monster" di dalam dirinya untuk menelan segala ancaman.

Di jalan di mana menjadi pahlawan berarti harus menjadi pemangsa, Ling Tian akan menyadari satu hal yakni untuk menyelamatkan surga, dia mungkin harus memakan langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5: Surga Para Pedang Rusak (Revisi)

Sekte Pedang Langit bukan hanya berdiri di atas tanah—ia berdiri di atas kesombongan yang bahkan tampak dari kejauhan.

Itulah yang pertama kali Ling Tian rasakan ketika Kereta Elang Angin menembus gumpalan awan tipis. Di bawah sana, tujuh puncak gunung menjulang dalam formasi ganjil, tampak runcing, menjulang, dan seakan sengaja ditancapkan oleh dewa sebagai deklarasi kekuasaan. Jembatan-jembatan besi menghubungkan tiap puncak, bergoyang tipis diterpa angin dingin.

Ribuan murid berseragam putih terlihat berlatih di pelataran besar. Ayunan pedang mereka menciptakan dengungan metalik yang menggema di udara. Indah, namun terlampau pamer bagi selera Ling Tian.

“Indah sekali…” Li Wei berbisik takjub. Tubuh gempalnya tampak sesak dalam jubah abu-abu muda Murid Luar yang baru ia terima.

Ling Tian, dengan baju goni kasar pelayan, hanya menguap.

“Indah kalau kau suka tempat di mana orang-orang memamerkan benda tajam sambil berdiri di ketinggian yang tidak aman.”

Kereta mendarat di pelataran tamu. Udara di sini ringan, namun tajam dan dipenuhi energi pedang yang menusuk rongga hidung. Para Murid Luar segera digiring menuju Aula Pendaftaran.

Li Wei sempat melirik ke arah Ling Tian sambil mengangkat dagu.

“Selamat bekerja, babu. Jangan lupa bersihkan toiletku kalau aku datang.”

Ling Tian melambai malas.

“Hati-hati, Gendut. Jika tersandung jubahmu sendiri dan menggelinding dari puncak, aku tidak mau disalahkan.”

Li Wei mendengus dan menghilang bersama rombongan murid berbakat lainnya.

Pelataran kini menyisakan Ling Tian dan sembilan anak lain, mereka yang gagal tes bakat, anak-anak kuat fisik dari desa miskin, atau mereka yang dijual ke sekte demi uang. Sepuluh orang yang dianggap “sampah”.

Seorang pria tua bungkuk datang menghampiri. Wajahnya penuh bekas luka bakar, jubahnya diganti apron kulit yang lapuk dan bau minyak.

“Saya Tetua Mo, kepala Divisi Logistik.” Suaranya serak seperti logam diseret di atas batu. “Di tempat ini kalian bukan masa depan sekte. Kalian layaknya roda gigi. Kalian bekerja… atau dibuang.”

Ia menunjuk jalan sempit menurun menuju sisi belakang gunung, sebuah wilayah berkabut gelap yang kontras dengan puncak utama.

“Kalian bersembilan, ke dapur umum dan kandang kuda spirit. Dan kau…”

Jari bengkok Tetua Mo mengarah tepat ke wajah Ling Tian.

“…Utusan Li Yanzhi bilang kau punya fisik kuat dan suka ‘barang rusak’.”

Ling Tian mengangkat alis. “Saya suka tantangan, Tetua.”

“Bagus. Kau ditempatkan di Kolam Pencuci Pedang di Lembah Belakang.”

Bisikan ngeri langsung terdengar.

“Lembah Belakang? Itu tempat pembuangan, kan?”

“Uapnya beracun…”

“Ada yang muntah darah sebulan lalu!”

Ling Tian tidak peduli. Sebaliknya, perutnya berdesir sebuah rasa lapar aneh dari Gerbang Energi Purba yang tersembunyi dalam tubuhnya.

Lembah Belakang

Jika puncak utama adalah simbol kemegahan, maka lembah ini adalah kuburan yang dilupakan.

Kabut gelap menggantung di udara. Aroma logam berkarat bercampur dengan Qi pedang yang kacau membuat paru-paru manusia biasa menjerit. Di tengah lembah berdiri sebuah danau alami berwarna hitam kehijauan, permukaannya bergolak pelan seperti air mendidih.

Di sekelilingnya menumpuk puluhan ribu pedang rusak, mulai dari yang patah, bengkok, hingga berkarat total. Surga bagi tukang rongsok… atau neraka bagi siapa pun yang hidupnya masih berguna.

“Tugasmu sederhana,” kata pengawal yang mengantar. “Masuk ke air, kumpulkan pedang, pilah yang bisa didaur ulang. Gubuk reyot di sana tempat tidurmu. Jatah makan dua kali sehari dari sisa dapur. Dan jangan mati.”

Setelah pengawal pergi, angin lembah yang dingin menyapu rambut Ling Tian.

Dia menghirup udara itu dalam-dalam.

“Harum…” gumamnya.

“Jamuan!” Tuan Kun muncul, matanya yang bulat mengilap. Liur ektoplasmanya menetes seperti cahaya cair. “Bocah! Itu bukan sampah. Setiap pedang pernah digunakan oleh kultivator. Ada sisa aura mereka, jejak emosi, bahkan bekas teknik pedang! Memang tercemar racun, tapi bagi kita? Hah! Itu bumbu!”

Ling Tian mengambil sebuah pedang patah berkarat. Saat tangannya menyentuh gagang, sengatan halus mengalir bersama emosi samar dari pemiliknya.

Emosi marah, kecewa hingga rasa keputusasaan karena kalah dalam duel.

“Jadi aku cukup menyentuhnya?” tanya Ling Tian.

“Masuk ke air itu,” jawab Tuan Kun, antusias. “Danau itu telah menyerap esensi ribuan pedang selama ratusan tahun. Itu elemen logam pekat. Buka gerbangmu sedikit saja, kita akan berpesta malam ini!”

Ling Tian tidak ragu. Ia melepaskan sandal jeraminya dan melangkah ke dalam air hitam.

CRESSS!

Nyeri menusuk kulitnya seperti dicelupkan ke dalam asam. Namun seketika, energi hangat dari perutnya menyambar balik, menyembuhkan luka dalam sekejap.

Ia merendam diri hingga dada. Gerbang Energi Purba dalam dantian-nya gemetar senang.

Pusaran hitam perlahan terbentuk.

Air bergerak.

Karat dan sisa logam terangkat, tersedot ke arahnya seperti serbuk besi yang ditarik magnet raksasa.

Ling Tian tersenyum kecil, terbungkus kabut racun yang bagi orang lain mematikan.

“Sekte Pedang Langit…” gumamnya perlahan.

“Terima kasih atas makanannya.”

Satu Jam Kemudian

Ling Tian membuka mata. Tubuhnya terasa lebih berat—lebih solid dan lebih kuat. Gerbang Purba dalam dirinya berdenyut puas.

Dan di benaknya…

bayangan gerakan pedang samar muncul. Gerakan yang bukan miliknya.

Dia tidak hanya memakan energi pedang.

Dia mulai memakan jejak bakat para pengguna pedang sebelumnya.

1
Sutono jijien 1976 Sugeng
👍👍👍👍
Sutono jijien 1976 Sugeng
siapa predator puncak 😁😁😁
Sutono jijien 1976 Sugeng
si fang yu hanya jadi badut ,yg Tak tahu apa apa 🤣🤭
Anonymous
Ga kerasa cepet banget udh abis aja 😭
Anonymous
Whooa, apakah sekte matahari hitam itu keroco yang ditinggalkan seberkas kehadiran void Sovereign pada bab prolog?
Renaldi Alvarizi: Hehe mohon dinantikan kelanjutan ceritanya ya
total 1 replies
Anonymous
Alur ceritanya makin kesini makin meningkat, tetap pertahankan
Renaldi Alvarizi: Terimakasih kawan Kunpeng 😁
total 1 replies
Anonymous
up thor
Anonymous
Hahaha Ling Tian punya budak pertamanya
Anonymous
Haha akhirnya badut yang sebenarnya 'Li Wei' mokad juga
Anonymous
Ceritanya bagus, besan dengan yang lain seperti titisan naga, phoenix dsb. Semoga tetap konsisten updatenya.
Joe Maggot Curvanord
kenapa xinxin penyimpanan ataw barang berharga musuh tidak di ambil
Renaldi Alvarizi: Hehe sudah kok kak yang akan digunakan untuk keperluan di bab mendatang namun saya memang lupa memasukkan atau menjelaskannya didalam cerita. Terimakasih atas sarannya.
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
semoga semakin berkembang ,dan bukan di alam fana ,naik ke alam atas
Renaldi Alvarizi: Hehe tunggu saja kelanjutannya bersama dengan Ling Tian dan Tuan Kun ya kak hehe
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
belagu si fang yu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!