"Kamu siapa?" tanya Angel dengan suara lirih pada pria yang tengah berada di atas tubuhnya.
Tapi pria itu tidak mengatakan apapun, hanya terus membuatnya merasa tidak nyaman dengan setiap sentuhannya pada Angel.
Kringggggg Kringggggg
Angel membuka matanya, suara alarm ponselnya membangunkannya. Dengan nafas terengah-engah Angel melihat ke sekeliling kamarnya.
"Hais, mimpi itu lagi. Kenapa aku terus mimpi hal yang sama sejak pindah ke kota ini" gumamnya bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Mencoba Mencaritahu
Suara seseorang meminta ampun terdengar terus menerus di salah satu ruangan, di rumah besar keluarga Nowela.
Loius Nowela tampak sangat geram, pada pelayan yang sudah membuat anaknya babak belur. Dan setelah di bawa ke rumah sakit, bahkan putrinya harus menerima beberapa luka jahitan di wajahnya. Sangking kerasnya pelayan itu memukul Pamela.
"Aku bisa saja langsung menghabisii mu. Nyawamu sangat tidak berharga! tapi aku ingin tahu, kenapa kamu memukul putri kesayanganku!" pekik Louis sangat marah.
Pelayan itu hanya bisa menangis dan meminta ampun karena memang sudah disiksaa sedemikian rupa.
Namun karena mendengar pria berambut putih itu mengatakan, nyawanya tidak berharga. Dengan keadaan yang sangat lemah. Pelayan itu bahkan terkekeh pelan.
"Ha ha ha"
Mendengar pelayan itu terkekeh, Loius bertambah emosi.
"Brengsekk! apa yang membuatmu tertawa!" pekiknya sambil memandang pelayan itu sampai bergeser mundur nyaris setengah meteran.
"Uhukk" pelayan itu sampai batukk darah.
"Hajar dia!" pekik Louis memerintahkan penjaganya memukuli lagi pelayan itu.
"Kalian orang-orang sombong memang tidak punya hati. Aku sudah bekerja 20 tahun lebih di tempat ini. Seandainya aku matii sekalipun, aku sangat puas. Aku sudah melakukan hal yang benar pada putrimu yang sombong itu. Kalian bukan manusia, ha ha ha. Aku puas sudah memukuli nona muda yang sangat arogan dan bermulut sampah itu!" pekik pelayan itu.
Yang awalnya masih berusaha untuk meminta ampun dan meminta kesempatan untuk dilepaskan. Seorang pelayan itu sudah tidak perduli lagi pada hidupnya. Orang-orang kaya yang arogan dan sombong seperti keluarga Nowela ini memang tidak pernah menghargai nyawa orang lain.
Namun, setidaknya dia sangat puas. Dia tidak akan meninggalkan penyesalan sebelum dia matii. Karena bedanya dia sudah membalas semua perbuatan buruk dan tidak sopan yang pernah dilakukan seorang Pamela. Yang seharusnya meskipun dirinya hanya seorang pelayan di rumah itu, tapi tidaknya dia mendapat sedikit ada rasa hormat diri seseorang yang usianya jauh lebih mudah daripada dirinya.
Namun, Pamela bahkan selalu mengucapkan kata-kata kasar dan sangat merendahkannya tiap kali memberikan perintah. Tak segan, mana mudahnya itu juga melemparkan barang ke wajah, bahkan ke tubuh sampai melukai pelayannya itu kalau ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan Pamela.
Brukk
Dan pada akhirnya, pelayan itu terkulai tak berdaya di lantai. Benar-benar tak berdaya, karena memang sudah tidak lagi bernyawa.
"Tidak berguna!" pekik Louis meninggalkan tempat itu.
**
Keesokan harinya, Angel terbangun dengan tubuh terasa sakit. Angel buru-buru turun dari tempat tidur, lalu melihat ke arah cermin. Dia melihat ke arah bibirnya. Semalam pria itu menciumnya sangat lama. Bukankah seharusnya, setelah semua itu, kalau memang semua itu bukan mimpi. Maka bibirnya akan bengkak.
Tapi yang dia lihat di cermin itu, bibirnya biasa saja. Tidak terlihat seperti seseorang sudah memaksa menciumnya selama lebih dari setengah jam.
Angel menghela nafas dan terduduk lemas di kursi yang ada di belakangnya.
"Benar-benar hanya mimpi. Ini sungguhan hanya mimpi? Aku bisa gilaa memikirkan semua ini. Terkadang bekasnya ada, terkadang tidak ada. Sebenarnya ada apa denganku?" gumamnya.
Sebenarnya daripada hanya bergumam, apa yang dilakukan oleh Angel itu, lebih seperti sedang menggerutu.
Tok tok tok
"Angel, ayo sarapan!" seru Aline dari luar.
Angel segera menoleh ke arah pintu.
"Baiklah, aku akan siap sebentar lagi!"
Selesai sarapan. Darryl sudah datang menjemput Angel dan Aline. Pria itu mengantarkan keduanya sampai di kampus. Degan sedikit obrolan yang cukup intens dengan kedua gadis itu.
Aline melambaikan tangannya pada Darryl ketika pria itu melambaikan tangan ke arah mereka sebelum pergi. Angel yang tadinya ingin mengangkat tangannya. Mengurungkan niatnya itu.
"Hati-hati kak Darryl!" kata Angel.
Dia hanya tersenyum dan mengatakan hal seperti itu.
"Hubungi aku saat kalian pulang!" kata Darryl.
Angel hanya mengangguk, alih-alih memberikan alasan lain pada Darryl supaya tidak merepotkan.
Melihat Angel mengangguk, Darryl tersenyum senang. Dan segera meninggalkan tempat itu.
"Hai, Angel!" sapa Amanda dan Ayshi. Keduanya adalah teman Aline yang kemarin bicara dengan Angel dan Aline ketika Pamela sedang mencari orang yang merusak mobilnya.
"Ternyata bukan kamu ya, padahal aku mau sungkem sama kamu, kalau memang kamu yang merusak mobil Pamela!" kata Ayshi.
"Serius?" tanya Aline dengan wajah yang tidak percaya.
Bukan hanya menunjukkan ekspresi ketidakpercayaan akan tetapi, Aline juga sedikit menambahkan raut wajah meremehkan pada ucapan Ayshi. Lagipula, jaman sekarang, mana ada orang yang akan benar-benar sungkem karena taruhan.
"Dengar-dengar Pamela masuk rumah sakit. Mungkin tidak sebenarnya ada seseorang di kampus ini, yang sudah sangat muak dengan sikap otoriternya nona muda Nowela itu dan ingin membalaskan dendamnya pada Pamela?" tanya Ayshi lagi.
Angel hanya menghela nafas panjang. Ada hal lain yang sedang dia pikirkan. Daripada masih terus membahas masalah Pamela. Yang memang tidak dia kenal.
Sedangkan Aline, dia makin tidak habis pikir saja dengan apa yang dikatakan Ayshi.
"Heh, Ayshi. Kurang-kurangi deh nonton film thriller, nonton film romantis lebih menegangkan tahu!" kata Aline.
"Darimana ceritanya? kenapa film romantis lebih menegangkan daripada thriller?" tanya Ayshi bingung.
"Hem, makanya nonton dong. Jantung kamu bakalan lebih bisa sering melompat-lompat..."
Aline, Ayshi dan Amanda tampak membahas masalah lain sekarang. Mereka membahas masalah film romantis. Bahkan tidak membicarakan tentang Pamela lagi. Sedangkan Angel, dia masih terus memikirkan sesuatu yang sama sekali tidak mengerti. Jika seseorang muncul di mimpi kita, hampir setiap hari. Itu sebenarnya kenapa? apa yang mendasari hal itu, apa yang bisa menyebabkan hal itu? Angel masih terus memikirkan hal itu.
Dan tiba-tiba saja Angel menyela pembicaraan serius antara ketiga gadis di depannya itu.
"Kalian, apa ada yang tahu siapa dosen filsafat atau antropologi budaya di kampus ini?" tanya Angel yang langsung membuat ketiga gadis itu terdiam seperti patung.
Mereka bertiga mendadak mematung mendengar apa yang ditanyakan oleh Angel itu.
"Angel, bukannya mau masuk jurusan bisnis dan manajemen. Kok berubah jadi filsafat?" tanya Aline bingung.
"Bukan, aku hanya ingin tahu!" kata Angel sedikit tersenyum canggung.
"Angel, apa kamu mengalami masalah psikologi?" tanya Ayshi yang langsung menjahit Aline ternganga.
"Angel, kamu depresi lagi?" tanyanya khawatir.
Angel mengernyitkan keningnya, dia tidak menyangka ketiga gadis ini akan heboh seperti itu.
"Memangnya dia pernah depresi?" tanya Amanda.
"Angel, kamu butuh pelukan?" tanya Ayshi lagi.
Angel menggigitt bibir bawahnya dan mengusap wajahnya perlahan. Sepertinya dia bertanya pada orang-orang yang salah.
***
Bersambung...
jager apa ya kok lupa 🤭
apa ajaib karena mahal 🤭