Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.
Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 14
Di tengah Aula Utama yang bergetar hebat, Tian Zhu melangkah ke atas pulau batu kecil di tengah kolam darah.
Ia mengabaikan tatapan membunuh dari Mo Sha dan Ling Yao yang masih berusaha bangkit dari lantai. Tangannya terulur, menggenggam gagang pedang yang tertancap di sana.
ZRRRT!
Sengatan listrik biru menjalar ke lengannya. Pedang itu menolak tuan baru!
"Diam," bentak Tian Zhu pelan. Ia menyalurkan sedikit Aura.
Pedang itu seketika berhenti bergetar, seolah ketakutan dan tunduk pada rajanya.
SRING!
Tian Zhu mencabut pedang itu. Bilahnya bening seperti kristal es, dengan tujuh titik cahaya di dalamnya yang menyerupai rasi bintang.
"Pedang Bintang Jatuh (Falling Star Sword)," baca Tian Zhu pada ukiran di gagangnya. "Senjata Tingkat Bumi Puncak. Lumayan untuk sementara."
Ia kemudian menyambar gulungan kitab kuno di sebelahnya. Langkah Kilat Hampa (Void Flash Step) sebuah teknik gerakan tingkat tinggi yang memanipulasi ruang jarak pendek.
"Kau... Letakkan itu!" teriak Mo Sha, matanya merah menyala karena iri. Ia memaksakan diri berdiri meski lututnya gemetar.
Tian Zhu menoleh, lalu melirik kolam darah yang mendidih.
"Waktu habis. Tempat ini akan runtuh dalam sepuluh napas," ucap Tian Zhu santai.
Ia mengambil dua botol giok dari bajunya, menciduk Darah Esensi Roh Sejati dari kolam itu secepat kilat, lalu memasukkan botol dan harta lainnya ke dalam Cincin Ruang (yang ia ambil dari mayat murid sekte di hutan).
KRAK... BOOOOM!
Benar saja. Begitu harta utama diambil, pilar-pilar penyangga aula mulai retak. Atap aula mulai runtuh. Batu-batu seukuran rumah jatuh menghantam kolam, memuncratkan cairan panas ke mana-mana.
"Sial! Lari!" Ling Yao berteriak, melupakan harta karun demi nyawanya. Dia melapisi tubuhnya dengan es dan berlari menuju pintu keluar.
Mo Sha meraung frustrasi, menatap Tian Zhu dengan penuh dendam. "Tian Zhu! Aku bersumpah akan mengulitimu!"
Mo Sha berbalik dan lari menyusul Ling Yao.
Tian Zhu adalah yang terakhir bergerak. Namun, sebelum ia pergi, ia menendang sebuah batu besar hingga menutupi pintu keluar yang baru saja dilewati dua jenius itu.
"Semoga beruntung mencari jalan lain," kekehnya.
Ia sendiri tidak lari ke pintu itu. Ia berlari ke arah dinding di belakang pulau batu. Pedang karatnya (yang asli) ia gunakan untuk memukul dinding itu di titik tertentu.
Klik.
Dinding berputar, menampakkan saluran pembuangan air kuno.
"Jalan tikus selalu lebih aman," gumam Tian Zhu, lalu meluncur masuk ke dalam saluran gelap itu tepat sebelum atap aula utama ambruk total, mengubur kolam darah selamanya.
Di Luar Reruntuhan.
Matahari sudah tinggi. Para Tetua dari Tiga Sekte Besar melayang di udara dengan wajah cemas.
Tetua Yun (Sekte Langit Abadi) dan Tetua Mo (Sekte Iblis Merah - Paman dari Mo Sha) menatap piramida yang mulai amblas ke dalam tanah.
"Energi penahannya hilang! Seseorang telah mengambil Inti Makam!" seru Elder Yun.
"Siapa?! Apakah Mo Sha ku?" tanya Tetua Mo dengan suara parau.
Tiba-tiba, dari pintu utama yang setengah hancur, dua sosok melesat keluar dengan pakaian compang-camping dan penuh debu.
Itu Ling Yao dan Mo Sha. Mereka terlihat menyedihkan.
"Paman! Tangkap dia!" teriak Mo Sha histeris sambil menunjuk ke arah air terjun di sisi lain lembah. "Dia mengambil semuanya! Pedang Bintang Jatuh! Kitab Kuno! Semuanya!"
"Siapa?!"
"Tian Zhu! Seorang kultivator liar bertopeng!"
Tepat saat Mo Sha berteriak, sesosok bayangan hitam melesat keluar dari balik air terjun, melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan kecepatan luar biasa.
"Kultivator Liar?!" Tetua Mo murka. "Berani sekali sampah rendahan mencuri milik Sekte Iblis!"
Tetua Mo mengibaskan jubah merahnya.
BOOM!
Tekanan seorang ahli Core Formation (Pembentukan Inti) meledak. Ia terbang melesat mengejar Tian Zhu. Kecepatannya jauh di atas Tian Zhu.
"Mati kau, cacing!"
Tetua Mo mengulurkan tangan raksasa yang terbuat dari Qi merah, hendak meremas Tian Zhu yang sedang berlari di bawah.
Tian Zhu merasakan bahaya maut di punggungnya. Perbedaan kekuatan ini terlalu besar. Jika terkena sedikit saja, ia akan tamat.
Tapi Tian Zhu tidak panik. Ia sudah merencanakannya.
Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan tiga bola hitam seukuran kepalan tangan bom asap buatan sendiri yang dicampur dengan serbuk Spora Jamur Halusinasi yang ia temukan di hutan.
"Makan ini, Tua Bangka!"
Tian Zhu melempar ketiga bola itu ke belakang.
POOF! POOF! POOF!
Kabut ungu pekat meledak di udara, menghalangi pandangan Tetua Mo.
"Trik murahan!" Tetua Mo meniup kabut itu dengan Qi nya.
Namun, saat kabut hilang, sosok Tian Zhu sudah lenyap.
Yang tersisa hanyalah jubah hitam dan topeng kayu yang tergantung di ranting pohon, berayun-ayun mengejek.
"Apa?!" Tetua Mo berhenti mendadak. "Teknik Ganti Kulit?!"
Ia memindai area dengan Indra Spiritual nya. Tapi hutan itu penuh dengan aura monster yang kacau pasca bencana semalam, membuatnya sulit melacak aura manusia spesifik.
"KABUR?! DIA KABUR DARI TANGANKU?!"
Tetua Mo meraung marah, menghantamkan telapak tangannya ke hutan di bawah.
DUARRR!
Hutan seluas lapangan bola hancur lebur, pohon-pohon tumbang rata dengan tanah. Tapi Tian Zhu tidak ada di sana.
Ling Yao yang baru sampai di luar menatap jubah hitam kosong itu dengan tatapan rumit.
"Tian Zhu..." gumamnya. "Dia mempermainkan dua jenius dan lolos dari kejaran Tetua Core Formation. Siapa dia sebenarnya?"
Nama 'Tian Zhu' hari itu terukir dalam ingatan Tiga Sekte Besar sebagai buronan nomor satu.
Satu jam kemudian, di pinggiran Kota Awan Putih.
Di sebuah gang sepi di belakang pasar, seorang bocah laki-laki berusia sepuluh tahun berjalan keluar dengan santai sambil menjilati permen gula.
Ia mengenakan pakaian sutra bersih khas tuan muda. Wajahnya polos dan imut.
Itu adalah Shi Hao.
Ia telah berganti teknik Pergeseran Tulang, membakar pakaian dalamnya, dan kembali menjadi Tuan Muda Klan Zhu yang 'lemah'.
Di dalam Cincin Ruang yang tersembunyi di balik baju dalamnya, tersimpan harta karun yang membuat seluruh benua gempar.
Shi Hao tersenyum kecil melihat kepanikan di gerbang kota di mana pasukan sekte sedang memeriksa setiap orang dewasa yang masuk.
"Cari saja Tian Zhu," batinnya geli.
Ia berjalan menuju gerbang kediaman Klan Zhu. Penjaga gerbang melihatnya dan langsung panik.
"Tuan Muda! Tuan Muda kembali! Patriark, Tuan Muda pulang!"
Zhu Hao berlari keluar dengan wajah cemas luar biasa. Ia langsung memeluk putranya.
"Hao'er! Dari mana saja kau?! Kami mencarimu semalaman! Hutan itu berbahaya!"
Shi Hao memasang wajah bersalah terbaiknya.
"Maaf, Ayah... Semalam aku ketakutan karena gempa, jadi aku sembunyi di gudang bawah tanah dan ketiduran..."
Zhu Hao menghela napas lega, tidak curiga sedikit pun. Siapa yang akan menyangka bocah sepuluh tahun yang "ketiduran di gudang" ini baru saja merampok makam kuno dan mengalahkan jenius sekte?
"Syukurlah kau selamat. Ayo masuk. Ada kabar penting."
Wajah Zhu Hao berubah serius.
"Sekte Langit Abadi... Tetua Yun ada di ruang tamu. Dia ingin bertemu denganmu."
Jantung Shi Hao berdetak satu ketukan lebih cepat. 'Apakah dia tahu?'
"Kenapa, Ayah?"
"Dia melihat potensimu saat upacara dulu. Dan karena kejadian di hutan, sekte mempercepat perekrutan. Dia ingin membawamu ke sekte... besok."
Shi Hao tersenyum dalam hati. Rencana berjalan lancar.
zhu
Zhau
dan Zhao
ini kadang saya lari lgi keatas ,untk mencari nama kepala klan🤣🤣🤣