si anak tengah yang lahir di keluarga kecil perantauan, yang mulai memasuki remaja. Sebuah ikatan darah yang kuat antara seorang ayah dan anak gadisnya. Kisah masa lalu anak tengah terlalu banyak kejutan hingga ia mampu melewati sampai akhir cerita hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon destianawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Terduga
Usai klara berterimakasih pada fabian karena telah mengantarnya ke rumah ia pun segera masuk ke dalam rumah.
"hmmm.. siapa tuhh?? hayoloh bilangin ke mamah ah! pantesan aku disuruh pulang duluan ternyata itu alasannya. ahaha." ledek adik yang memang sengaja daritadi mengintip dibalik jendela
"haisshhh kamu yah anak cilik diem deh, beneran tadi aku ke perpus dulu cari buku pas mau pulang hujan deras banget gak ada yang lewat satu pun, eh kak fabian datang ngajak bareng yaudah daripada kemalaman nanti mamah marah gituloh bungsu."
"ohhhhhh fabian namanya, okesip besok aku bakal cari ahh mau lihat bentuknya kaya apa. ehhhh kak sebentar, rasanya gak asing sama nama itu yah tapi siapa?" tanya adik
"iya ga asing itu temen lama kakak beberapa tahun lalu."
"bukan, bukan dari mulut kakak keluar nama itu tapi adik lupa siapa yah?" sambil terus mengingat siapa yang pernah bercerita nama itu.
"ah lama deh, sok coba ingat-ingat dulu nanti kalau udah nemu ingatannya langsung kabari ya! kakak capek mau mandi sama istirahat dulu, jangan lupa kunci pintunya sebelum mamah pulang ya. Terimakasih anak bungsu nan manja." ledek klara yang dibalas timpukan bantal oleh adiknya.
Di dalam kamar klara mengingat kejadian tadi di mobil, ia sadar bahwa dahulu begitu egois tapi berharap apa dari anak berumur belasan rok warna biru untuk jadi dewasa dalam menjalin hubungan.
"Emang udah paling benar kata orangtua kalau sekolah jangan pacaran dulu." merutuki diri sendiri
Saking lelahnya klara pun tertidur bahkan mamahnya pulang pun ia tidak menyadari.
"KLARA, ADIK, KAKAK Bangunnn siangggggg hey kalian ini yah mau sekolah gak?" teriak mamah dari bawah
Semua anaknya kaget mendengar teriakan kanjeng ratu dari bawah langsung melesat ke kamar mandi menyiapkan diri untuk siap berangkat sekolah.
"Mah ayo langsung aja ngeng, gak usah sarapan udah siang." rengek klara dan adik
"suruh siapa bangun pada siang, klara untuk kali ini kamu berangkat sendiri yah adikmu katanya bakal nebeng temannya yang bawa motor biar ga macet terus kalau mamah antar kamu sendirian pakai mobil sama aja macet makin telat. Udah gih pesan ojek online!" suruh mamah
"Astaga mamah adik kenapa sih dadakan ngasih tahunya? kalau gitu aku langsung pamit mah pesan ojek sambil jalan aja biar ga tambah telat."
"kamu gak sarapan dulu? yah hati-hati nak." sedikit teriak karena klara sudah semakin menjauh keluar rumah
Tin Tin... Saat klara berjalan terdengar suara motor dari belakang memberi peringatan, sedangkan yang diberi suara klakson malah makin ke pinggir jalannya ia kira menghalangi jalan motor tapi tetap di klakson hingga akhirnya dia dengan muka kesal menengok ke belakang.
"Heh berisik! gak lihat apa aku udah jalan di pinggir? bisa naik motor gak?"
"Ra, sabar sabar ini aku fabian. Lagi kesiangan kan?? sama nih ayo bareng lagi cepat udah gak ada waktu." ajak fabian
"astaga kak kirain siapa, okedeh kalau gitu maaf merepotkan kesekian kali. ini aku naik yah sekarang mana helmnya?"
"Itu di atas jok ayo pakai terus naik, jangan lupa pegangan karena ini bakal super cepat. Oiyah baca doa sepanjang perjalanan jangan lupa biar selamat kita soalnya bakal ngebut nyaingin komeng sama valentino rossi."
Sambil komat-kamit bibir klara tidak berhenti memanjatkan doa agar selamat sampai tujuan tak lupa dengan genggaman kuat pada jaket fabian.
"Ada apa dengan dua hari ini? selalu saja takdir tak terduga." gumam klara dalam hatinya
