NovelToon NovelToon
Hurt Be A Love

Hurt Be A Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:258.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Mati-matian Balqis Lalita Wiguna membela lelaki yang dia sayangi, ternyata hanya menimbulkan luka yang begitu dalam. Di mana bukan dia yang bersanding di pelaminan, melainkan wanita lain yang tidak dia kenal.

Dia kira cinta pertamanya akan mengajarkan banyak hal. Nyatanya, hanya meninggalkan luka dan sulit untuk disembuhkan.

Akankah ada seseorang yang berhasil menjadi obat penawar dari luka tak kasat mata yang Balqis derita? Dan bisa membuatnya kembali merasakan cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Overthinking

Sayanganya, Yonas tidak bisa mengirimkan foto wanita tersebut dikarenakan Rio sudah keluar dari kamar mandi.

"Laporan aneh-aneh ke Kanjeng Nyonya, gua pindahin kepala lu ke kaki," ancam Rio tak main-main.

Yonas menelan ludah mendengarnya. Wajahnya sudah pucat karena dia tahu bagaimana watak asli Rio yang tak pernah main-main dengan ucapannya. Dia pun memilih untuk pergi dengan irama jantung yang tak beraturan.

Kanjeng Nyonya menghubunginya dan itu membuat Yonas semakin ketakutan.

"Mana? Kirim foto perempuannya," pinta Mami Nesha kepada asisten sang putra.

"Maaf, Nyonya. Saya salah liat. Ternyata itu foto Reyn."

Terpaksa Yonas menjual nama putri dari Restu. Daripada dia mati di tangan Rio.

.

Menikmati suasana Kota Jogja sendirian. Kota yang menjadi list liburan bersama sang kekasih. Namun, kenyataannya dia datang ke Kota itu sendirian. Pria yang ingin dia ajak malah mengkhianatinya. Bahkan hampir berbuat kasar kepadanya.

Aqis tak keluar kamar. Dia hanya menatap hamparan sawah yang hijau dari balik jendela kamar. Kesejukan dan kedamaian dapat dia rasakan.

Ponselnya berdenting, tapi Aqis abaikan. Dia sedang tak ingin melihat benda pipih itu. Biarkan benda itu berisik. Dia tidak akan pernah membukanya.

Di dalam mobil, seorang pria terus mengecek ponsel. Pesan yang dia kirimkan tak ada respon sama sekali. Yonas mencoba melirik ke arah ponsel Rio.

"Jangan sampe bola mata lu gua congkel dan gua jadiin bola bekel."

Yonas pun terdiam mendengar kalimat penuh ancaman dari sang bos. Selama tiga tahun dia bekerja, baru dua kali ini Rio mengancamnya. Biasanya lelaki itu lempeng-lempeng saja. Sekarang, malah sering menunjukkan taringnya.

Ketika jam makan siang, decakan penuh kekesalan keluar dari mulut Rio. Yonas hanya melirik sang bos. Tak berani kepo. Rio menatap layar ponselnya di mana aplikasi pesan sudah dia buka.

"Nih anak ke mana sih? Atau jangan-jangan--"

Rio mulai overthinking. Dia sudah mencari nomor sang sahabat. Baru saja hendak menekan gagang telepon, dia tersadar.

"Jangan. Dia mah resek." Rio berbicara sendiri.

Yonas terus memperhatikan sang bos sambil mengunyah. Seketika Yonas melebarkan mata ketika mendengar sang bos berbicara kepada salah satu intel yang sering bekerja sama dengan mereka.

"Cari perempuan yang udah gua kirim fotonya ke hp lu."

Yonas sudah bisa menebak jika perempuan yang dimaksud sang bos adalah perempuan semalam. Tidak mungkin atasannya itu mencari tahu tentang mantan istrinya.

Yonas harus mengumpulkan bukti terlebih dahulu. Barulah dia memberikan laporan kepada Kanjeng Nyonya. Mami Nesha mempercayakan Yonas untuk menjaga Rio sekaligus melaporkan apapun yang dilakukan oleh Rio di luar jam kerja.

Selama tiga tahun ini, Rio tidak pernah menemui wanita manapun. Dia hanya pergi ke kantor, kedai kopi atau apartemen. Banyak karyawan yang menyukainya. Namun, dia begitu dingin terhadap mereka.

.

Jam empat sore, Aqis beranjak dari tempatnya memandang hamparan sawah. Dia menekan tombol power ponsel, banyak sekali notifikasi. Namun, dia abaikan. Dia memilih untuk membersihkan badan karena dia sudah janjian dengan seseorang.

Di sebuah kafe hits Kota Jogja kini Aqis berada. Dia tengah menunggu seseorang dengan segelas coffe ice di depannya.

"Sorry telat."

Seorang lelaki manis seusianya menunjukkan senyum yang begitu manis. Beda halnya dengan Aqis yang terlihat marah.

"Jangan ngambek, Sayang."

Lelaki itu memeluk tubuh Aqis. Tak ada jarak di antara mereka berdua. Bahkan Aqis memeluk pinggang lelaki itu dengan begitu erat.

"Gua hancur, Za."

Faza Anggara, lelaki itupun merasakan kesedihan dari kalimat yang terlontar melalu bibir Aqis.

"Dia khianatin gua selama ini."

Tangis Aqis pun pecah di dalam pelukan Faza. Lelaki yang berstatus perawat di salah satu rumah sakit di Jogja mencoba menenangkan Aqis.

"Gua nyesel kenapa dulu gua gak Nerima lu aja."

Faza pun tertawa mendengarnya. Dia mengusap ujung kepala Aqis dengan begitu lembut. Tatapannya pun begitu teduh.

"Gua kan udah bilang, kalau gua jauh lebih baik dari dia. Ngeyel sih lu!"

Tangis Aqis pun reda. Dia malah tertawa sambil menatap Faza. Mereka saling tatap dengan senyum yang mengembang begitu lebar.

Bantingan sendok yang cukup keras membuat Yonas mengusap dada. Yonas melihat ke arah pandang sang bos dan dia dapat melihat perempuan semalam dengan seorang pria terlihat begitu mesra.

"Susananya gak enak ya, Pak Bos," ucap Yonas.

"Kita pulang aja yuk," ajak Yonas kepada Rio.

"Duluan aja! Gua masih pengen tetep di sini."

Yonas menganga tak percaya mendengar jawaban dari Rio. Sorot mata Rio menunjukkan cemburu, tapi masih tetap mau menjadi penonton kemesraan.

"Ngapain lu masih di sini? Katanya mau pulang!"

Yonas pun mengerjapkan matanya. Dia tersenyum penuh paksa dan akhirnya pergi dari kafe tersebut. Sedangkan Rio masih betah memandangi dua manusia yang kini asyik berbincang dengan mata yang terus menatap.

"Cepet banget tuh cewek move on-nya," cibir Rio dengan nada kesal.

Dia ingin meninggalkan tempat itu. Namun, hati kecilnya melarang. Pada akhirnya dia masih betah di sana sampai mereka berdua beranjak dari kafe.

Dahi Rio mengkerut ketika melihat lelaki itu pulang sendiri tidak dengan Aqis. Wajah Aqis pun kembali sendu. Langkah kaki Aqis mulai berjalan menyusuri trotoar. Rio mengikutinya dari belakang menggunakan mobil.

Aqis sedikit berlari ketika hujan tiba-tiba turun. Tak ada tempat berteduh hingga Aqis terus berlari dan tubuhnya sudah basah kuyup. Sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya dan itu membuat Aqis menghentikan langkahnya.

"Masuk!"

Seorang pria sudah membuka jendela mobil. Dia dapat melihat wajah Aqis sudah pucat.

"Cepat!"

Suara petir membuat Aqis sedikit tersadar dan segera masuk ke dalam mobil yang dikemudi Rio. Tanpa Aqis sangka, Rio membuka jasnya dan memakaikannya di pundak Aqis. Sontak Aqis menatap Rio dengan mata nanar.

"Kalau punya cowok itu yang penuh tanggung jawab. Minimal, anterin lu balik."

Kalimat ketus keluar dari mulut Rio. Aqis kembali menatap Rio dengan tatapan bingung.

"Bukan malah pulang sendiri-sendiri. Kayak pecundang."

"Cowok yang mana?"

"Dasar cewek! Berlagak amnesia," balas Rio dengan begitu judes.

"Aqis gak ngerti maksud Kak Iyo. Aqis--"

"Cowok yang peluk lu di kafe. Yang bikin lu berhenti nangis. Kelakuan kayak orang bener. Ternyata sama aja kagak bener," omel Rio tak henti.

Mobil pun berhenti di lampu merah. Rio menatap Aqis dengan begitu tajam di mana Aqis pun tengah menatapnya.

"Dia sahabat Aqis."

Rio memicingkan mata ketika mendengar perjalanan Aqis. Dia seakan tengah mencari kebohongan dari mimik wajah perempuan itu.

"Namanya Faza," lanjut Aqis.

"Gak penting!" balas Rio sambil memfokuskan kembali pandangannya pada jalanan.

"Udah suudzon, pake marah-marah lagi," gerutu Aqis pelan sambil menekuk wajahnya.

Senyum begitu tipis pun terukir di bibir Rio ketika ujung matanya melihat Aqis yang tengah merajuk. Hatinya juga sedikit tenang ketika Aqis menjelaskan hubungannya dengan lelaki yang tadi memeluknya di kafe.

"Sorry," ucap Rio.

Aqis menukikkan kedua alisnya ketika sudah menoleh ke arah Rio. Tanpa Aqis duga, telapak tangan kekar itu mengusap ujung kepalanya dan seketika jantung Aqis berdebar.

...***To Be Continue***...

Yang minta aku up rutin dan banyak udah aku kabulkan, ya. Yuk, silahkan tinggalkan komen kalian kalau bisa yang banyak ya ...

1
Bagus Diah
keren kak
Yus Nita
klrga sibuk berebot warisan dan merendah kan yg level ny di bawah yg kYa
Yus Nita
seperti yg di bilang orang2
ucapan adalah Do'aa
semoga Do'a kis kis twrkabul 😊😊😊
Rahmawati Abdillah
langsung cuuus deh tungguin ya
Rahmawati Abdillah
kata menjemput kalian 1 persatu itu loh yang bikin jleb rasanya,ayah ipang sudah paling pertama di jemput ayah Aditama nah selanjutnya itu yang menjadi misteri
Rahmawati Abdillah
maaf thoor bukan nimbun ban saya,cuma saya habis liburan ke desa yang gak ada sinyalnya jadi paksa de tertimbun bannya,sekali lagi maaf yaa🙏🏻🙏🏻🙏🏻
tapi saya akan setia baca novelnya kok😘🤭😁
Rahmawati Abdillah
efek kemarin jalan ke.daerah gak ada sinyal baru bisa baca dech
Ita Asmoatmojo
keren ....aku suka banget..
maaf kalau aku tidak banyak memberikan kontribusi yang bagus buat kakak..tapi aku ga pernah menimbun bab
Diana Puji Astuti
kocak nih
Diana Puji Astuti
wkwkwk...
Ida Farida
baik kak
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Nur Asni Umar
bawang nya banyak banget kak fie,😭😭😭😭😭
Kie Riezky
bingung mau komen apa lagi, cerita nya emang keren
Kie Riezky
gak papa sih menurutku bab sedikit juga,asal memang cerita nya gak gantung... kalau othor mah udah keren bikin ceritanya,biar pun bab sedikit tapi gak kayak lagi di kejer gitu,natural aja alur nya... semangat ya othor masih setia memberikan cerita di sini yang gratisan..
kinoy
maaf ka..berarti mst baca dl crt novelmu yg lain y biar paham silsilah asal muasal klrg singa scr turun temurun y
N I A 🌺🌻🌹
cus lah meluncur ke lapak anak nya ayah aska yg paling tampan tapi paling lama sold nya 😂😂😂😂
Tanti Retno Wati
ok kaaaaaaaa
Wiwin Winarsih
otw k tkp kaka fie....
Emma Marlina
cerita yg bagus dan berbobot, seolah olah seperti terjadi didunia nyata.
sukses buat othor kutunggu karya-karyamu dr klan keluarga besar giondra dan ayanda.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!