Malang benar nasib Kanaya setelah ia melawan Papanya sendiri dan tidak mendapatkan restu dari sang Papa.
Kanaya nekat menikah dengan Adrian yang ia harap bisa membahagiakannya. Harapan itu ternyata hanyalah harapan semata yang Kanaya bisa bayangkan. Sebab Adrian ternyata tega menjual Kanaya hanya demi uang untuk menyelamatkan perusahaannya.
Kanaya di jual, dan ceraikan oleh Adrian. Namun siapa sangka setelah terusir dan diceraikan, Kanaya kini terbelenggu oleh cinta seorang keturunan mafia, Adam De Costa.
Lantas bagaimana kehidupan Kanaya selanjutnya ? akankah Kanaya bisa menerima Adam dalam hidupnya ?
Ikuti ceritanya dalam novel "Oh My Kanaya" karya Dewi KD. Jangan lupa untuk memberikan support dalam bentuk Like dan Komen yang sebanyak-banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Adam dengan cepat mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit, namun apalah daya usahanya ternyata sia-sia. Saat Kendra berada di rumah sakit, anak kecil itu nyawanya sudah tak bisa lagi diselamatkan.
Kanaya menangis histeris seperti orang gila, sungguh dunianya kini telah hancur berkeping-keping. Separuh jiwanya hilang karena Kendra kini telah tiada.
“KENDRAA !!!!! HAAA…HIKSS..HIKSS !” Kanaya berteriak dan sebisa mungkin Adam menahan tubuh Kanaya untuk tidak berbuat nekat dengan mengamuk. Adam memeluk tubuh Kanaya begitu erat dimana Kanaya kini menangis begitu histeris.
“KANAYA TENANGLAH…SUDAH…” Adam mencoba menenangkan Kanaya namun Kanaya tetap memberontak dan mengamuk, menjerit menangis.
Hingga Adam kemudian memerintahkan dokter dan perawat untuk menangani Kanaya. Kanaya kemudian diberikan obat penenang, agar Kanaya tak lagi mengamuk dan menjerit-jerit.
Melihat Kanaya yang kini telah tenang karena pengaruh obat, Adam juga merasakan sesak yang amat mendalam. Sebab wanita yang telah membuatnya jatuh cinta itu, saat ini tengah berduka karena kehilangan buah hatinya.
Lina pengasuh Kendra pun sejak tadi hanya bisa menangis melihat anak kecil yang sudah ia asuh selama dua tahun tersebut kini sudah tak lagi bernyawa.
“Memangnya dimana Nenek dan Ayahnya ?” tanya Adam pada Lina.
“Tuan Adrian menikah lagi hari ini Bali, Nyonya Yulia juga pergi kesana !” kata Lina apa adanya.
Gila ! satu kata yang bisa Adam ucapkan pada mantan suami dan mertua Kanaya itu. Bisa-bisanya Adrian menikah lagi tanpa memperhatikan kondisi putranya sendiri.
“Dasar Ibu dan Anak sama-sama tidak waras ! Bisa-bisanya mereka berbahagia disaat anaknya sendiri tengah sakit !” kata Adam, ia tak habis pikir dengan apa yang sudah terjadi saat ini.
“Nyonya Yulia dan Tuan Adrian selama ini mengancam Saya, Saya tidak boleh memberikan kabar pada Nyonya Kanaya mengenai Kendra. Padahal Kendra selalu menanyakan keberadaan Nyonya Kanaya.” Kata Lina menjelaskan.
Adam hanya bisa mengusap kasar wajahnya, ia kemudian menyuruh Lina untuk menghubungi Adrian mengatakan apa yang sudah terjadi saat ini.
Saat Lina menghubungi Adrian, namun sayangnya panggilan itu sama sekali tak di angkat oleh Adrian. Sebab Adrian malam itu tengah menikmati malam pertamanya dengan istri barunya. Ia benar-benar melupakan keadaan Kendra dan asyik bersenang-senang sendiri.
Apalagi Yulia, ia pun sama tak mengangkat panggilan dari Lina. Karena merasa tak suka acara liburannya di ganggu, Yulia pun memblokir panggilan Lina untuk sementara waktu.
Pagi harinya,
Kanaya terbangun dari tidurnya, ia menatap langit-langit ruangan yang ia tempati dan terdengar suara Papa dan Mama Kayra disampingnya.
“Kanaya…”
“Kanaya Sayang.”
“Papa…Mama…” lirih Kanaya menoleh ke sampingnya, benar ia tak bermimpi saat ini, ia benar-benar melihat kedua orang tuanya berada disampingnya.
Air mata Kanaya kembali menetes, dan Kaisar juga Kanaya langsung memeluknya.
“Sayang….”
“Papa….Mama..hiks..hikss…” Kanaya menangis dalam pelukan kedua orang tuanya.
Adam memperhatikan pemandangan itu, dial ah yang menghubungi Kaisar dan mengatakan yang sebenarnya mengenai apa yang sudah terjadi pada Kanaya dan Kendra. Kaisar dan Kayra nampak begitu terpukul dan berduka ketika tahu cucu mereka sudah meninggal dunia. Dan Kanaya yang kini dalam keadaan yang tak baik-baik saja, karena kondisi psikisnya yang tidak bisa menerima dengan mudah kepergian Kendra.
“Sayang…Papa disini.” Kata Kaisar memeluk Kanaya dan mengelus pucuk kepala Kanaya dengan lembut.
“Kendra…putra Ku..Ayah..Dia..hiks..hiks…” Kanaya tak bisa berkata apa-apa lagi, karena putranya kini telah tiada.
“Sudah tenangkan dirimu…ada Papa disini…” kata Kaisar menguatkan putri kesayangannya itu. Ia pun sama terlukanya ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Kanaya.
Beberapa jam kemudian,
Dengan berat hari Kanaya harus melepas kepergian buah hatinya. Kendra harus dimakamkan, ia hanya bisa menangis melihat tubuh putranya sudah masuk ke dalam liang lahat dan menyatu dengan tanah.
“Hiks..hiks….Kendra..” Kanaya menangis tergugu di pusara putranya.
Kaysan dan Kayana menaburi gundukan tanah merah itu dengan bunga, mereka pun ikut merasa kehilangan berduka. Tidak hanya mereka, keluarga besar Abraham juga ikut berduka dan sedih akan kepergian Kendra.
...****************...
pasti kayana ada rasa sm adam.......
jangan lukai perasaannya.
apa mau melarikan diri 🤣🤣🤣🤣