NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:841
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31 Informasi Gerimis

Dua minggu setelah tragedi itu. Ada banyak hal yang ingin Soren dan kawan-kawannya selidiki. Sayangnya, mereka belum bisa melakukannya dalam waktu dekat karena kondisi Dean dan Cora yang tidak memungkinkan. Archied dan Soren pun masih merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhnya. Intinya, mereka semua dalam keadaan terluka.

Bagian bangunan yang rusak juga sudah diperbaiki. Sembari para occhio elit mengadakan rapat beberapa hari terakhir untuk membahas terkait tragedi ledakan tanpa benda tampak itu. Tentu saja Soren menjadi saksi yang ditanya-tanya.

Wajah Dean muncul di layar. Kali ini hanya panggilan video antara Dean dan Soren.

Tentu saja Dean dan Archie juga mengetahui perihal Shiroi yang dicurigai. Sehingga, Archie bertugas untuk mengamati pergerakan Shiroi. Walaupun selama dua minggu terakhir ia tak menemukan celah untuk mengatakan Shiroi mencurigakan. Ia tetap seperti Shiroi yang biasanya.

Untuk Soren, ia hanya bisa mengamati sekitar sedikit demi sedikit. Ia tak bisa berbuat banyak di markas pusat. Terlebih para occhio sebagian besar berada di kota lain. Lalu banyak occhio elit dan senior atas yang berlalu-lalang. Gara-gara sesuatu yang aneh di gua, membuat Soren seperti waspada terhadap semua orang. Bahkan ia juga menyembunyikan itu dari Annora. Hanya secuil yang ia beritahu, yakni kemunculan Shiroi yang mencurigakan di jendela kala itu. Sehingga, ia kembali selalu menemani Annora makan dan berbincang-bincang seperti sebelum ia jatuh ke jurang tak tersesat selama tiga bulan. Demi mengatasi agar Annora tidak curiga lagi.

"Aku mulai mengawasi perempuan itu hari ini." Dean memulai pembicaraan.

"Pulihkan saja dirimu dulu. Archie bisa mengatasinya."

"Dua minggu tanpa kemajuan apapun? Kita tidak bisa bergantung pada perempuan yang tidak punya rasa peduli itu."

Embusan napas Soren terdengar. Markas sebesar itu terlalu luas untuk occhio yang tersisa di sana. Sehingga, banyak ruangan yang kosong. Sehingga, Soren sering berkeliling ke sana ke mari.

Soren mendapat informasi bahwa Annora sedang tidur siang. Oleh sebab itulah menjadi kesempatannya untuk menghubungi Dean.

"Baiklah, memangnya pemantauanmu mendapatkan informasi berarti?" tanya Soren.

Dean tersenyum miring, "Aku punya sesuatu untuk benda ini."

Secarik kertas tua yang ditemukan Soren dan Cora di gua. Dean menunjukkannya pada Soren.

"Iya, aku yang menemukan itu." Soren berkata.

"Bukan itu maksudku, bodoh! Aku menemukan petunjuk untuk benda ini." Dean berseru ketus.

"Bagaimana?" tanya Soren tidak sabar.

"Diam dulu!" bentak Dean.

Soren menurut saja dan terdiam. Ia orang yang paling mengerti bagaimana cara menghadapi sifat Dean. Justru ia merindukan misi ketika sering bersama lelaki kasar itu, juga Archie dan Cora.

Ruang kelas M. Di sanalah Soren berada. Kelas itu kosong melompong. Namun senantiasa bersih karena selalu ada petugas kebersihan yang menjaga kebersihan semua ruangan. Termasuk yang ditinggalkan misi ke kota-kota lain oleh penghuninya. Soren pun leluasa berpindah-pindah ke tempat yang berbeda-beda untuk melanjutkan diskusi dengan dua teman di kota Sky Caprio itu.

"Aku harus menunggu orang itu pergi agar bisa memperlihatkanmu ini," ujar Dean. "Kamu tidak akan menyangka. Ini adalah orang mencurigakan lainnya. Bahkan lebih mencurigakan dari Shiroi. Ialah Ivory."

"Bagaimana kamu bisa mengaitkannya dengan kertas itu?"

"Semalam ia menginap di sini. Karena salah satu occhio yang bertugas di sini adalah teman kelasnya. Saat terburu-buru ingin ke kamar temannya, barang bawaannya jatuh. Tasnya terbuka dan bukunya terjatuh. Cepat sekali ia mengambil buku itu dan memasukkannya kembali. Sayangnya, aku sudah melihat tulisan tangan yang ada di sampul buku. Tulisan namanya sendiri. Sejak itu aku berpikir, tentang alasan apa yang membuat Ivory yang biasanya tenang malah terlihat panik. Maka semua itu terjawab saat aku memegang kertas ini. Ya, tulisan tangannya persis dengan yang ada di buku Ivory. Bukan main. Ini menjadi semakin menarik saja. Sayangnya kita semua malah terluka sebelum memulai apa pun kecuali ocehan tak terarah."

☆☆☆

"Belakangan ini, kamu menjadi semakin pendiam, Shiroi. Apakah karena perkataan kasarku waktu itu?"

Shiroi tersenyum. Lantas menepuk pundak Ginela, "Itu sudah lumayan lama tertinggal di belakang. Aku sudah lama melupakannya. Lagipula, aku memang pantas mendapatkannya. Aku mungkin tidak akan bertahan hidup sampai sekarang jika tidak dilindungi olehmu. Apalagi jika aku mengambil bagian timur itu seorang diri."

Langit yang kosong. Mendung membelenggu malam. Tak ada aksesoris langit yang tersisa. Namun sejuknya mengantarkan tentram. Mereka menatap langit malam lewat jendela kamar Shiroi. Ginela mendatanginya karena belakangan ini hubungan mereka yang seperti merenggang. Bagaimana pun, Ginela tetaplah seorang teman yang peduli sesamanya. Terutama Shiroi yang paling sering mendapatkan makian.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" pinta Ginela.

"Tentu saja."

"Tapi, kamu jangan tersinggung. Aku tidak berniat membuatmu tersinggung. Sama sekali tidak."

"Iya.Tenang saja. Aku akan mendengarkan. Tanpa tersinggung."

Ginela terdiam sejenak. Lalu menarik napas. Gerimis mulai membersamai.

"Apakah kamu pernah berpikir, kira-kira apa yang membuat Eliot begitu mengistimewakanmu. Ah, aku bukan meremehkanmu. Sungguh. Hanya saja, teman-teman kelas A membuat rumor bahwa senior Eliot menyukaimu."

"Tentu saja aku memikirkan itu, Ginela. Bahkan. selalu memikirkannya. Aku seorang occhio yang tidak pantas menjadi occhio. Bahkan untuk tingkat kelas pelatihan seperti kelas A. Aku selalu memikirkannya. Untuk rumor itu, sudah sakit sekali telingaku mendengarnya. Senior Eliot sudah berkeluarga. Jadi itu mustahil. Dia juga tidak pernah terlihat aneh."

"Maaf, Shiroi. Aku pun percaya bahwa Eliot tidak mungkin seperti itu. Aku hanya kesal karena teman-teman terus bertanya soal itu kepadaku."

Senyuman Shiroi mengarah pada gerimis. Membiarkan percikannya mengenai wajahnya. Jua rambut warna-warninya.

"Terima kasih sudah tetap menjadi temanku di saat semua orang menjauhiku," ucap Shiroi.

Keduanya berpelukan.

"Aku ingin segera tahu maksud dari Eliot yang mengatakan kamu adalah pahlawan. Aku selalu menunggu saat itu. Hingga dunia melihat siapa sebenarnya sosok dirimu yang begitu diistimewakan Eliot. Karena, aku tahu bahkan kita semua tahu. Eliot adalah occhio terkuat saat ini. Orang terkuat tidak mungkin mengistimewakan seseorang tanpa alasan."

Shiroi mengangguk. Lalu melihat gelang tipisnya. Hologram memunculkan informasi misi hari ini. Juga gelang tipis milik Ginela yang mengeluarkan informasi yang sama. Tertulis, Eternal Fog Hitam dengan radius puluhan kilometer. Kota Solar Wind. Seluruh occhio segera kembali ke markas pusat.

Seluruh occhio dadi penjuru kota berseru malam. itu. Malam yang mendung, serta gerimis yang lembut menyampaikan berita mengejutkan. Sesuatu yang menyeramkan terjadi di ibukota. Di saat para pelindungnya berpencar ke kota-kota lain. Justru eternal fog itu muncul lagi secara misterius pada ibu kota. Bagaimana occhio yang tersisa mengatasinya sebelum semua occhio yang tersebar datang membantu?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!