NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Poligami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENANGKAP HERMAN

Sam kini merasa tenang hatinya, Ia sudah membuat gugatan cerai untuk Tini, tak lama Sam mendapatkan telepon dari Kantor jika dirinya harus hadir untuk meeting membahas proyek yang baru saja di menangkan kemarin.

"Baik Pak, Saya akan segera ke kantor"

Sam selalu profesional dalam bekerja, biarpun masalah datang dalam hidupnya, tapi Ia tak pernah membawa masalah itu dalam pekerjaannya.

Surat tuntutan untuk Herman sudah siap, pihak kepolisian kini sedang mengantar ke kantor Retro Advertising.

Polisi berjalan dengan gagahnya membawa sehelai surat di tangannya, Mereka berjalan menuju ruang Herman Sanjaya, kedatangan polisi kini menjadi topik hangat di sekitar kantor.

"Eh polisi tuh... Ada apa nih?"

Tanya salah satu karyawan Retro.

"Gak tahu, tapi sepertinya mereka mau ke ruangan Pak Herman deh"

Juvi yang tak sengaja mendengar obrolan karyawan tersebut bertanya,

"Polisi..? Ke ruangan Pak Herman?"

"Ah Lo Juv.. pake tanya, justru Kita juga gak tahu makanya bertanya-tanya dari tadi"

Juvi merasa curiga seperti ada yang tak beres, Dia langsung pergi ke ruangan Chandra untuk menanyakan hal ini siapa tahu Chandra mengetahui sesuatu.

"Chan.. Lo sudah tahu ada polisi datang ke Retro?"

Juvi langsung masuk dan bertanya pada Chandra.

"Polisi...?"

Chandra sudah tak terkejut lagi, Karena Ia sudah mendengar percakapan antara Bu Heni dan pak Herman tadi siang.

"Sepertinya polisi ingin menangkap Pak Herman"

Chandra berbicara dengan ceplosnya.

Juvi yang tak mengerti mengerutkan keningnya dengan rasa bingung, lalu Ia bertanya,

"Menangkap dengan alasan Apa?"

"Gue gak tahu, nanti juga Kita tahu kok"

Juvi semakin bingung dengan apa yang di ucapkan Chandra, merasa tak mendapatkan jawaban yang pasti, Juvi pun kembali ke ruang kerjanya.

Polisi membuka pintu ruangan Herman dan langsung mengatakan kedatangannya.

"Selamat sore Pak Herman, Kami dari kepolisian datang ingin membawa anda ke kantor polisi sekarang juga"

Pak Herman terkejut dengan kedatangan para polisi di kantornya.

"Apa-apaan ini.. Atas tuduhan apa kalian menangkap Saya"

Lalu polisi menjelaskan tuduhan kasus yang menjerat Herman Sanjaya.

Pak Herman diam tak bergeming, dalam hatinya berkata,

"Bagaimana bisa Faris tahu kasus itu, padahal ini sudah lama"

Herman sepertinya tak terima Ia pun menyangkal tuduhan itu.

"Tidak mungkin Pak.. kejadian itu sudah lama, siapa yang menuntut Saya"

Polisi tak ingin berinteraksi lebih banyak disini, lalu polisi berkata,

"Jika ingin membela diri silahkan di kantor polisi Pak, tugas Kami hanya membawa pak Herman saat ini"

Pak Herman merasa harus tenang dan tidak ingin bertindak gegabah akhirnya Pak Herman menuruti permintaan polisi.

Sepanjang perjalanan seluruh karyawan Retro melihat atasannya di kawal tiga polisi mereka semua bertanya-tanya, kenapa..? Dan kasus apa yang sedang menimpa bos nya itu.

"Pak Herman kena kasus apa ya?"

Salah seorang pegawai bertanya pada rekan kerjanya.

"Gak tahu, tapi pasti kasusnya besar, selama ini Pak Herman tak pernah terkena skandal kasus apapun, tiba-tiba saat ini di bawa polisi aneh kan?"

Kini semua karyawan mempertanyakan hal itu.

Setelah sampai di kantor polisi, Pak Herman langsung menelepon pengacaranya untuk mengurus kasusnya, kemudian Ia mengabari Bu Heni jika dirinya saat ini berada di kantor polisi.

"Papah di tangkap polisi, kasus apa Pah?"

Tanya Bu Heni dengan rasa khawatir terhadap suaminya.

"Kasus sabotase kebakaran perusahaan Pak Faris waktu itu"

Bu Heni tak menyangka jika suaminya akan terlibat kasus besar saat ini.

Setelah menghubungi pengacara juga istrinya kemudian pak Herman bertanya pada polisi yang ada dihadapannya.

"Siapa yang menuntut Saya atas tuduhan ini?"

Tanya Pak Herman dengan wajah yang marah.

"Yang melaporkan kasus ini bapak Ray Sam, Dia melapor dengan membawa bukti yang cukup kuat"

Pak Herman kini murka pada Sam, Pak Herman tak ingin banyak bicara, Pak Herman menunggu pengacaranya untuk menghandle kasusnya ini.

Karena Pak Herman akan di tahan di kantor polisi, Bu Heni kini pergi sendiri menemui Putrinya di Cirebon.

Sam kini sudah berada di rumah, Ia baru saja pulang bekerja, Sam langsung masuk ke rumah, dan mandi membersihkan badannya, sementara Tini masih berbaring di dalam kamarnya.

Mendengar suara rusuh di dapur Tini pun beranjak bangun dari kasur, menghampiri suara tersebut, ketika Tini melihat, ternyata Sam sedang memasak air, lalu Tini langsung mengajak Sam bicara.

"Sam.. Kamu sudah pulang, Sam antar Aku ke rumah sakit sebentar ya"

Sam sebenarnya kasihan dengan keadaan Tini, tapi rasa bencinya lebih besar dari pada rasa kasihannya.

"Aku mau mandi dulu, nanti Aku telepon Dokter kesini untuk memeriksa Kamu"

Tini pun marah dengan jawaban Sam Ia sungguh tak mengerti Sam kini semakin tak perduli padanya.

"Sam, kenapa sikap Kamu seperti ini terus Sam?"

Tanya Tini dengan suara yang sedih.

"Sudahlah Tini, Aku sebenarnya ingin mengantar Mu pulang ke rumah orang tua Kamu, jadi tolong kamu jangan seperti ini terus"

Tini semakin bersedih mendengar Sam yang benar-benar ingin menceraikannya.

"Kamu benar-benar ingin menceraikan ku?"

"Iya.. Aku sudah membuat gugatan cerai untuk Kamu, Aku mohon lepaskan Aku"

Sam berkata dengan suara terenyuh berharap Ia segera lepas dari ikatan pernikahan ini, Tak lama Bu Heni datang dengan tiba-tiba dan cukup mendengarkan percakapan Sam dan Tini di detik-detik terakhir.

"Saya akan mengabulkan itu semua Sam"

Sam dan Tini menoleh, ketika tahu Bu Heni yang datang, Tini langsung berlari ke ibunya dan memeluk sang ibu.

"Mamah.. "

Sam hanya terdiam tak berbicara apapun.

Bu Heni menatap Sam dengan tajam, lalu Bu Heni berkata,

"Sam kalau Kamu ingin menceraikan Tini, tidak perlu Kamu membawa-bawa suami Saya dalam kasus kebakaran perusahaan Pak Faris kemarin"

Bu Heni masih belum tahu kebusukan Pak Herman, Sam tidak ingin mertuanya berfikiran yang tidak-tidak maka dari itu Ia ceritakan lah kondisi yang sebenarnya kepada Bu Heni.

"Jadi seperti itu Bu, Aku rasa perampokan yang terjadi pada Aku waktu itu juga Bu Heni sudah tahu bukan?"

Bu Heni terdiam merasa tak percaya jika suaminya senekat itu dan sejahat itu, lalu Ia melihat Tini dan bertanya,

"Apa Kamu juga tahu semua ini Tini?"

Bu Heni kini berbicara dengan nada cukup menekan. Namun Tini tak menjawab apa-apa Ia seperti kebingungan dalam menjawab.

"Kamu diam artinya Kamu juga tahu, jadi benar kalian merencanakan kejahatan itu?"

Lalu Tini membela diri dengan mengatakan,

"Mah.. Fahmi memperkosa Aku, Aku sampai hamil anaknya, papah tidak terima dengan semua itu, Papah membalas sakit hati Ku Mah"

Tini berkata dengan raut wajah sedih, dan sejauh apa rencana yang di lakukan Pak Herman itu semata karena permintaan Tini yang tidak ingin berpisah dari Sam.

Lalu Sam menyahuti perkataan Tini,

"Harusnya Kamu laporkan semua itu ke polisi, bukan malah menjebak Aku agar terlihat bahwa itu Anak Aku"

Tak ingin banyak berdebat dengan Sam, Bu Heni pun memutuskan untuk membawa Tini tinggal di jakarta lagi, Sam yang sudah tak ingin hidup bersama Tini pun berkata,

"Aku sudah menalak Tini, dan Aku sudah membuat gugatan cerai untuk Tini, Aku mohon maaf Mah.. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini, untuk seluruh hutang yang pernah Aku pinjam pada Herman waktu itu, Aku akan bayar besok, jadi perjanjian di surat itu sudah tidak berlaku lagi jika Aku sudah melunasi hutang ku"

Bu Heni terdiam memandangi wajah Sam dengan sinis.

"Baik... Saya tidak akan menghalangi lagi niat Kamu, Tini ayo kita pulang, Sam bukan lagi suami Kamu"

Tini mulai ketakutan, Ia pun berkata,

"Tidak Mah... Aku ingin mamah kesini untuk menemani Aku berobat, bukan untuk membawa Aku pulang ke rumah"

Bu Heni mulai geram dengan sikap Tini yang tak pernah mau belajar dewasa.

"Tini cukup... Mamah capek.. Kamu gak kasihan Sama Mamah, Papah Kamu sekarang di penjara Tini, mamah ga tahu apa papah bisa di bebaskan atau akan di pidana"

Tini menjadi menangis mendengar perkataan ibunya.

"Ayo pulang, sudah tidak ada tempat lagi disini untuk Kamu Nak"

Tak lama sakit pinggang Tini kini kambuh kembali.

"Aduh.."

Tini memegangi pinggangnya sambil menahan rasa sakit, tak tega melihat keadaan Putrinya Bu Heni pun memaksa Tini untuk pulang segera.

"Ayo pulang Tini, Kita ke rumah sakit sekarang"

"Tapi Mah..."

Tini masih belum terima jika harus pulang dan berpisah dengan Sam, tapi rasa sakit yang Ia rasa sungguh sudah tak tertahankan, dari pada disini mati konyol, mau tak mau Tini mengiyakan ajakan ibunya untuk pulang ke jakarta.

1
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!