NovelToon NovelToon
Our Secret Marriage

Our Secret Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Giriri

Berasal dari keluarga 'berada' tidak selamanya bahagia. Hal inilah yang dirasakan oleh Putri Bungsu keluarga Maharani yaitu Aila Maharani. Terlahir dari keluarga yang terkenal karena bakat bermusik mereka membuatnya terbebani.
Kebebasannya terhalang karena takut mencoreng nama baik keluarga dan juga sering dibandingi oleh publik dengan saudara nya Airis.
Suatu hari, kediaman keluarga Maharani didatangi seorang Tuan Muda dari keluarga Davidson yaitu Egi Davidson, dikenal suka bermain wanita, tapi nyatanya dia hanyalah pria dewasa yang masih polos.
Kedatangannya ditemani seorang sekretaris dengan tujuan melamar salah satu putri dari keluarga Maharani.

Secara mengejutkan Si Tuan Muda itu memilih Aila sebagai pasangannya..
Semua orang terkejut dengan hal ini, termasuk Aila...

Apa yang terjadi? Kenapa semua orang terkejut? Apa Aila akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih kebebasan??

Penasaran cerita nya??
Mari ikuti kisah mereka di Our Secret Marriage

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giriri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terulang

Pukul 21.00 Aila baru kembali setelah menyelesaikan kelas dan juga urusan organisasinya. Keluar dari mobil Aila merasa sangat kelelahan, dipikirannya sekarang hanyalah mandi setelah itu tidur.

"Selamat malam, bi." Sapa Aila saat melihat bibi pembantunya.

"Oh selamat malam, Nyonya Muda. Apa anda sudah makan malam."

"Hmm sudah. Saya ke kamar dulu ya. Selamat malam."

"..baik, Nyonya Muda."

Astaga Nyonya Muda terlihat kelelahan sekali. Apa benar dia sudah makan.. Bibi pembantu.

Sesampai di kamar, Aila langsung melepaskan tas dan pakaiannya lalu langsung pergi mandi.

.

Beberapa saat kemudian, Aila keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar, walaupun matanya tetap saja terlihat mengantuk.

Saat ingin menyiapkan tempat untuk tidur, Aila mendengar ketukan pintu kamar.

Tok..tok..tok

Tanpa berlama-lama Aila segera membuka pintu dan mendapati Rina si pelayan termuda yang menjadi temannya.

"Oh Rina, ada apa." Tanya Aila.

"Ini Nyonya Muda, bibi membuat susu coklat panas. Bibi khawatir karena Nyonya Muda terlihat kelelahan." Jelas Rina sambil membawa segelas susu coklat panas diatas nampan.

"Hehe, terima kasih." Aila mengambil gelas yang masih mengepul tersebut.

"Sama-sama, Nyonya Muda. Kalau begitu saya pamit dulu. Selamat malam." Rina membungkuk dan pergi meninggalkan Aila.

"Tunggu."

"Ya, Nyonya Muda." Tanya Rina kembali berbalik menghadap Aila.

"Jam berapa biasanya Tuan Muda Egi itu pulang."

"Hmm kalau setau saya, Tuan Muda biasa pulang tengah malam."

"Begitu ya. Baik lah. Kalian juga jangan lupa istirahat ya, saya mau tidur dulu."

"Baik, Nyonya Muda."

Aila menutup pintu dan duduk di sofa.

Dia menyeruput minuman panas tersebut dan langsung merasa nyaman.

"Jarang sekali aku minum minuman seperti ini dirumah. Karena sehabis pulang kuliah aku tidak sanggup lagi untuk meminta dibuatkan. Ternyata orang disini juga ramah-ramah, semoga saja suasana seperti ini tidak berubah sampai kontrak kami berdua selesai."

Aila menghabiskan minuman dan menaruhnya di meja depan sofa.

Dia membawa selimut tebal untuknya tidur. Dan begitu berbaring Aila memainkan selama beberapa menit handphone nya lalu langsung tertidur lelap.

...

"Silahkan istirahat, Tuan Muda."

Egi dan Arya baru saja kembali, terlihat penampilan Egi yang sudah kusut.

"Selamat malam, Tuan Muda. Nyonya Muda sudah tidur duluan tadi."

Pak Robert memberitahu Egi soal Aila.

"Hmm, kalau begitu saya juga langsung tidur. Dan kalian beristirahat lah."

Egi langsung pergi ke kamar dan dia melihat Aila yang sudah terlelap terlihat dari wajahnya yang merasa nyaman diposisi tidurnya.

"Melihatnya yang seperti ini aku juga ingin langsung tidur, astaga.."

Egi menanggalkan pakaiannya dan berlalu ke kamar mandi.

"Apa nanti dia akan naik ke ranjang lagi ya. Kenapa kebiasaannya jelek sekali. Jika tidak ada kontrak itu aku sih sama sekali tidak masalah, tapi ini kan larangan untuk tidur di ranjang yang sama termasuk perjanjiannya sendiri. Memangnya aku ini laki-laki apa yang tidak menepati janji seperti itu."

Gerutu Egi ditengah mandi nya.

Beberapa saat kemudian dia keluar dan hanya memakai bathrobe. Egi berjalan mendekat ke arah dimana Aila tidur.

Egi melihat Aila dengan diam.

"Dia sungguh tidur kan. Haloo." Ucap Egi dengan suara pelan dan melambaikan tangannya didepan wajah Aila.

Egi terdiam lagi dan melihat sekelilingnya seperti orang yang tidak mau ketahuan melakukan sesuatu, padahal di kamar itu cuma ada mereka berdua.

"Sedikit saja tidak apa-apa kan." Egi perlahan mentoel-toelkan pipi Aila dengan jari nya.

"Hmm.."

Karena Aila yang bereaksi Egi pun bergegas naik ke ranjang. Dia melempar handuk entah kemana dan menarik selimut menutup seluruh badannya.

"...."

Egi mengintip sedikit dibalik selimut dan melihat Aila yang posisi tidur nya berubah membelakangi Egi.

"Huuuh, aku kira dia bangun." Egi menghembuskan napas panjang dan keluar dari selimutnya.

"Aku sungguh berharap kalau dia tidak melakukan hal aneh lagi. Apa aku penuhkan saja bagian ini dengan bantal ya."

Egi mendapat ide agar Aila tidak tidur disampingnya lagi. Dia meletakkan semua bantal yang ada agar memenuhi bagian kosong ranjang itu.

Dengan harapan agar Aila yang punya kebiasaan tidur berjalan tidak mendekati nya lagi saat tidur, namun hal itu tidak berpengaruh.

Egi ingat kalau dia baru saja tidur selama 30 menit, dan dia terbangun saat dia melihat Aila dengan rambut yang acakan seperti hantu itu berdiri di sisi lain ranjangnya.

Egi meraba letak jantungnya dan merasakan detakan cepat karena terkejut.

Untung saja aku tidak teriak. Egi

Egi melihat Aila yang masih berdiri dengan mata tertutup itu dengan diam.

Dia tidak tau mau berbuat apa. Apa boleh dia membiarkan Aila tidur disampingnya, tapi karena ada kontrak itu Egi pun memutuskan sesuatu.

...

Bunyi burung di pagi hari kembali membangunkan Aila dari tidur lelapnya. Dan kali ini juga sama, dia tidur dengan kondisi yang nyaman. Tempat empuk dan selimut yang tebal.

Hm? Tempat empuk? Selimut tebal? Aila

Aila langsung membelalakkan mata nya. Dia terbangun dan langsung melihat disebelahnya.

Eh? Tidak ada orang? Apa dia sudah berangkat ke kantor... Aila

Aila bangun perlahan dan melakukan peregangan kecil. Disini Aila sangat terkejut karena dia melihat Egi yang tidur di sofa.

Dengan wajah yang berkerut itu, Aila tau kalau Egi merasa tidak nyaman.

Aarrrrrrghhhhh...Aila

Sekali lagi Aila mencoba kabur. Dia langsung pergi mandi, bersiap ke kampus, sarapan yang dijadikan bekal dan berangkat ke kampus.

Di dalam mobil Aila histeris sendiri sampai membuat supir yang membawa nya kebingungan.

.

Tok..tok..tok

"Tuan Muda~~. Panggil Arya si Sekretaris didepan pintu kamar.

Arya membuka sedikit pintu kamar dan dia melihat Egi bangun, tapi bukan di ranjang melainkan di sofa.

"Hahaha." Gelak Arya dan membuat Egi kesal.

"Diam kauu." Gerutu Egi.

..

"...diperbaiki lagi dan pastikan rencana ini bisa mencapai target yang diinginkan..."

"Baik, pak. Terima kasih."

Egi sekarang berada di kantornya, dihadapkan dengan karyawan yang terus-terusan meminta persetujuan proyek padahal apa yang mereka ajukan itu sangat samar untuk dilaksanakan.

"Haaaah, lelah sekali astaga. Kapan ayah pulang." Desah Egi saat karyawan terakhir keluar dari ruangannya.

"Kalau ayah disini setidaknya pekerjaan ku tidak seberat ini." Gumam Egi dengan merapikan kembali dasi nya.

Rrr..rrr..rrrr...

Handphone Egi bergetar di meja seperti ada yang menghubunginya. Namun Egi terlihat enggan untuk menerima nya.

"Tuan Muda, sepertinya itu dari Tuan Bes.." Belum selesai perkataan Arya, tangan Egi secepat kilat langsung menerima telepon yang memang ternyata dari ayahnya.

"Ya, dengan Egi Davidson disini." Ucap Egi yang membuat Arya hanya geleng-geleng kepala.

"Dasar bocah.. memangnya kau bicara dengan siapa sampai begitu."

"Aku? Anak Davidson Presdir dari perusahaan X, dan sekarang dipimpin sementara oleh anaknya, sedangkan presdir nya sendiri lagi memancing di sungai yang indah dan tenang."

"...ohh kau masih berbakat rupa nya menebak apa yang ayah lakukan, hahaha." Mendengar itu Egi semakin kesal.

"Sudahlah...ngomong-ngomong kapan ayah dan ibu pulang." Tanya Egi tidak berniat untuk memperpanjang percakapan mereka.

"Nah karena ini ayah menghubungi mu. Kami berdua akan pulang hari ini, jadi nanti malam ajak Aila untuk makan malam bersama di rumah ya. ...oh ayah harus matikan dulu ya karena ada ikan di kailnya. Kalau begitu kami menunggu kalian ya, sampai jumpa nanti malam."

Tanpa bisa berkata apa-apa lagi, Egi harus menerima permintaan ayahnya.

"Ayaaaahhh."

------------------------------------------------------------------------

...Jangan lupa Subscribe, Komen dan Like nya gaiss 😉...

...Support kalian buat author buat rajin update ...

...😁...

...Happy reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!