Our Secret Marriage

Our Secret Marriage

Aila Maharani

Di suatu kota terdapat beberapa keluarga terpandang yang di akui kualitas serta kuantitas mereka. Menempati urutan kedua keluarga terpandang yaitu ada Sasnawi Maharani.

Keluarga ini bergerak dalam bidang musik dan kebanyakan anggota keluarga mereka merupakan musisi, terkecuali Aila atau Aila Maharani.

Aila merupakan putri bungsu dari dua bersaudari. Dari segi penampilan, Aila terlihat biasa saja tidak ada yang istimewa dari dirinya. Hal inilah yang terkadang membuat nya merasa insecure dengan kakak nya, yang memiliki penampilan lebih menawan dari dirinya.

Airis merupakan putri tertua sekaligus kakak dari Aila. Dia hampir bisa memainkan segala jenis alat musik bahkan pernah menjuarai kejuaraan tingkat internasional.

Aila merasa semakin menciut dengan tekanan yang ada. Berapa kali pun dia mencoba berusaha menenangkan diri, namun selalu ada hal-hal yang membuat mental nya naik turun.

Dan disini, di rumah megah ini Aila bersama keluarga nya sedang makan bersama.

Di meja makan itu hanya bunyi denting sendok dan pisau makan yang terus bergesekan dengan piring nya.

Setelah beberapa saat, ayah sekaligus kepala keluarga Sasnawi Maharani itu memulai percakapan nya.

"Aila, bagaimana kuliah mu." Tanya ayah.

"Hmm seperti biasa ayah. Tidak ada yang istimewa, hanya ditumpuki tugas yang terus berdatangan." Aila mengambil buah segar di meja sebagai penutup makanan nya.

"Hmm begitu."

"Airis, kamu ada pertemuan siang ini kan." Tanya ayah lagi.

"Ah iya, ayah. Presdir dari Symphony Band ingin membahas sesuatu mengenai pembuatan ......."

Sepanjang kakak nya itu berbicara, Aila sama sekali tidak terlalu mendengarkan.

Dia tidak terlalu tertarik dengan musik atau apapun itu. Dia hanya ingin ketenangan dan kedamaian tanpa dicampuri hal yang sulit.

Ibu dan ayah nya tidak pernah membedakan kedua nya, namun dari kondisi sekarang saja perbedaan itu sudah jelas adanya

Aila selesai makan dan pamit undur diri dulu.

"Bu, ayah, Aila selesai. Aila balik ke kamar, ya."

Begitu ayah dan ibu nya mengangguk, Aila pun menaiki tangga untuk ke kamar nya.

Brukk

"Waahhh memang sensasi kasur itu tidak terkalahkan, hmmm." Aila terus menggelinding permukaan kasur nya yang empuk, sampai dia terhenti mendengar suara seperti sebuah mobil yang masuk ke halaman parkiran mereka.

Hmm siapa itu. Perasaan tidak ada keluarga atau tamu undangan yang kata nya akan datang. Aila

Wajar jika Aila berpikir begitu, karena biasanya saat ada tamu besar  ataupun keluarga pasti ibu dan ayah akan bersiap dan memberitahu, hal itu dikarenakan mereka harus menjaga image di depan orang lain. Namun kali ini tidak sama sekali.

"Hmm, kalau bukan tamu besar yang mendadak kasi kabar, pasti itu tamu yang tidak terlalu penting urusan nya." Ucap Aila dengan mata yang tertuju keluar jendela sambil melihat ada seseorang yang keluar dari mobil tersebut.

"Memang nya apa peduli, ku. Lebih baik aku nonton anime saja." Aila tidak peduli dengan urusan orang tua nya, karena hal itu memusingkan.

Dia mengambil handphone nya dimeja dan mulai menonton kartun kesukaannya.

Belum 5 menit Aila ingin mengakses kartun nya, tiba-tiba pintu kamar nya diketuk.

"Non, tuan ingin nona untuk turun." Ucap orang yang mengetuk pintu dan tak laik adalah kepala pelayan.

"Memang nya ada apa." Tanya Aila.

"Hmm sepertinya karena ada tamu itu, nona." Ucap pelayan lagi.

Itu? Siapa? Aila

....

"Terserah saja, cepat aku turun cepat juga urusan nya selesai." Keluh Aila.

"Baiklah, Paman."

Aila merapikan penampilan dan keluar dari kamar.

Aila berjalan dengan santai menuruni tangga dan melihat keluarga nya sudah menjamu tamu itu.

Terdapat dua orang yang seperti nya antara boss dan sekretaris.

"Ah Aila kamu sudah datang. Ayo duduk disini." Ajak ayah dengan meminta Aila duduk di samping nya.

Aila menurut dengan tenang dan hanya diam saja. Dia melihat penampilan dari tamu yang seperti nya sangat ayah nya hormati ini.

Aku akui penampilan nya luar biasa, tapi.... Aila

Aila melihat ke sekretaris pria itu.

Dia tidak kalah luar biasa nya, haha. Aila

Aila mengangguk sendiri nya, sampai membuat ayah nya bingung.

"Ada apa." Tanya ayah.

"Ehh, oh tidak ayah. Bukan apa-apa."

Aila mematung karena bertingkah konyol.

Sedangkan ayah hanya mengangguk dan kembali memperhatikan tamu nya.

"Jadi tuan muda Egi Davidson apa yang membuat anda berkunjung ke tempat sederhana ini." Tanya ayah dengan sangat formal.

Disisi lain Aila sedikit terkejut saat mendengar nama belakang dari pria itu adalah Davidson.

Davidson merupakan keluarga dengan posisi pertama sebagai keluarga paling berpengaruh di kota mereka. Mereka bergerak hampir di berbagai aspek.

Keluarga Davidson hanya memiliki satu orang putra dan orang ini yang pasti nya.

Namun dengan kelebihan yang ada pada dirinya dan keluarga, putra mereka memiliki kekurangan yaitu memiliki sikap yang keras kepala dan terkenal dengan suka bermain wanita.

Ehm sangat tidak masuk kategori pria idaman. Tidak akan berguna jika kau hanya punya penampilan yang bersinar jika karakter mu saja jelek. Aila

"Mohon maaf sebelumnya Tuan, kami datang tanpa memberitahu dahulu." Sekretaris yang berdiri di belakang tuan muda nya yang angkat bicara.

Lihat itu. Yang di tanya tuan nya tapi kenapa sekretaris nya yang berbicara. Dia pasti sangat tidak mau mengotori mulut nya dengan kata maaf. Aila

Egi merasakan seperti ada yang menatap nya dari tadi.

Dengan sedikit melirik ke samping, dia melihat Aila sedang melihat nya dengan wajah yang serius.

Aneh. Egi

"Jadi kedatangan kami kesini ingin melamar putri anda, tuan." Ucap sekretaris lagi, dan kali ini semua anggota keluarga di buat terkejut oleh nya.

"Ha, ap..apa melamar?. Maaf kan saya jika lancang, tapi saya tidak mengira bahwa kedatangan tuan kesini dengan tujuan tersebut. Terlebih lagi melamar. Bukannya tuan muda Egi memiliki pasangan sekarang." Tanya ayah dengan penuh hati-hati.

Sebelum menjawab, sekretaris tersebut melihat ke arah tuan muda nya.

"Bagaimana saya harus menjawab ini". Pasti itu yang sedang di pikirkan sekretaris itu. Terlihat sekali dari wajah nya. Aila

Ngomong-ngomong pria ini. Apa dia sudah gila ya. Ayah benar bukan nya sekarang dia sedang menjalin hubungan dengan wanita lain, tapi kenapa dia ingin melamar wanita lain. 

Terus..hmm sepertinya nya dia menyukai kakak. Dia sering mencuri pandang, heh apa kau pikir kalau kau tampan kau bebas bertindak ya, ck. Aila

Tanpa sadar Aila berdecak dan membuat Egi melihat nya lagi.

"Begini, tuan..."

"Tuan sekretaris saya ingin mendengarnya langsung dari tuan muda anda. Saya tidak mau mendengar hal seserius ini di sampaikan oleh orang yang tidak bersangkutan." Ayah secara tegas memotong perkataan si sekretaris, karena beliau ingin mendengar langsung tuan muda Egi tersebut berbicara tentang keperluannya.

------------------------------------------------------------------------

...Jangan lupa Subscribe, Komen dan Like nya gaiss 😉...

...Support kalian buat author buat rajin update ...

...😁...

...Happy reading...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!