NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Mafia Kejam

Cinta Seorang Mafia Kejam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: rnsa

Nayla adalah seorang wanita cantik yang pekerjaannya tidak menentu, ibunya sudah meninggal sementara ayahnya pergi yang entah kemana.

Tanpa sengaja Nayla mendengar percakapan dua orang yang berencana ingin membunuh seseorang. Yang pertama nyawa Nayla terselamatkan lalu Nayla bertemu lagi dengan pria itu. Nayla pun diculik dan dibawa ke mansion miliknya untuk dijadikan sebagai pelayan pribadi melayani selama 24 jam.

Lambat laun perubahan sikap pria itu berubah-ubah, Nayla tidak bisa menebak kepribadian si pria pembunuh ini. Bahkan Nayla menjadi bahan gosip oleh para pelayan karena ulah si pembunuh. Pada suatu hari mereka pergi ke pasar, ada seseorang yang ingin menusuk Nayla dengan pisau.

Bagaimana kehidupan Nayla di mansion si pria pembunuh? Akankah bernasib baik atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nayla pingsan

HAPPY READING!!!

.

.

.

“Luka di kakinya terjadi infeksi, tapi sudah saya ganti perbannya dan juga saya berikan suntikan.” Jelas dokter. “Asal minum obat dengan rutin maka kakinya akan segera sembuh, saya permisi dulu.” Beranjak pergi.

Rayan duduk di kursi samping ranjang Nayla, sesaat memainkan ponselnya untuk melihat laporan terbaru dari salah satu bawahannya yang berada di luar markas. Tiba-tiba Rayan melihat Nayla sadarkan diri, Rayan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket.

“Siapa yang menyuruhmu keluar dari sini?”

“Bawahanmu yang menyuruhku meninggalkan tempat ini, aku tidak tahu harus pergi kemana selain ke hutan.”

“Kenapa kau bisa terluka? Siapa yang melukaimu?”

Nayla kebingungan mendengar pertanyaan Rayan. “Terluka? Aku tidak terluka.”

“Dahimu.”

Nayla menyentuh dahinya. “Oh ini, tadi ranting pohon jatuh mengenai dahiku makanya terluka.” Jelasnya. “Apa kau sedang mengkhawatirkanku?”

Rayan berdehem. “Tidak, siapa yang mengkhawatirkanmu? Jangan berbicara sembarang! Jangan terlalu percaya diri.” Berdiri. “Beristirahatlah disini, jangan kemana-mana.” Keluar dari kamar belakang.

Nayla menarik selimutnya sampai dada. “Sepertinya dia memang mengkhawatirkanku.” Tersenyum salah tingkah.

Rayan berjalan menuju ruang tengah, saat ini ada beberapa bawahan yang sedang diobati oleh dokter pribadi Rayan dan Luke. Banyak dari mereka yang terluka bahkan ada beberapa tewas ditempat, mereka yang meninggal langsung dikuburkan di dalam hutan dekat markas belakang.

“Bagaimana, apa sudah mendingan?” tanya Rayan kepada mereka semua.

“Aman bos, hanya sedikit nyeri.” Sahut Bram (Bawahan 2).

Rayan masuk ke dalam ruangan khusus diikuti Luke, dari mereka ada yang kembali ke markas belakang untuk beristirahat. Beberapa orang yang masih di markas utama, hanya bisa duduk pasrah karena Rayan tidak ada menyuruh mereka untuk beristirahat. Dan juga luka para bawahan di markas utama tidak separah orang-orang yang ada di markas belakang.

.

.

.

Langit gelap di sore hari mengelilingi markas, menandakan hujan akan segera turun. Tiba-tiba ada kilat putih diiringi suara petir, kini disebagian tempat ada yang sudah diguyur hujan.

Saat ini Nayla sedang berbaring di atas ranjang sambil melamun, sesaat mengusap air matanya karena tiba-tiba merindukan ayahnya yang sekarang entah berada dimana. Pandangannya tidak lepas dari gelang pemberian sang ayah.

Beberapa saat kemudian Nayla merubah posisinya menjadi duduk. “Arghhhh… Kenapa kepalaku sangat sakit?” keluhnya perlahan beranjak dari ranjang.

Ketika Nayla ingin melangkahkan kaki kanannya, Nayla merasa ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Kini kepalanya semakin terasa sakit, bahkan pandangan matanya mulai buram.

Sesaat Nayla menyentuh hidungnya lalu melihat ada darah. “Astaga, kenapa hidungku mengeluarkan darah lagi?”

Nayla bergegas membersihkan darah di tangan dan juga hidungnya agar kedua bawahan tidak melihat, Nayla berjalan mendekati pintu.

Brukkk…

Nayla terjatuh di lantai membuat kedua bawahan yang berjaga di depan kamar bergegas masuk ke dalam untuk mengetahui benda apa yang terjatuh karena lemari plastik dekat pintu bekas dipegang Nayla ikut terjatuh sehingga menimbulkan suara.

Patrick (Bawahan 1) berjongkok di depan Nayla. “Nona? Bangun Non?” panggilnya. “CEPAT PANGGIL BOS.” Teriaknya.

Lagi dan lagi darah keluar dari hidung Nayla dan anehnya mulut Nayla juga mengeluarkan darah yang lumayan banyak. Patrick (Bawahan 1) dibuat panik setelah melihat itu.

.

.

.

Di sisi lain….

Rayan bersantai di dekat kolam renang belakang markas ditemani Abe (Kepala pelayan), sebenarnya tugas kepala pelayan melayani Rayan di mansion. Tetapi karena ada masalah penyerangan sehingga menyuruh kepala pelayan juga ikut melayaninya disana. Para bawahan masih terluka dan juga fokus pada penyelidikan.

“Apa wanita itu sudah bangun?” tanyanya kepada Abe (Kepala pelayan) yang sedang berdiri di dekatnya.  

Abe (Kepala pelayan) menuang Wine di dalam gelas kecil Rayan. “Saya tidak tahu, sepertinya belum Tuan.” Sempat beberapa menit yang lalu pergi ke kamar belakang untuk memeriksa Nayla dan ternyata sedang tertidur.

Rayan mengangguk cuek. “Buatkan jus untuknya atau minuman madu, kalau tidak salah di dalam lemari ada madu yang masih baru.”’

Kepala pelayan mengangguk patuh, ia pun beranjak pergi. Selang beberapa detik kepergian kepala pelayan, tiba-tiba terdengar teriakan suara Bram (Bawahan 2) memanggil Rayan.

Bram (Bawahan 2) berdiri di samping Rayan. “Gawat bos gawat.” Panik.

Rayan mengalihkan pandangannya dengan wajah malas karena selalu panik jika sedang terjadi sesuatu. “Aku ingin sendiri, jangan ganggu aku!!!” kesalnya.

“Wanita itu bos.” Sesaat mengatur nafas. “Bos, dia…”

Rayan menoleh. “Ada apa dengannya? Kalau dia ingin keluar, biarkan saja.”

“Tiba-tiba dia pingsan, saya melihat di bajunya ada darah. Sepertinya terjadi sesuatu kepadanya, cepat bos.” Ucap Bram (Bawahan 2).

Rayan berdiri. “Darah?” terheran. “Memangnya kalian apakan wanita itu?"

Bram (Bawahan 2) menggeleng cepat. “Tidak ada bos, kami tidak berani melakukan sesuatu kepadanya jika tidak ada perintah dari bos.” Jelasnya dengan tegas. “Kami mendengar ada sesuatu yang jatuh dari dalam kamar, ketika kami masuk ke dalam dia sudah pingsan.”

Rayan berlari masuk ke dalam markas menuju kamar belakang diikuti Bram (Bawahan 2). Dari tadi perasaan Bram (Bawahan 2) sangat gelisah, takut Rayan akan menyalahkan mereka berdua karena tidak bisa mengawasi Nayla.

Sesampai di depan pintu, Rayan menghampiri Patrick (Bawahan 1) yang sedang memegang kepala Nayla. Rayan berjongkok di samping Patrick (Bawahan 1), ekspresi wajah Rayan tidak bisa ditebak apakah sedang khawatir atau bukan.

"Apa yang terjadi kepadanya? Kenapa dia bisa seperti ini?"

"Saya juga tidak tahu bos, dari tadi darah tidak berhenti keluar dari dalam hidungnya."

“Kita ke rumah sakit sekarang!!!” ucap Rayan.

“Saya sudah menelpon dokter, mungkin sebentar lagi dokter akan datang untuk memeriksanya.” Jelas Patrick (Bawahan 1).

Rayan membawa Nayla keluar dari kamar belakang disusul kedua bawahan berlari duluan keluar markas untuk menyiapkan mobil.

Perlahan Nayla membuka kedua matanya. “Kau ingin membawaku kemana?” tanyanya bingung.

“Rumah sakit.”

“Jangan bawa aku ke rumah sakit, aku tidak apa-apa.” 

“Diamlah, kenapa hidungmu mengeluarkan darah? Apa yang terjadi padamu? Apa sedang sakit? Atau kau memiliki penyakit?"

Nayla diam saja tidak menjawab pertanyaan dari Rayan dan Rayan juga tidak memaksa Nayla harus menjawab pertanyaannya itu. Ketika Rayan ingin masuk ke dalam mobil, tiba-tiba Luke memanggilnya.

“Kau ingin pergi kemana?” tanya Luke.

“Rumah sakit, kenapa?”

Sesaat Luke melihat Nayla. “Apa yang terjadi padanya?”

“Aku tidak ada waktu berbicara denganmu.” Ingin beranjak.

Luke memegang salah satu pundak Rayan. “Bos besar menelponku, katanya ingin berbicara denganmu.”

“Kenapa dia tidak menelpon ke nomorku saja?”

“Kau tidak pernah mengangkat teleponnya makanya bos besar menelponku agar bisa berbicara denganmu.” Jelas Luke. “Biarkan kedua bawahan yang membawanya ke rumah sakit, kau harus berbicara dengan bos besar.”

...Bersambung…...

Jangan lupa dukung karya ini agar Author tidak malas untuk melanjutkan ceritanya:)

1
Secret
terima kasih kakak sudah mampir 🤗💜
@Intan.PS_Army🐨💜
cerita nya seru kak 🌹🌹🌹🌹🌹
Valen Angelina
jgn2 bos besar nya papa nayla wkkwkw
Amisaroh
padahal bagus ceritanya tpi kok sepi ya
Secret: terima kasih kakak sudah mampir🤗Semoga suka dengan ceritanya
total 1 replies
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga ya dikarya aku😆
Secret
Terima kasih yang sudah mampir, jangan salah lapak ya🤗hargai penulis yang menulis karyanya jangan asal komentar diluar dari cerita penulis💗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!