NovelToon NovelToon
Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:462.7k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.

Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.

"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.

Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?

Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemandangan tak biasa

"Marso!"

Rexa yang mendengar gumaman Danang pun lantas mengerutkan keningnya. Pria itu menyebut nama Marso, tapi tatapannya ke arahnya. Padahal namanya Rexa bukan Marso.

"Da..." Rubi menghembuskan nafasnya ke atas melihat Danang yang pergi dengan langkah terburu-buru. Padahal baru saja dia hendak memanggilnya, adiknya itu sudah melengos pergi.

"Kenapa adikmu menyebutku Marso?" Tanya Rexa melihat ke arah Rubi yang tengah mengaduk-aduk gelas berisi teh.

Sadar jika Rexa bertanya padanya, Rubi lantas menoleh ke arahnya. Namun, dia tak langsung menjawabnya melainkan melototi nya.

"Apa kamu lupa tentang poin nomer 2 yang kita sepakati bersama?"

Rexa menggelengkan kepalanya." Aku lupa."

"Poin nomer 2. Enggak boleh banyak tanya kalau enggak_"

"Kupingku di iris," sambung Rexa memotong ucapan Rubi.

"Nah, itu kamu tau. Aku akan iris kuping mu kalau....." ucapan Rubi terhenti saat melihat Danang kembali bersama Lina.

"Tuh, lihat. Benar kan itu baju ku, Lin?" Danang memberitahu Lina menunjuk ke arah Rexa menggunakan dagunya, membuat pria yang ditunjuknya reflek memegang kaos ketat yang dipakainya.

"Tuh kan nggak salah lagi. Tulisannya aja sama 'badboy'. Warnanya juga sama warna biru," lanjutnya yang seakan mengklaim kaos yang dikenakan Rexa benar-benar miliknya.

Rexa semakin menarik lebar kaosnya. Memperhatikan tulisan 'badboy' yang ada di depan kaos itu. Selain itu, warnanya juga sama persis dengan apa yang Danang sebutkan tadi.

"Jadi ini kaos mu?" Tanya Rexa pada Danang.

"Iya. Aku yakin itu kaos ku. Kenapa bisa dipake sama kamu?"

Pertanyaan Danang membuat Rexa menoleh ke arah Rubi yang hanya berdiri mematung. Namun sorot mata wanita itu menatap kesal ke arah Danang. Rexa kemudian kembali menyorot ke arah Danang.

"Aku_"

"Udah sih mas. Mas Marso kan cuma minjam. Nanti juga dibalikin lagi," kata Lina pada Danang. Menyela ucapan Rexa seolah membelanya.

Mendengar nama Marso, Rexa terbengong." Wanita itu menyebutku Marso juga. Siapa sebenarnya Marso?

"Apa kata mu! pinjam?" kata Danang dengan suara tinggi.

"I-iya. Mas Marso cuma pinjam aja. Nanti juga akan dibalikin lagi. Iya kan mas?" Ucap Lina meminta pendapat Rexa. Sebenarnya bukan tanpa ada maunya wanita itu membela Rexa. Selain melihat tatapan sang kakak ipar yang menakutkan, dia juga ingin dipandang baik oleh suami kakak iparnya yang diam-diam dikaguminya.

"Oh jadi kamu yang ngasih, Lin? kamu kan tau itu baju kesayangan ku. Kenapa dikasih sama orang yang baru dikenal?" Cecar Danang.

"Heh, Danang!" sentak Rubi yang sudah tak tahan menahan kesalnya pada sang adik.

Danang yang tak melihat keberadaan sang kakak pun sontak terkejut. Lalu menoleh ke arah dimana kakaknya itu berdiri. Seketika matanya melebar." Mm..mba Rubi!"ucapnya gugup.

"Orang baru, orang baru gundul mu. Dia itu suami mba. Emangnya kenapa kalau baju kamu dipakai sama suami mba? lagian kamu beli kaos itu juga uangnya dari mba, kan?"

Danang menunduk takut. Jika sang kakak sudah marah jangankan melawannya, menatap mata nya saja berasa dikuliti hidup-hidup.

"Lagian kaos kamu banyak. Bukanya tadi juga kamu habis borong lagi sama ibu?"

Danang hanya diam mendengar cerocosan Rubi. Tapi ekor matanya melirik ke arah Lina dan bahunya menyenggol-nyenggol lengannya seakan dia protes 'kenapa nggak bilang kalau ada mba Rubi disini?.

Melihat nyali Danang menciut, Rexa senyam senyum pada Rubi.

"Awas aja kalau sekali lagi kamu mengungkit kaos yang dipakai suami mba, nggak akan mba kasih duit kalau kamu minta."

Danang geleng-geleng kepala." Nggak kok, mba, nggak.Ya udah kaos nya buat mas Marso aja."

"Gitu dong."

Setelah Danang dan istrinya pergi dari dapur, Rubi mendekati Rexa." Nih, teh nya!" Menyodorkan gelas teh ke arah pria itu.

Rexa meraih gelasnya." Thanks." Kemudian melengos.

"Rexa..!"

Rexa menghentikan gerak langkahnya dan berbalik badan.

"Aku minta maaf atas sikap adik ku tadi," ucap Rubi merasa bersalah.

"Enggak masalah selagi kamu berkuasa di rumah ini dan selalu membelaku."

Mendengar jawaban Rexa, Rubi terbengong. Sementara Rexa tersenyum lebar lalu beranjak.

Rexa yang sudah tak tahan menahan kantong kemihnya yang sudah penuh pun terpaksa bangun dan buru-buru melangkah kan kakinya ke arah dapur. Namun baru saja langkahnya sampai di ambang pintu dapur, dia disuguhkan oleh pemandangan yang baru pertama kalinya dilihat.

"Siapa wanita itu?"

Di depan wastafel sana, seorang wanita sibuk mencuci piring dengan posisi memunggungi. Penampilan wanita itu cukup menggoda pria normal mana pun yang melihatnya. Daster lengan pendek sebatas lutut yang dikenakan nya itu memperlihatkan kaki jenjangnya yang nampak eksotis. Dan rambut panjang yang di ikat asal memperlihatkan leher jenjangnya.

Seakan wanita itu memiliki magnet, Rexa terus memandanginya tanpa kedip sampai dia selesai mencuci, kemudian berbalik badan. Sontak wanita itu terperanjat dengan kedua bola matanya membesar melihat keberadaan seorang pria di ambang pintu.

"Ka-kamu...!" Tunjuknya terkejut.

Sedangkan Rexa yang di tunjuk hanya termangu dengan alam pikirnya.

Sadar jika penampilannya hanya menggunakan daster pendek dan tak memakai hijab, wanita itu berlari. Namun karena di ambang pintu ada Rexa yang menghalangi jalannya, dia memaksakan diri menerobos celah yang ada hingga tubuh Rexa ikut terdorong lalu terjungkal. Wanita itu tak mempedulikan nya. Dia lekas melangkah lebar ke arah kamarnya.

Rexa meringis memegang pantatnya." Cantik sih tapi sayang bar bar," gerutunya dengan kesal.

Setelah berada di kamar, wanita itu menghembuskan nafas besar." Rub, Rub. Bisa-bisanya kamu lupa kalau ada orang lain yang berjenis kelamin laki-laki di rumah ini," gumamnya pelan, kemudian segera mengganti pakaiannya.

Seperti biasa. Rutinitas Rubi adalah bangun subuh dan langsung berjibaku dengan pekerjaan rumah setelah melaksanakan ibadah subuh. Namun, subuh kali ini seakan lupa jika di rumahnya ada orang lain. Oleh karenanya, dia dengan santainya memakai daster yang biasa digunakan untuk tidur. Lagi pula, semua anggota keluarganya itu selalu bangun siang. Jadi ketika mereka bangun, Rubi sudah rapih dengan penampilan tertutupnya.

Setelah mendengar suara pintu kamar sebelah tertutup dan meyakinkan jika si penghuni kamar sudah kembali ke kamarnya, Rubi keluar dan kembali ke dapur untuk melanjutkan aktifitasnya.

Plak

Rubi menggeplak tangan Tatung saat tangan adiknya itu mau mencomot ayam goreng yang tinggal sisa dua potong di atas piring. Sontak geplakan nya itu membuat Tatung terkejut.

"Itu buat suami mba. Jangan kamu makan. Awas aja kalau dimakan."

Ancaman Rubi membuat muka adiknya itu merengut. Tapi Rubi tidak peduli.

"Ya ampun, Rub. Kamu kok pelit banget sama adikmu sendiri." Bu Atun yang tengah mengunyah penuh di mulutnya tiba-tiba protes pada Rubi.

"Pelit gimana sih, Bu. Si Tatung udah ngabisin tiga potong. Masa ngga cukup-cukup." Sahut Rubi kesal.

Dua potong ayam goreng itu bagian Rexa yang belum bangun tidur. Danang serta Lina sudah makan lebih dulu dan telah menghabiskan berpotong-potong ayam goreng. Sedangkan Bu Atun dan Danang sudah menghabiskan masing-masing tiga potong. Sementara Rubi hanya satu. Dan kini, ayam goreng yang seharusnya sampai untuk makan siang juga, tak tahu nya hanya tinggal sisa dua potong lagi.

"Namanya juga lagi proses pertumbuhan, mba. Jadi ya makannya banyak," kilah Tatung alih-alih membela diri.

"Proses pertumbuhan, proses pertumbuhan gundul mu. Yang harus dibanyakin itu ya nasinya bukan lauknya. Kamu makan daging sekilo juga ngga bakal bikin perut mu kenyang."

"Udah Rub, kamu kasih aja. Kasian adikmu. Lagian kamu kan bisa goreng lagi buat suami mu."

Rubi membuang nafasnya dengan kasar. Mendengar pembelaan sang ibu yang santai itu membuat dirinya kesal. Kemudian dia bangkit. Mengambil sisa ayam goreng dua potong tadi lalu di letakkan secara kasar ke atas piring Tatung yang tinggal menyisakan tulang belulang ayam.

"Habiskan semuanya sama kamu. Jangan sampai sisa sekali pun tulangnya. Biar cepat tumbuh besar dan kuat lalu bantuin mba nyari duit. Awas aja kalau tulangnya ngga kamu makan." Setelah berkata keras di telinga Tatung dengan mata melotot, Rubi beranjak meninggalkan ibu dan anak bungsunya yang selalu dibelain dalam hal apapun. Bu Atun terbengong dengan mulut kembung penuh makanan. Sedangkan Tatung mengorek-ngorek kupingnya yang mendengung setelah diteriaki oleh sang kakak.

1
Eliza Anggraeni
semangat Kak author,aq sll nungguin kelanjutan crtnya tiap ht
Warlin Mga
next...semangat upny💪💪
Lisa Manik
bagus
L B
rubi mah cerdik 👍😊😊
Sunaryati
Lanjut, ceritanya makin seru
Heri Wibowo
luar biasa instingnya ruby.
Siti Yatimatin
siiiip rubi pinter kamu👍👍👍
샤롷툴 밯디얗
semangat Thor panjangin lagi Thor atau tambah bab lagi
Heri Ruswianto
aku suka kok selalu ku tunggu upnya/Smile//Good/
Adam
Mantaaaap..... Lanjut
Wanita Aries
Lanjuttt thorrr
Jumi🍉
Tingggal menunggu giliranmu nyonya Melinda alias ratu tikus...😜
Dewi
bagus ceritanya 👍,
Retno Harningsih
lanjut
Sri Winda
nah ketahuan kamu melinda siap2 aja hotel prodeo menanti mu... lanjut thor 💪🏼💪🏼
amilia amel
Rubi mah gak ada lawan.... gercep banget... pantes jadi menantu kesayangan pak Abraham,😁😁👍🏻👍🏻
Nurrul P.𝆯⃟ ଓε
Alhamdulillah akhirnya bi Iyem ngga jadi minum air putih yang diambilkan oleh Melinda... 🤲
Suci Dava
The best Rubi, cerdas goodjob 👍
R
nah ayo lapor polisi itu bisa buat barang bukti
Ninik
selamat BI Yem terhindar dari kematian
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!