"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.
"Papa masih hidup, Nak."
"Papa tinggal di mana, Ma?"
"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.
"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.
Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.
Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.
Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.
Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Bunyi Tak Terduga
"Aku pernah lihat Hana jalan sama seorang pria masuk ke salah satu apartemen di daerah Kemang. Setahuku Aldo kan gak punya apartemen di Jakarta," ujarnya.
"Kapan? Apa sudah lama atau baru-baru ini?" cecar Rama seraya menatap serius rekannya yang bernama Fajar.
"Udah lama banget. Mungkin udah lima atau enam tahun yang lalu. Kalau gak salah waktu itu lagi ada acara reuni alumni kampus angkatan kita yang pergi liburan ke Bali selama beberapa hari,"
Rama dan Aldo menghadiri acara di Bali. Sedangkan Fajar kala itu tak bisa ikut. Dikarenakan Fajar ada meeting penting harus bertemu klien yang sudah terjadwal jauh-jauh hari dan tak bisa ditunda. Kebetulan kliennya menginap sementara di apartemen daerah Kemang tersebut.
Saat mengantarkan kliennya ke apartemen di Kemang, tanpa sengaja ia melihat Hana berjalan menuju lift dengan seorang pria yang tak dikenal Fajar. Pria itu memakai topi dan kacamata warna hitam serta tubuhnya terbungkus jaket.
"Apa keduanya jalan mesra kayak pasangan?" tanya Rama.
"Enggak sih. Mereka jalan biasa. Cuma kan setahuku Hana anak yatim piatu. Pastinya pria itu bukan keluarga Hana. Kalau semisal teman Hana, ya cukup aneh saja. Hana kan seorang ibu rumah tangga dan tidak kerja kantoran juga. Apalagi waktu itu mereka cuma jalan berdua dan gak ada teman yang lain," ungkap Fajar.
Singkat cerita, dari kejadian tersebut ada satu hal yang disayangkan oleh Fajar karena ponselnya mati daya. Otomatis dia gak bisa membidik Hana dengan pria misterius tersebut secara visual gambar nyata sebagai bukti.
"Masa Hana punya hubungan spesial sama pria yang diceritakan Fajar tadi?" batin Rama terbesit kecurigaan samar membayang.
☘️☘️
Hari ini Mia meminta izin pulang cepat pada bosnya setelah menemani karoke bersama langganan tetap di sana. Izin sudah didapat, Mia berjalan keluar dari tempatnya bekerja dalam kondisi sudah berpakaian seperti orang normal pada umumnya bukan baju se_xy saat jadi pemandu karaoke.
Rama setia menunggu Mia di area parkiran mobil. Ia memberi kode pada lampu mobilnya pada Mia saat mendapati wanita itu keluar dari pintu khusus karyawan.
Ceklek...
Pintu mobil dibuka oleh Mia. Lalu ia pun masuk untuk duduk di kursi depan samping kemudi. Rama menyetir mobilnya sendirian.
"Teman-temanmu udah pulang?" tanya Mia seraya tangannya sedang berusaha memakai sabuk pengaman. Melihat Mia sedikit kesulitan, Rama pun ikut membantunya secara refleks.
"Sudah pulang dari setengah jam yang lalu," jawab Rama.
Klik...
Bunyi sabuk pengaman Mia sudah terpasang oke.
"Oh, begitu." Mia menganggukkan kepalanya kecil.
"Bawaanmu banyak sekali," ucap Rama seraya pandangannya melirik ke arah tas ramah lingkungan yang berukuran cukup besar yang sedang dibawa oleh Mia.
"Ini baju dan tas Kirana," jawab Mia singkat. "Gara-gara temanmu si Aldo tadi yang bawa paksa Kirana pergi, jadi barang-barang temanku tertinggal!" protesnya.
"Biar aku bawa saja. Nanti aku serahkan ke Aldo,"
"Gak perlu. Biar nanti Kirana yang akan ambil barangnya ke kosanku. Aku harus menjaganya baik-baik. Takutnya nanti malah kamu jual atau gadaikan!" cibir Mia di ujung kalimatnya.
"Astaga, masa bawa mobil begini sampai tampang ku yang ganteng ini terlihat seperti pria yang hendak menggadaikan barang wanita sih!" gerutu Rama.
"Siapa tau?" ketus Mia. "Kali aja mobil yang aku tumpangi ini bukan milikmu. Cuma mobil rental doang! Sekarang kan banyak penjahat mo_dus pakaian rapi dan berdasi kayak pejabat. Ujungnya cuma tipu-tipu," cibirnya.
Mia tipikal wanita yang sudah banyak makan asam garam tau kehidupan malam serta para pria hidung be_lang. Walaupun dirinya bukan pemain di dalamnya. Alhasil membentuk dirinya menjadi pribadi yang tak mudah percaya dengan lawan jenis.
Rama pun membuka tas kecil miliknya yang berisi dokumen penting seperti STNK mobilnya, SIM dan KTP nya. Lalu, ia mengeluarkannya dan menunjukkan pada Mia.
"Nih kamu baca saja sendiri dokumen pribadiku terutama yang berhubungan dengan mobil ini. Tapi maaf, BPKB fisik mobilku jarang aku bawa. Saat ini lagi ada di apartemen,"
"Aku pikir malah BPKB mobil ini mungkin kamu sekolahkan,"
"Maksudmu aku gadaikan begitu?"
"Ya,"
"Apa perlu kita ke apartemenku biar kamu lebih percaya dengan melihatnya langsung?"
"Gak perlu. Toh kita gak sedekat itu!" tolak Mia.
"Mau dekat juga enggak apa-apa. Aku single dan kalau ku tebak kamu pasti juga sama,"
"Sama apanya?" sungut Mia.
"Sama-sama jomblo,"
"Maaf aku tak tertarik denganmu!" tolak Mia. "Cita-citaku pengin dapat calon jodoh bertemunya di tempat yang baik. Bukan ketemu di tempat karaoke!" desis Mia.
"Aku pergi ke sana juga karena diajak teman-teman yang lagi bahas bisnis sambil have fun biar otak kita gak jenuh dengan rutinitas,"
"Ya sudah, ayo pulang saja. Aku ngantuk," ucap Mia seraya menguap di depan Rama.
"Oke," jawab Rama. "Tapi katanya kita mau ngobrol sebentar soal Aldo dan Kirana," sambungnya.
"Besok kan juga masih bisa," tawar Mia.
"Baiklah kalau memang kamu lagi capek dan pengin cepat pulang," ucap Rama yang tak memaksa.
☘️☘️
Tiba-tiba terdengar bunyi tak terduga...
Krucuk...krucuk...
Rama yang hendak menekan pedal gas mobilnya seketika urung dan menoleh ke arah Mia.
"Kamu lapar?"
"Dasar perut gak punya akhlak! Kenapa harus bunyi sekarang sih? Aku kan jadi malu di depan dia. Huft !!" keluh Mia di dalam hatinya.
"Sorry kelepasan," jawab Mia dengan wajah menunduk malu di depan Rama.
"Ayo makan dulu," ajak Rama seraya tersenyum tipis melihat tingkah Mia yang justru menggemaskan baginya.
Bagaimana tidak menggemaskan ?
Sebelumnya Mia bersikap seperti kucing cantik yang garang dan jutek padanya. Namun, kini mendadak Mia bersikap malu-malu meong karena suara perutnya yang sedang lapar dan tak bisa diajak kompromi.
"Tak perlu. Langsung pulang saja. Nanti di kosan aku bisa bikin mie instan sama telur," jawab Mia.
"Besok kamu bisa makan mie instan mu tadi. Tapi, malam ini kamu harus makan yang sehat. Marah juga butuh tenaga soalnya," goda Rama namun ucapannya tetap serius perihal mengajak Mia untuk makan bersama.
"Jangan ajak aku makan! Nanti uangmu cepat habis. Soalnya aku kalau makan banyak loh," balas Mia sengaja memprovokasi agar Rama mengurungkan niat makan bersama.
"Kalau habis ya artinya aku harus kerja lebih keras lagi biar uangku kembali banyak,"
"Terserah kamu deh!" Mia pun akhirnya memilih untuk menyerah dan mengakhiri perdebatan dengan Rama.
"Makan di mana kita?" tanya Rama.
"Aku gak mau makan di restoran mahal. Lidahku gak cocok di tempat begituan!" jawab Mia.
"Aku orang baru di kota ini. Walaupun pernah beberapa kali bertandang ke sini karena ada urusan pekerjaan. Tapi, aku kurang paham tempat makan yang enak versi kamu. Boleh bantu aku kasih petunjuk tempatnya. Mungkin tempat langganan makan yang biasa kamu datangi,"
"Kita makan penyetan lele saja," ucap Mia.
"Lele?" tanya Rama yang wajahnya terlihat kikuk.
"Ya, lele. Ikan yang punya kumis itu dan warnanya hitam. Apa kamu enggak tau bentukan ikan lele?" cibir Mia.
"Tau sih. Cuma..." ucapan Rama sedikit menggantung.
"Cuma kenapa?" potong Mia.
Bersambung...
🍁🍁🍁
siapa ya yg fitnah kirana , kasian kirana yg sabar ya ki😭
kasian bgt bumil di dorong polisi ko gitu ya
astagfirullah, cmn bisa inhale exhale
Pen jambak Aldo boleh gak sih?? Tapi takut dimarahin pak Komandan...
Do, bnr² lu yee, suami gak bertanggung jawab!!! Pantes kmrn nangis sesunggukan, merasa berdosa yak... Tanggung Jawab!!! Kudu dibwt bahagia ntu si Kirana sama anak²nya sekarang!!!
lanjutkan.....
Hamil 1 ajah berat, apalagi ini hamil kembar dah gt gak ada support system... hebat kamu Kirana, mana cobaan datang bertubi² 👍👍👍 saLut
alasanya jelas karena dia merasa kecewa karena Kirana tidak lagi bisa digunakan sebagai boneka balas dendamnya pada Aldo