NovelToon NovelToon
Mutiara Hitam

Mutiara Hitam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

Seringkali hal-hal yang menakjubkan berada di tempat yang dipandang sebelah mata. Layaknya mutiara hitam, kecantikannya tersembunyi di dalam kerang yang kumuh.
__________________________________________
"Orang-orang hanya tahu dengan namaku. Menghinaku karena pekerjaanku. Tapi, mereka tidak pernah tahu dengan cerita hidupku."~~~ Ara, gadis berusia 25 tahun itu diberi julukan mutiara hitam oleh warga sekitar tempat tinggalnya karena bekerja disebuah club malam.

Hingga suatu hari, karena insiden kecil membawa Ara kedalam hubungan pernikahan kontrak dengan laki-laki yang bernama Reynan, dengan kata terpaksa. Ara membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya. Sedangkan Reynan membutuhkan istri untuk memenuhi syarat hak waris perusahaan keluarganya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9. DASAR WANITA MALAM

"Sayang," panggil Rey dengan lirih ketika sambungan teleponnya terhubung dengan sang kekasih. Di seberang telepon terdengar sunyi beberapa saat hingga akhirnya terdengar helaan nafas yang membuat Rey sedikit merasa lega. Sebelumnya Sherly tidak menjawab teleponnya hingga berkali-kali ia mencobanya baru terhubung.

"Kenapa baru menjawab teleponku?" Tanya Rey dengan perasaan yang berkecamuk.

[Maaf,] Hanya itu yang diucapkan oleh Sherly lalu kembali terdiam. Membuat Rey semakin merasa tak karuan, kekasihnya pasti benar-benar merasa sedih saat ini dan ia tidak ada untuk menghiburnya.

"Aku kesana sekarang ya." Ucap Rey akhirnya. Perasaannya benar-benar merasa tak tenang memikirkan kekasihnya.

[Jangan Rey, aku lelah aku ingin istirahat. Aku baru saja pulang pemotretan. Lagipula ini malam pernikahamu, nanti keluargamu bisa curiga jika kau menemuiku malam ini.] Cegah Sherly sembari mengusap kasar wajahnya, dan sesekali dia melirik seseorang yang terus memperhatikannya.

Alasan yang diberikan Sherly cukup bisa diterima oleh Rey, kekasihnya itu benar, keluarganya bisa curiga jika ia tiba-tiba menghilang di malam pernikahannya. "Baiklah Sayang, selamat beristirahat."

[Rey,] panggil Sherly dengan sedikit berbisik, matanya terus melirik pada seseorang yang tak melepas tatapan darinya.

"Ya Sayang?"

[Ini adalah malam pernikahanmu, tapi kau janji kan tidak akan menyentuhnya?]

Rey terkekeh pelan, "Jangankan untuk menyentuhnya, memeluknya saja dihadapan Mama aku merasa gatal-gatal." Tutur Rey berlebihan, tapi itu membuat Sherly merasa senang.

[Terimakasih Rey, semoga kau selalu bisa menepati janjimu.]

"Kau tidak perlu khawatir, Sayang. Ini tidak akan lama, setelah perusahaan dialihkan padaku, aku akan langsung menceraikan Ara." Tukas Rey meyakinkan kekasihnya.

[Aku percaya padamu, Rey. Aku tutup teleponnya dulu sekarang.] Ujar Sherly, dia sudah benar-benar merasa tak nyaman terus diperhatikan oleh laki-laki yang duduk dengan santai ditepi tempat tidurnya. Dia adalah owner agensi model tempatnya mengembangkan karirnya.

"Baiklah Sayang, aku juga mau tidur sekarang."

Sambungan telepon pun terputus, tawa laki-laki yang sejak tadi duduk diam memperhatikan Sherly, seketika meledak sembari beranjak menghampiri Sherly.

"Percaya diri sekali kau, bahwa Rey tidak akan menyentuh istrinya. Kucing, apabila disuguhi ikan segar pasti akan langsung dilahapnya."

"Rey, tidak akan melakukan itu, aku percaya padanya!" Tegas Sherly.

"Oke baiklah, aku juga percaya pada Rey. Buktinya selama kalian berpacaran, tidak pernah kan dia mencicipimu, hum? Tapi Rey sekarang akan mendapatkan itu dari istrinya. Tapi kau tidak perlu bersedih bukan? Karena kita juga sering..."

"Diam!" Bentak Sherly, dia menatap tajam laki-laki didepannya.

"Jangan coba-coba membentakku!" Laki-laki itupun marah, dia langsung mencengkeram wajah Sherly dengan kuat.

"Kalau aku mau, sekarang juga aku akan menghancurkan karirmu karena sudah berani mempermainkan aku. Tapi itu tidak akan aku lakukan karena aku masih membutuhkanmu." Ujarnya sembari menghempaskan wajah Sherly.

"Setelah aku menekanmu untuk menolak menikahi Rey, bisa-bisanya kau memberikan saran pada Rey agar dia mencari wanita untuk dinikahi secara kontrak agar tetap bisa memenuhi syarat menjadi pewaris perusahaan."

"Itu karena Rey memang berhak atas perusahaan keluarganya." Ujar Sherly.

"Tidak, Rey atau siapapun tidak boleh mendapatkan perusahaan itu!" Tekan laki-laki itu dengan menatap tajam Sherly.

"Ingat, karena kau yang sudah memberi saran itu pada Rey, maka kau juga yang harus menyelesaikannya. Aku tidak mau tau, Rey dan istrinya itu harus berpisah sebelum perusahaan dialihkan padanya!" Ujarnya menunjuk tepat didepan wajah Sherly kemudian pergi meninggalkan wanita itu. Sekarang ia harus mempersiapkan diri untuk kembali ke rumah utama setelah berbulan-bulan hanya sibuk mengurus para wanita-wanita yang mempopulerkan agensinya, dan salah satunya adalah Sherly.

'Tidak, aku tidak akan membiarkan itu sebelum perusahaan dialihkan pada. Rey.' Ucap Sherly dalam hati sembari menatap langkah laki-laki itu hingga hilang dibalik pintu kamarnya.

Sementara itu Rey yang puas menikmati angin malam di balkon yang ia harapkan membawa pergi kegundahannya, akhirnya memutuskan masuk kedalam kamar karena ia memang juga merasa ngantuk.

Setelah berada di dalam kamar, ia tersenyum miring mendapati Ara telah tertidur di sofa. "Baguslah, dia tahu diri juga rupanya." Ujarnya lalu menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuk nan luas itu, tanpa memperdulikan Ara yang terdidur di sofa dan mungkin saja merasa tidak nyaman, apalagi tidak memakai selimut. Karena baginya Ara bukanlah orang yang pantas untuk ia pedulikan.

*

*

*

Beberapa hari berlalu, Ara menjalankan perannya dengan baik sebagai istri Rey. Mama Winda dan Dea tak hentinya memuji Ara yang sangat pandai membuat hidangan yang lezat. Dan terkadang itu membuat Rey merasa muak mendengar pujian untuk Ara yang tiada habisnya.

Art yang bertugas di dapur pun merasa senang karena semenjak kehadiran Ara tugasnya sedikit berkurang, karena Ara yang menguasai dapur saat ini.

Dan siang ini, seluruh keluarga lagi-lagi menikmati makanan yang sudah dimasak oleh Ara. Seperti biasa mama Winda dan Dea akan selalu memuji masakan istri Rey.

Tante Melda yang tidak menyukai Ara pun turut menikmati masakan Ara dengan lahap karena rasanya memang benar-benar lezat.

Semuanya pun menikmati makanan mereka dalam diam, dan tanpa yang lainnya sadari sejak tadi om Gio terus memperhatikan Ara dan itu selalu ia lakukan bila sedang berkumpul seperti ini. Bukan karena ada maksud tertentu, tapi dia hanya merasa tidak asing saja melihat Ara.

'Mungkin hanya perasaanku saja, tidak mungkin aku mengenal gadis itu, melihatnya saja sebelumnya tidak pernah.' Batin om Gio, kemudian kembali melanjutkan makannya. Ia mencoba menepis perasaannya yang merasa mengenal Ara.

"Wah, kedatanganku tepat sekali rupanya." Kedatangan seorang laki-laki yang seumuran Rey, menyita perhatian semua orang.

"Sayang, akhirnya kau pulang juga. Mama kangen banget." Tante Melda dengan girang beranjak dari tempat duduknya menghampiri putranya yang akhirnya kembali setelah berbulan-bulan lamanya. Putra yang ia harapkan bisa membantu rencananya merebut perusahaan peninggalan mendiang ayahnya Rey, malah sibuk mengurus agensi modelnya.

Hanya tante Melda yang antusias menyambut kedatangan putranya yang bernama Arsen, sedang yang lainnya nampak biasa saja, terutama om Gio dan Rey. Kedua laki-laki berbeda generasi itu nampak acuh dengan kedatangan Arsen.

"Sayang, ayo kita makan." Ajak tante Melda pada putranya. Arsen pun mengayun langkah menuju meja makan mengikuti mamanya, tapi ketika sampai Arsen malah berbelok ke arah Rey dan Ara kemudian menarik kursi yang tetap berada di samping Ara.

"Hai kakak ipar." Sapanya pada Ara seraya duduk.

Ara hanya menanggapinya dengan tersenyum, dan hal itu membuat Rey nampak tak suka. Meskipun Ara hanya istri kontraknya, tapi tetap saja ia tidak menyukai bila istrinya itu tersenyum pada laki-laki lain, terlebih itu adalah laki-laki yang memang tidak ia sukai. Jengah sekali ia melihat Arsen terus menatap Ara sambil tersenyum, apalagi Ara juga membalas senyuman Arsen. Dengannya saja istrinya itu tidak pernah tersenyum kecuali didepan keluarga, bila berdua wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi bahkan seperti enggan untuk menatapnya. Tapi dengan Arsen, istrinya tersenyum manis sekali seperti sudah mengenal dekat. Dasar wanita malam, melihat laki-laki pasti langsung ingin menggodanya, umpatnya dalam hati. Mendadak selera makannya jadi hilang melihat pemandangan itu.

"Aku sudah kenyang," Rey beranjak dari tempat duduknya kemudian melangkah cepat menuju kamarnya.

1
Jue
Mungkin saja David dan Ara sepupu dari pihak Ibu Ara Rania .
Mira Rista
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
echa purin
/Good/
zian al abasy
Luar biasa
Cod Cod Dulu
tp aku ko g seneng ya liat mereka baikan,masih ingat kata kata Rey yg slalu menghina Ara.
Cod Cod Dulu
Luar biasa
Cod Cod Dulu
mulai baca udh suka nih kathor
Anonymous
keren
Sri Endah B. A
Luar biasa
Nurlinda: terima kasih kk 🤗❤️
Sri Endah B. A: bagus bgt karyamu thor
total 2 replies
Jumaiyah Iyah
lagi kasmaran😆😆😆🥰
Aurora
gantian Ara yg cemburu
novianti suryani
Luar biasa
Kamsiyah
jln crita nya mantap,,walau jrg komen tp ku suka....mogs sukses ...y.....????!!!!!
Nurlinda: aamiin, terima kasih kk, mampir juga di karya lainnya 🤗🤗🤗
total 1 replies
Caca Marica
Luar biasa
Erni Nofiyanti
istri ke 2 papa gio mana?
Magda lena
Luar biasa
Vivo Smart
😅😅
Vivo Smart
bravo David 👍setuju.
jdi orang kok nggak tau terimakasih banget
Vivo Smart
kebiasaan Rey sukanya menuduh orang tanpa mencari tau kebenarannya. udah kayak emak emak kang gosip aja
Vivo Smart
sokooor Rey... anakmu taunya papanya orang lain bukan kamu, yang selalu ada dan mencurahkan kasih sayang nya ke Rayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!