NovelToon NovelToon
Dinikahi Berandal Kampus

Dinikahi Berandal Kampus

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy / Tamat
Popularitas:488.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: annin

Demi bertanggung jawab atas korban kecelakaan yang melibatkan dirinya, Shaka rela menikahi gadis culun seperti Zivana. Sumpah demi apa pun, Shaka tidak pernah menyangka jika Zivana si gadis culun merupakan teman semasa SMA dulu adalah jodohnya.

Gengsinya sebagai ketua geng motor, menolak itu semua. Untuk menjaga reputasi tersebut Shaka harus menutupi pernikahannya.

Pernikahan yang berawal dari paksaan dan terjadi tanpa cinta itu membuat mereka saling menjaga jarak. Namun, seiring waktu musuh dari Shaka yang sama-sama ketua geng motor justru menaruh hati pada istrinya.

Apakah Shaka akan mempertahankan Zivana atau justru melepasnya untuk sang musuh?

**
Selamat datang di dunia anak muda. Yang suka cerita ringan dan tidak banyak intrik di dalamnya, yuk lah gas baca. Kalau ini bukan genre yang kalian suka, ya udah ... skip ajah. Dari pada bacanya lompat-lompat dan berpengaruh ke retensi. Please ... Jangan kayak gitu, ya.

Selamat menikmati kisah Shaka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon annin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 9 Cegukan

Entah sumpah Zivana yang terlampau sakti atau bagaimana. Nyatanya sejak siang tadi cegukan Shaka tidak berhenti.

"Lo kenapa?" tanya Zivana ketika pria itu menjemputnya.

Kembali Shaka cegukan sebelum menjawab pertanyaan istrinya. "Udah tahu cegukan pakai nanya!"

Zivana mencibir. Batinnya berujar, "Syukurin!"

"Buruan naik!" titah Shaka, yang kembali cegukan.

Melihat cegukan suaminya, tak tega juga Zivana. Sebelum ia naik ke atas motor ia mengambil air putih yang ia bawa dari rumah tadi. Mengulurkannya pada Shaka.

"Nih, minum dulu."

Shaka menatap botol warna ungu yang terulur ke arahnya.

"Minum!" ulang Zivana. "Gue jamin cegukan lo langsung ilang."

Shaka terlihat tak percaya. Ia hanya terus menatap botol minum milik Zivana.

"Ish ... disuruh minum juga!" Zivana meraih tangan Shaka dan meletakkan botolnya di tangan pria itu.

"Buruan minum!"

Karena cegukan kembali Shaka pun membuka tutup botol milik Zivana. Membawanya ke mulut, tapi langsung berhenti sebelum ia benar-benar minum.

"Kenapa?" Zivana bingung.

"Bekas lo, ya?" tanya Shaka.

Sontak Zivana mencebik kesal. Lalu mendorong botol tersebut ke mulut Shaka agar pria itu bisa meminumnya.

Tentu saja Shaka jadi gelagapan karena tak siap. Namun air dalam botol sudah sempat terminum olehnya.

"Lo!" Shaka ingin marah tapi yang ia rasakan justru berbeda. Cegukan tadi benar-benar hilang.

"Apa!" seru Zivana.

Merasa lebih baik Shaka menyudahi debat ini. "Buruan naik!" ujar Shaka akhirnya.

Dalam hati Shaka bertanya-tanya kenapa cegukannya langsung hilang setelah meminum air dari Zivana. Padahal sejak di kampus tadi ia sudah banyak minum air agar cegukannya berhenti tapi tidak berefek.

Apa yang sebenarnya terjadi?

"Ayo jalan, katanya tadi suruh buruan." Zivana menepuk bahu Shaka.

Mengabaikan pertanyaan tentang cegukan yang mendadak hilang, Shaka langsung menstater motornya. Seperti biasa mereka tidak banyak mengobrol ketika di atas motor.

Ketika melewati pertigaan yang mengarah ke rumah Zivana, gadis itu menepuk bahu Shaka. Pria itu pun memperlambat laju motornya.

"Kenapa?"

"Rumah gue." Tunjuk Zivana ke jalan yang mengarah ke rumahnya.

"Lain kali aja, nanti kalau keseringan pulang dikira lo nggak kerasan tinggal di rumah gue," jawab Shaka sembari mengemudi.

Meski kecewa tapi Zivana berusaha menahan air mata yang hendak keluar. Ia rindu pada ayahnya, tapi kalau sering-sering pulang tidak enak juga dengan papa mertuanya.

Ia pun hanya bisa memendam rindu. Nanti saja kalau libur, ia akan meminta ijin untuk mengunjungi ayahnya.

Perasaan sedih karena rindu dibawa Zivana sampai ke rumah. Bahkan ketika selesai makan malam pun perasaan sedih masih sangat terasa.

"Mbak Ziva kenapa?" tanya Eni, asisten rumah tangga di rumah Shaka.

"Kangen rumah, Mbak," jawa Zivana jujur.

"Mbak Ziva nggak betah tinggal di rumah ini?" todong Eni.

"Bukan gitu juga kali, Mbak. Tadi Ziva lewat jalan yang menuju rumah Ziva terus kangen aja pengen pulang," jelas Zivana.

"Ijin aja sama Bapak, pasti di kasih, kok. Bapak kan baik."

Ditengah obrolan antara Zivana dan Mbak Eni, tiba-tiba terdengar suara Winda memanggil. "Zivana, Papa ingin bicara sebentar," ujar Winda menahan Zivana agar tidak buru-buru ke kamar setelah makan malam.

"Iya, Ma, Ziva selesaikan ini dulu," jawab Zivana yang masih membantu Mbak Eni cuci piring.

"Ditunggu di ruang tengah, ya."

"Baik, Ma."

"Udah, Mbak Ziva temuin Bapak aja. Biar ini saya yang lanjutkan," ujar Eni.

"Nggak apa, Mbak, Ziva bantuin dulu. Tinggal sedikit juga."

Zivana tetap kekeuh membantu Mbak Eni sampai pekerjaan mencuci piring Mbak Eni selesai. Barulah ia menemui papa mertuanya.

Rupanya sudah ada Shaka dan juga Winda di ruang tengah menunggu Zivana.

"Ada apa, Pa?" tanya Zivana setelah duduk di samping Shaka.

"Papa sudah membicarakan soal kuliah kamu dengan ayahmu. Dia setuju kamu pindah ke kampus Shaka," ujar Bagas.

"Tapi, Pa, kalau pindah kampus Ziva harus mengulang dari awal. Sedangkan sekarang Ziva sudah sampai semester dua. Bukannya malah akan buang-buang uang, ya?" Ziva berusaha mengutarakan isi hatinya.

Tidak salah, kan. Toh memang benar jika ia pindah ke kampus Shaka tentunya ia harus mulai dari awal yang otomatis uang yang sudah masuk di kampus lama jadi sia-sia. Sayang sekali, bukan.

Selain itu juga sepertinya jadi rugi waktu karena harus memulainya dari awal. Yang seharusnya tiga tahun lagi ia bisa lulus jadi mundur karena pindah kampus.

"Apa tidak sebaiknya Ziva tetap di kampus Ziva. Kalau soal transport biar Ziva naik kendaraan umum saja jadi tidak akan merepotkan siapa pun." Zivana melirik Shaka.

"Tapi gue nggak rela lo di kampus lain. Gue nggak bisa ngawasin lo kalau lo kuliah di kampus lain, siapa yang tahu kalau lo nggak akan pacaran di sana. Kalau satu kampus sama gue, setidaknya gue bisa mantau lo." Shaka ikut berbicara.

Bahkan ucapannya membuat Zivana mengernyit heran. Memang sejak kapan pria ini peduli dengannya. Apa lagi soal pacaran. Alasan yang sungguh dibuat-buat hanya demi kepentingannya sendiri.

"Kalau itu alasan kamu, semua papa kembalikan lagi pada kamu dan Shaka. Papa tidak akan memaksa. Kalau kamu mau pindah jangan mengkhawatirkan soal biaya, Papa yang akan tanggung semua. Tapi kalau kamu tetap ingin di kampus kamu yang lama, semua juga terserah kamu dan Shaka. Karena sekarang Shaka yang bertanggung jawab pada kamu."

Idih ... bertanggung jawab? Apanya, orang pria ini hanya mementingkan diri sendiri.

"Kalau gue tetep mau lo pindah satu kampus sama gue. Capek gue nganter jemput lo terus. Belum lagi kalau jadwal kuliah gue sampai sore, makin kacau kan nanti."

"Nah, kan aku bisa naik angkutan umum," sela Zivana.

"Tapi gue tetep maunya lo pindah ke kampus gue. Sebagai istri lo harus nurut!"

Apa-apaan ini orang!

Belagak jadi suami yang perhatian tapi punya niat tersembunyi.

"Pa, Ziva bicarakan dulu berdua dengan Mas Shaka, ya."

Bagas mengangguk menyilakan. Sebagai orang tua ia hanya memberikan saran sementara keputusan tetap ada pada anak-anaknya.

Zivana dan Shaka pun ijin untuk ke kamar dan menyudahi pembicaraan dengan Bagas dan Winda.

"Heh, nurut aja kenapa sih, lo," ujar Shaka begitu sampai di kamar.

"Nurut ... nurut, lo pikir enak harus mulai dari awal lagi. Gue juga pengen cepet lulus, biar gue bisa lepas dari orang kayak lo!" Zivana mendudukkan dirinya di bangku yang biasa ia pakai untuk belajar.

"Gimana kalau gue nggak mau lepasin lo karena lo nggak nurut sama gue?" ancam Shaka.

"Dih, ngancem." Zivana seolah tidak takut dengan ucapan Shaka barusan.

"Gue serius!"

"Terserah lo, aja." Tak mau lagi peduli dengan pembicaraan ini, Zivana memilih membuka bukunya dan mulai belajar.

Di belakangnya Shaka terlihat kesal dengan sikap Zivana yang tak acuh. Jengkel dengan istrinya yang tak mau nurut Shaka mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

Setelahnya ia mengambil jaket hitam miliknya dan berjalan ke pintu.

"Mau ke mana, lo?"

Pertanyaan yang tidak digubris Shaka. Pria itu segera pergi tanpa menjawab pertanyaan Shaka.

1
SLina
ia,.dracin
SLina: g persis
cuma pas dipart itu agak mirip
annin: Apa alurnya sama persis seperti ini, Kak. Soalnya aku bener2 lupa alur Mars itu seperti apa. Bahkan gak kepikiran sm sekali dracin itu waktu nulis Shaka sama Ziva ini. Semoga nggak sama persis, ya. 🤗
total 2 replies
SLina
jeh, kok mendadak. cepat x
SLina
jadi ingat drama Mars
annin: Drama Mars ini dracin ya, Kak. Seperti ingat judulnya tapi kok aku lupa alur ceritanya yang seperti apa.
total 1 replies
Ran Aulia
Luar biasa
annin: Terima kasih kak Ran Aulia atas supportnya. ❤️❤️❤️
total 1 replies
Ardan Saputra
Kecewa
Ardan Saputra
Buruk
annin: Terima kasih Kak Ardan Saputra atas penilaiannya terhadap karya saya. Sehat selalu untuk Kak Ardan dan keluarga🙏
total 1 replies
Mbr Tarigan
suami keparat sdhlah akhiri saja ayahmu sdh pergi mereka TDK perduli perasaanmu kamu msh punya peninggalan ayahmu
Mbr Tarigan
mudah kali kamu ditipu ya hati3 dek nanti kamu diperkosa dan ditinggalkan baru tahu rasa
Anna Khairurr
Luar biasa
annin: Terima kasih Kak Anna Khairurr atas supportnya. Sehat selalu untuk kaka dan keluarga🥰❤️❤️❤️
total 1 replies
🌹🪴eiv🪴🌹
terimakasih untuk tulisan indah mu thor
annin: Sama-sama. Terima kasih juga untuk Kakak untuk supportnya yang luar biasa. 🥰❤️❤️❤️
total 1 replies
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge,aku udah ada niat ngajak tawuran si Shaka 🤣🤣🤣🤣🤣
kena prank 😛
annin: Gimana ... gimana, seru nggak diprank🤣
total 1 replies
~lianthiy~
Ceritanya bagus Thor ♥️ Terimakasih Thor sdh nyelesaiin ceritanya
annin: Terima kasih juga Kak ~lianthiy~ untuk supportnya yang luar biasa🥰❤️❤️❤️
total 1 replies
Bunda Aish
terimakasih othor atas ceritanya 😊
annin: Sama-sama Kaka, terima kasih juga untuk supportnya yang luar biasa🥰
total 1 replies
Paijem Yu
Luar biasa
annin: Terima kasih Kak Paijem Yu atas supportnya. Sehat selalu untuk kaka dan keluarga🥰❤️❤️❤️
total 1 replies
Vietha_27
makasih karyanya ka.
makasih atas cerita Ziva sm Shakanya 🥰🥰
annin: Sama2 Kak Vietha_27 atas support kaka yang luar biasa❤️❤️❤️
total 1 replies
Andre Pradana (Andre)
Rekomendasiin novel yg sedih gitu dong
Andre Pradana (Andre): Terima kasih author🙏🙏🙏
annin: Mungkin bisa baca karyaku yang berjudul AKAD TAK TERELAK, kak. Gak sedih2 amat sih karena aku lebih suka nulis yang sedikit ada komedi.
total 2 replies
Eci Rahmayati
wahhhh GK kerasa bacanya udah tamat aja saking seru nya....
pokoknya buat author ttp semangat dan bisa bikin cerita lagi yg lebih seru sehat" author 🫶
annin: Makasih Kakak
total 1 replies
Vietha_27
salahmu sendiri
tp dilampiaskan ke Arjuna.
jd Arjuna jg menjadi anak yg kurang kasih sayang😤😤
Vietha_27
wah mas Shaka sm mba Ziva muncul kembali🥰🥰😍😍
Eci Rahmayati
makin sebellllllll liat kelakuan c Jojon 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!