Harap membaca Novel JERAT CINTA DEWI ULAR biar gak bingung sebelum membaca novel ini.
Dua cinta yang terpisah karena beda dunia. akan kekuatan cinta mampu mempersatukan mereka kembali?
Akankah ada jalan bagi mereka untuk menemukan cinta yang hilang..
Ikuti kisah perjalanan cinta anata Kenzo dan Adhisti yang harus terpisah karena dunia mereka yang tidak sama..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Sembilan
"Baiklah, kalau begitu materai ini untuk menulis pejanjian yang kalian buat agar anak ini tidak lagi mengganggu puteri saya." Kenzo mengambil materai yang tergeletak diatas meja dan selembar kertas HVS, lalu memberikannya pada pria yang merupakan karyawannya tersebut.
Pria itu semakin gugup, dan ia akhirnya menulis surat perjanjian itu dengan membubuhkan tandangan pada materai tersebut.
Setelah membereskan semuanya, Kenzo membawa Dewi Pandita keluar dari sekilah, lalu mengendarai mobilnya menuju sebuah restauran untuk mereka makan siang.
"Kamu pasti lapar, ayo kita makan dulu," ucapnya dengan tenang, lalu mengemudi menuju sebuah restaurant yang cukup mewah.
Tak berselang lama, mereka tiba disana. Sebuah restaurant yang menyajikan masakan padang dan ia berjalan beriringan, tak lupa ia mengamit tangan bocah itu saat akan memasuki pintu yang terbuat dari kaca dengan tulisan 'Restaurant Padang'.
"Kamu panggil saya Om saja, agar orang tidak mengira yang bukan-bukan," pesannya pada bocah tersebut.
"Apakah boleh?" tanya Dewi Pandita sembari menatap wajah Kenzo dari sisi kanannya.
"Tentu saja," Kenzo mengulas senyum sumringah, lalu mereka memasuki restaurant yang terbilang cukup mewah.
Meja-meja berbentuk bundar tersusun dengan kursi sebanyak enam buah pada setiap mejanya.
Para pelayannya mengenakan seragam berwana merah dengan bordir nama restaurant dan celana hitam. Para pelayannya terdiri dari para pria seluruhnya.
Kenzo menuju meja paling sudut, lalu memesan hidangan yang dianggap sangat rekomendasikan.
Setelah hidangan tersedia, Kenzo mengambil hidangan dan meminta Dewi Pandita untuk segera makan.
Akan tetapi bocah itu terlihat diam memandangi hidangan yang tersaji. Ada berbagai hidangan yang terdiri dari rendang daging, gulai tambusu, ayam goreng serundeng, dan lain sebagainya.
Namun gadis kecil itu hanya diam dalam tatapan yang sendu.
"Kamu kenapa tidak makan? Kamu mau pesan yang lain?" tanya Kenzo dengan sangat hati-hati.
Dewi Pandita menggelengkan kepalanya. Lalu menatap pada Kenzo, seolah ingin mengungkapkan sesuatu.
"Kamu mau apa?" tanya pria itu lagi.
"Kalau aku makan enak, mama hanya makan dengan kerupuk dan terung bakar semalam tanpa bumbu seenak ini," ucapnya dengan lirih.
Sontak saja Kenzo merasakan hatinya begitu miris. "Makanlah, nanti kita akan bawakan untuk ibumu, oh iya, untuk nenekmu juga," jawab Kenzo dengan senyum yang tipis.
Seketika Dewi Pandita tersenyum sumringah. Ia lalu menyendokkan nasi ke piringnya, dan mengambil potongan rendang yang cukup besar.
Ia merasakan jika bumbunya sangat enak dan ini tak pernah ia rasakan. Ia ingin mengambilnya sepotong lagi, tetapi ia tak ingin dikatakan mengambil kesempatan, sebab akan tidak sangat beretika.
Ia menyudahi makannya setelah merasakan perutnya sudah cukup kenyang.
"Sudah kenyang?" tanya Kenzo setelah menyelesaikan makan siangnya yang tertunda.
"Ya," jawabnya singkat.
Kenzo mengangguk mengerti. Lalu memanggil pelayan dan meminta untuk membungkus lauk pauk untuk dibawa pulang Dewi Pandita.
Setelah selesai, bocah itu tampak bahagia. Semalam ia membawakan seblak untuk ibundanya, dan kali ini akan ada banyak yang ia bawa pulang.
Keduanya memasuki mobil. Terlihat bocah ifu tak sabar untuk segera pulang dan membawa makanan tersebut.
Kenzo melaju meninggalkan restaurant, kali ini ia akan membelikan sepeda baru dan juga pakaian sekolah serta sepatu untuk gadis kecil tersebut.
Saat melihat Kenzo membawanya ke sebuah pusat perbelanjaan, Dewi Pandita sangat terkejut melihat bagaimana luasnya dan juga ramainya para pengunjung. Kenzo membawanya membeli semua yang dibutuhkan oleh sang gadis kecil.
Dewi Pandita merasakan jika hari ini merasa ketiban durian runtuh karena semua impiannya tercapai.
Setelah mendapatkan apa yang dicarinya. Kenzo mengantarkan pulang. Namun ketika hampir memasuki persimpangan antara kota dan desa, gadis itu memaksa turun.
"Sudah, Pa. Saya turun disini saja," tolaknya saat Kenzo keukeh ingin mengantarnya.
"Papa ingin tahu rumahmu, atau mungkin berkenalan dengan ibumu," ponta Kenzo dengan nada memelas.
Ku mohon, Pa. Jangan memaksa. Terimakasih atas segala bantuannya hari ini, namun ibu tidak suka jika ada orang asing mengunjunginya, ia akan memarahiku," ucapnya dengan sangat memohon.
"Kalau boleh tahu kemana ayahmu?" tiba-tiba ia ingin bertanya tentang hal itu.
"Aku tak pernah melihatnya," jawabnya dengan nada lirih.
"Apakah ibumu tidak pernah bercerita tentang ayahmu?"
"Tidak pernah. Bahkan ibu selalu mengelak jika aku bertanya." Dewi Pandita menundukkan kepalanya. "Tetapi aku mengenali aroma tubuhnya," ia menimpali ucapannya.
Kenzo mengerutkan keningnya. "Seperti apa aroma tubuhnya?"
"Seperti papa," jawabnya dengan lirih. Bahkan ia sendiri tidak tahu mengapa harus memanggil papa pada pria itu.
Deeeefh
Jantung Kenzo terasa seperti tertusuk sebuah jarum yang begitu sangat sakit ia rasakan.
"Kau boleh memanggilku dengan sebuatan Papa, anggap aku sebagai ayahmu, dan itu akan membuatku sangat senang," ucapnya dengan bibir yang bergetar. "Benar tidak ingin diantar?" tanyanya sekali lagi.
Dewi Pandita menggelengkan kepalanya. "Aku takut ibu akan marah dan menghukumku," sahutnya dengan lemah.
Kenzo akhirnya menyerah, sebab ia melihat gadis itu terlihat sangat serius dalam ucapannya.
"Baiklah, ini sudah hampir sore. Sebaiknya kamu hati-hati," Kenzo mengingatkan.
Dewi Pandita menganggukkan kepalanya, lalu keluar dari mobil.
Kenzo membantu ia menurunkan barang-barang yang baru saja mereka beli.
Cukup banyak, dan Kenzo membantu menyun dikeranjang sepada dan juga mengikat dibelakangnya.
Bahkan kini Dewi Pandita telah menggunakan sepeda barunya.
"Makasih, Pa. Untuk semuanya," ia berpamitan, dan menyalim tangan Kenzo, lalu melambaikan tangannya dan mengayuh sepedanya.
Kenzo menatapnya dengan begitu sendu, ada hati yang begitu merindu, entah itu apa.
Setelah Dewi Pandita menghilang ditikungan jalan, ia akhirnya pergi meninggalkan lokasi.
Sementara itu, hari semakin terlihat sore. Dewi Pandita terus mengayuh sepeda barunya. Entah mengapa perasaannya begitu tenang dan membuat hatinya seperti bahagia yang tak dapat ia ungkapkan dengan kata.
Setelah senja tiba, Dewi Pandita memasuki hutan dengan jalan setapak yang biasa ia lalui dengan sepedanya.
Setelah memasuki hutan. Ia mersakan sebuah terpaan angin yang berhawa panas.
Rasa itu terus mengikutinya hingga ke ia hampir dipertengahan hutan.
Saat ia sedang melewati sebuah kubangan yang terbuat oleh genangan air hujan, mendadak ia harus berhenti saat melihat satu sosok burung elang putih raksasa yang berdiri menatapnya.
Sorot matanya tajam dan ia berdiri tegak layaknya seorang pria bertubuh kekar dengan kepalanya yang masih utuh burung elang.
Paruhnya terlihat sangat tegas dan bersiap memangsa korbannya.
Tiba-tiba saja matanya berubah menjadi merah dan membuka mulutnya sembari mengepakkan sayapnya, disertai kuku tangannya yang meruncing.
Dewi Pandita mengerem mendadak. Sepeda baru yang berharga cukup mahal itu terpaksa harus masuk ke dalam kubangan dan terciprat air yang kotor.
Ia menatap sosok tersebut dengan perasaannya yang campur aduk.
Ben ora mumet trs sirahe 🤣🤣
tgu aja kk siti bikin kek mana terhadpa merka berdua jd tgl tgu Ja ya kannn
kalian diciptakan di dunia yang berbeda...
berdoa saja semoga cinta memihak kalian berdua...
di buat gregetan terus huhuuu..
ingin segera rasanya kenzo sadar klo yg di rumahmu itu istrimu..
pindimint dingin2 empoek.. wkwkwkwkkk...
nahhh yoooo piye kiiiieeee🤣🤣🤣🤣🤣
kamu gak mo jujur sama laki mu , tp kamu gak mo cemburu Krn laki mu terangsang dg mu ,,, aneh kaaan ❓🤔
gmn Kenzo tahu klu yg pakai jubah itu kamu , Adisty 🤦🤦🤣🤣
Adisty yaaa lgian lucu ,,, knp pula hrs cemburu pd diri sendiri ,,, gmn si Kenzo tahu klu kamu itu istrinya yg sdh pergi ,,, mmg dg semuanya tertutup bgtu , laki mu tahu ,, aneh kn kamu itu 🤦🤦🤦🤦
mknya gsah egois trs ,, tggl ngomong ja apa sich susah nya ,,, dari pd nyeseeeeek ja tu hari ,, ribet di buat sendri sich ,,,, bgtu ja Kok repot ... bgtu ja kok di buat ribeeeet 😡🤬