Kembalinya Gadis Cupu

Kaesang malah melamun di dalam ruang kerjanya, niatnya untuk pulang dia urungkan. Pria itu malah duduk seraya memangku laptopnya, dia menatap program kerja yang sudah dia rencanakan dengan begitu matang bersama dengan Kiara.

Matanya terus saja menatap layar laptop tersebut, tetapi pikirannya menerawang jauh entah ke mana. Dia merasa pusing sendiri dengan apa yang sudah terjadi, dia tidak tahu lagi harus melakukan apa.

'Jika ada kamu semua selalu saja jadi mudah,' ujar Kaesang dalam hati.

Pria itu kini malah memikirkan Kiara, karena jika dia sedang kehabisan ide, Kiara selalu saja memberikan ide yang begitu brilian. Kaesang memang sangat senang karena bisa menuruti keinginan dari kekasih hatinya untuk melenyapkan Kiara.

Namun, saat ini Kaesang malah merasa kehilangan Kiara, padahal wanita itu baru tiga minggu meninggalkan dirinya. Namun, dia sudah merasakan otaknya sangat buntu.

"Tuan! Ini sudah malam, sudah pukul 9 malam. Apakah anda akan menginap di sini?" tanya salah seorang OB yang hendak pulang.

Kaesang yang sedang asyik dalam lamunannya seakan tertarik ke alam nyata, dia menolehkan wajahnya ke arah OB tersebut lalu berkata.

"Aku akan pulang," jawab Kaesang.

Setelah mengatakan hal itu, Kaesang langsung keluar dari dalam ruangannya. Tujuan utamanya adalah ingin segera pergi menuju kediaman Atmaja, dia sudah sangat lelah dan kepalanya terasa sangat sakit.

Saat sedang di perjalanan menuju pulang, dia merasa sangat lapar sekali. Terlebih lagi ketika melihat tukang soto yang mangkal di pinggir jalan, perutnya terasa semakin keroncongan.

Dulu dia pernah makan soto di sana bersama dengan Kiara, walaupun hanya pedagang soto yang mangkal di pinggir jalan tetapi rasanya sangat enak.

"Ah! Aku jadi inget Kiara," ujar Kaesang seraya menepikan mobilnya.

Pria itu memesan satu porsi soto, bukannya memakan soto tersebut tetapi dia malah memandanginya. Dia malah teringat akan apa yang sudah dia lakukan terhadap Kiara.

"Apakah yang aku lakukan itu sudah keterlaluan?" tanya Kaesang dengan tidak tahu dirinya.

Di lain tempat.

Kiara sudah mendengar kabar kemarahan dari Kayesa, dia juga sudah mendengar kebingungan dari Kaesang. Namun, Kiara merasa belum puas jika belum melihat Kaesang bangkrut.

Terus terang saja dia merasa sangat sakit hati, dia merasakan kekecewaan yang luar biasa kepada Kaesang. Selama ini dia begitu tulus mencintai pria itu, selama ini dia begitu tulus bekerja tanpa ingin mengeruk harta Kaesang.

Namun, ternyata pria itu dengan teganya malah berusaha untuk membunuh dirinya. Beruntung Tuhan begitu baik terhadap dirinya, kini dia diberikan kesempatan kedua untuk hidup.

Kiara berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, dia tidak akan menjadi gadis cupu yang lemah seperti dulu. Dia akan berusaha untuk menjadi wanita super kuat yang tidak akan terkalahkan.

Kiara yang sudah menidurkan Kinara langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, dia membuatkan kopi untuk Keanu lalu pergi ke dalam ruangan kerja milik pria itu.

"Permisi, Tuan. Apakah anda mau kopi?" tanya Kiara seraya mengangkat secangkir kopi yang dia bawa.

Keanu yang sedang serius menatap layar laptopnya langsung menolehkan wajahnya ke arah Kiara, dia terkekeh lalu berkata.

"Kamu sudah membawa kopinya, mana mungkin saya menolaknya." Keanu menutup laptopnya, lalu dia duduk di salah satu sofa yang ada di sana.

Kiara tersenyum lalu menghampiri Keanu, dia memberikan kopi tersebut kepada Keanu lalu duduk tidak jauh dari pria itu.

"Ada maksud apa kamu kemari?" tanya Keanu yang bisa menebak dari tingkah Kiara yang terlihat gelisah.

Keanu bisa menebak jika Kiara sedang menginginkan sesuatu, sepertinya semua itu ada hubungannya dengan Kaesang.

"Anu, Tuan. Saya punya ide bagus, apakah anda ingin mendengarkannya?" tanya Kiara tanpa ragu.

Sudah Keanu duga, pasti ide untuk project baru. Pastinya ide itu akan semakin mengangkat perusahaannya, tetapi akan semakin menghancurkan perusahaan Kaesang.

"Hem! Katakan saja," jawab Keanu.

"Di tempat tinggal saya yang dulu banyak ibu-ibu yang mengeluh kekurangan ekonomi, bagaimana kalau anda merekrut banyak ibu-ibu rumah tangga untuk dijadikan sebagai sales keliling?" ujar Kiara.

Keanu mengernyitkan dahinya, dia merasa kurang paham dengan ide yang dilontarkan oleh Kiara. Lalu, Keanu kembali bertanya.

"Maksudnya bagaimana? Aku harus merekrut ibu-ibu rumah tangga yang kekurangan uang untuk mendagangkan produk milik perusahaan Wijaya, gitu?" tanya Keanu penasaran.

Kiara langsung bertepuk tangan mendengar apa yang dikatakan oleh Keanu, karena pria yang ada di hadapannya itu benar-benar sangat pintar.

"Heem! Terkadang, adakalanya kita malas untuk pergi berbelanja ke swalayan, kalau ada sales yang mengantarkan ke rumah dengan harga yang murah, tentunya pasti akan banyak yang membeli produk anda."

Keanu nampak mengangguk-anggukkan kepalanya, dia terlihat setuju dengan usulan dari Kiara. Karena zaman sekarang memang terkadang untuk pergi ke swalayan saja terasa malas.

Banyak Ibu-ibu yang kerjaannya hanya menscroll ponsel dan melihat orang makan dalam porsi banyak, terkadang ibu-ibu juga sibuk bergosip dengan teman sosialitanya. Jika waktu masak sudah tiba, mereka seakan malas untuk memasak karena tidak ada bahan makanan yang gampang didapat jika mereka tidak pergi dari rumah.

"Anda juga bisa menyediakan layanan belanja online yang siap antar, jadi ibu-ibu rumah tangga akan lebih hemat waktu dalam pergi untuk berbelanja," ujar Kiara lagi.

"Hem! Boleh juga," jawab Keanu.

"Iyes, selain anda akan mendapatkan untung yang besar. Anda juga mendapatkan pahala yang besar karena memberikan pekerjaan kepada ibu-ibu yang ekonominya sangat rendah," jelas Kiara.

"Pemikiran yang sangat cerdas," ujar Keanu.

"Tentu dong, Kiara gitu loh." Kiara menepuk dadanya dengan jumawa.

"Ya ampun!" ujar Keanu seraya menggelengkan kepalanya.

"Besok selepas menjemput Kinara dari sekolah, kamu pergilah ke tempat kamu tinggal dulu. Langsung bawa ibu-ibu yang kamu maksud itu," imbuh Keanu.

"Siap, Tuan," jawab Kiara.

"Sekarang tidurlah, sudah malam."

"Oke," jawab Kiara dengan riang.

Wanita itu segera pergi dari hadapan Keanu, menuju kamar Kinara untuk beristirahat. Karena sampai saat ini keduanya tidur dalam satu kamar yang sama, bahkan mereka tidur dalam satu ranjang yang sama.

"Ya ampun! Kiara itu sangat cerdas, sebenarnya siapa dia? Kenapa dia begitu terobsesi untuk menghancurkan perusahaan milik Kaesang? Ah... bodo amatlah, yang penting usahaku makin lancar dan makin berkembang," ujar Keanu.