Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 9. Sang Pembuat Masalah
Bab. 9
Beberapa panggilan tak terjawab masuk di ponselnya. Zacky yang merasa kepalanya masih pusing, sedikit ia melakukan peregangan. Karena leher serta pinggang terasa pegal dan sakit.
Baru setelah benar-benar merasa lebih baik, Zacky mengambil kaosnya yang ia lempar ke dashboard semalam. Matanya juga menangkap sebuah gaun berwarna gelap yang tergeletak di bawah. Samar-samar ia teringat mengenai gaun tersebut. Gaun yang ia robek karena merasa terganggu dengan adanya sepotong kain itu.
Menggelengkan kepalanya sedikit, Zacky duduk terdiam. Menarik napas untuk menenangkan diri dari keterkejutan yang terlambat sekali ia rasakan.
Pria itu baru menghidupkan mesin mobil di kala melihat di layar ponselnya ada nama Arsya. Pasti mengenai perusahaan. Batin Zacky. Ia mengabaikan panggilan dari asistennya tersebut. Karena untuk saat ini ia tidak ingin membahas perihal perusahaan. Ia mau membersihkan diri dan kepalanya dari bayangan adegan semalam yang kini tergambar begitu jelas di ingatan.
Tepat pada pukul delapan malam, mobil Zacky memasuki pekarangan rumah berlantai dua. Rumah itu tidak besar seperti rumah keluarganya. Namun sangat luas jika hanya ditinggali sendiri.
Turun dari mobil dan berjalan menuju rumahnya, belum sampai ia meraih handle, pintu itu sudah lebih dulu di buka dari dalam.
"Dari mana?"
Itulah kalimat pertanyaan yang Zacky dengar pagi ini.
"Lo nggak pulang semalaman, baju lo nggak ganti. Jangan bilang lo bermalam sama itu cewek," tebak pria berkacamata dengan frame tipis, menambah daya pikatnya.
Sementara Zacky yang merasa lelah, pria itu mengabaikan pertanyaan asistennya. Dia lebih masuk dan melewati Arsya yang masih berdiri di dekat pintu dengan menatap aneh ke arah Zacky.
"Lo nggak apa-apain dia kan, Zack?" desak Arsya lagi.
Asrya memang sangat penasaran dengan apa yang dilakukan Zacky semalam bersama gadis yang dia tolong. Akan tetapi Arsya lebih takut dan khawatir kalau sampai gadis itu memanfaatkan Zacky dan membuat rumor yang tidak-tidak.
Zacky terus melangkah menaiki anakan tangga. Menuju ke lantai dua, di mana kamarnya terletak di paling ujung. Karena Zacky menyukai suasana yang tenang dan tidak ingin terganggu oleh anggota keluarganya yang lain, kalau saja mereka menginap di rumahnya. Tentu Zacky tinggal bersama beberapa asisten rumah.
Sementara Arsya dengan setia mengikuti langkah atasannya hingga masuk ke dalam kamar.
"Zack," panggil Arsya karena belum mendapatkan jawaban yang pasti.
Zacky melepas bajunya dan melempar ke keranjang yang berada di depan kamar mandi. Mantan ketua basket di sekolahnya itu kemudian membalikkan tubuhnya hingga menatap Arsya dengan begitu intens. Lalu berpaling ke samping.
"Ya. Tapi nggak di hotel," jawab Zacky kemudian. Sangking dekatnya hubungan mereka, sampai-sampai Zacky seterbuka itu pada Arsya.
Sudah Arsya duga sebelumnya di kala ia melihat gelagat aneh dari wanita penghibur semalam. Arsya frustasi jika sudah begini. Itu artinya tugasnya semakin banyak di luar kantor.
"Di mana lo lakuin itu? Biar gue urus secepatnya," ucap Arsya sembari meraup kasar wajahnya.
Kalau boleh, mending ia tidak menjadi asisten Zacky. Namun apalah daya, hidupnya butuh uang agar tetap bertahan.
"Nggak perlu," ujar Zacky sembari melambaikan tangannya ke arah Arsya. Membuat pria itu menatap bingung.
"Bahaya, Zack! Nama besar keluarga lo yang dipertaruhkan kalau sampai media tahu apa yang lo lakuin. Apa lagi Om Kendra sama Mas Rio. Bisa habis gue," sahut Arsya tidak terima dengan keputusan Zacky yang memilih abai.
Zacky mengangkat satu alisnya.
"Yakin lo mau melenyapkan tempatnya?" tanya Zacky dan mendapat anggukan dari Arsya. Dari pada kepalanya yang hilang. Pikir Arsya.
Zacky kini menarik sudut bibirnya juga.
"Ya sudah, lo ganti tuh mobil gue. Gue lakuinnya di mobil," jawab Zacky begitu santai lalu berjalan menuju kamar mandi.
Arsya tersentak langsung mendengar ungkapan Zacky barusan.
"Gila, lo! Ngapain juga lakuin itu di mobil lo! Gaji gue dua tahun aja belum tentu kebeli itu Rolls-Royce Boat Tail punya lo, Brengs3k!" umpat Arsya dengan amarah yang meluap. "Ngerepotin aja jadi orang." gumamnya kemudian dengan nada rendah.
Bukan bukan, lebih tepatnya Arsya merasa kakinya lemas seketika di kala mengingat harga mobil atasannya yang mencapai empat ratus tiga puluh tujuh miliar.
"Jual ginjal sama jantung aja belum tentu segitu," gerutu Asrya yang tengah pusing, bagaimana caranya menyelesaikan masalah yang baru saja dibuat oleh atasan lucknutnya.
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas