Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadilah Mommy Malvin !
Adam memarkirkan mobil nya di jalan lorong depan rumah Najwa, lalu ia turun dari mobil, dengan menggunakan payung, dan berjalan membuka gerbang rumah Najwa.
"Permisi!" teriak Adam, mengetuk pintu rumah Najwa, saat ini hanya ada wanita itu di rumah, sementara, Romi belum kembali dari kafe nya.
"Permisi!" teriak nya lagi, Najwa yang sudah tidur pun terbangun, padahal suara hujan cukup deras.
"Apa Kak Romi sudah pulang? tapi kenapa berteriak ? bukan kah, dia membawa kunci cadangan ?"
Najwa turun dari ranjang nya, lalu berjalan ke arah pintu utama, setelah mengintip dari jendela, Najwa terkejut melihat Adam yang datang menemui nya.
Ceklek !
Najwa membuka pintu, namun menyuruh Adam untuk tidak mendekat.
"Tuan, ada perlu apa anda kemari?" Tanya Najwa, Pria itu malah gemetar karena kedinginan.
"Sa- saya, boleh saya masuk dulu?"
"Maaf Tuan, ini sudah malam, di rumah hanya ada saya, saya tidak bisa menerima tamu" ujar Najwa, dan akhirnya Najwa membiarkan Adam di luar rumah.
Pria itu terpaksa berdiri di teras, dan berbicara dengan Najwa.
"Kedatangan saya kemari, untuk meminta maaf kenapa anda, karena saya telah berkata kasar kepada anda, dan juga Saya telah menyebabkan anda kehilangan pekerjaan, saya minta maaf" ucap Adam, Adam terlihat tulus, yang saat ini sedang menahan dingin nya air hujan yang membasahi sebagian tubuh Adam.
"Saya sudah memaafkan anda, dan anda boleh pergi, tidak enak di lihat oleh semua orang" tukas Najwa, Adam pun mengerti.
Namun, Adam lupa akan tujuan awal nya dia datang kesana, padahal niat nya ingin meminta Najwa sebagai Baby sitter Malvin. Namun, Adam tidak berani, melihat penampilan Najwa yang begitu religi membuat Adam mengurungkan niat nya, Pria itu berbalik, dan ingin pergi.
Adam berbalik lagi, dan kini menatap lekat ke arah Najwa, membuat Najwa terkejut.
"Astaqfirullah" ucap Najwa lalu memalingkan wajah nya.
"Sa- Saya ingin, meminta anda untuk menjadi Mommy untuk Malvin" ucap Adam, dengan pandangan yang terus menatap Najwa yang sedang menunduk, mendengar permintaan Adam, Najwa pun mendongakkan kepala nya, menatap pria itu sekilas.
Suara mobil, mengejutkan Adam dan Najwa, ternyata Romi baru saja pulang, dan pria itu segera turun dari mobil.
Kesan pertama yang kurang enak, membuat Adam dan Romi terlihat kurang akrab. Apalagi Adam pernah memenjarakan Romi, karena salah paham.
"Ada tamu?" tanya Romi, melihat Adam di teras rumah nya. Adam hanya menatap Romi dengan datar.
"Kak" Najwa memberikan handuk untuk Romi, Adam mengerutkan dahi nya.
'Aku sejak tadi disini, wanita ini tidak ada rasa peduli memberikan handuk nya kepada ku, jelas - jelas aku lebih dulu disini' Adam memperhatikan Najwa, membuat Najwa risih.
"Kamu masuk lah" titah Romi, Najwa pun segera masuk dan berdiri di dekat jendela, karena Najwa ingin mendengar pembicaraan Adam dan Romi.
"Tuan, bukan kah urusan kita hari itu telah selesai? jadi apa yang membawa anda datang kemari, tengah malam begini? jujur saja, ini tidak elok di lihat oleh orang sekitar, apalagi Adik saya hanya sendiri di rumah, bagaimana pandangan orang lain terhadap Najwa. Saya mengerti, orang seperti anda tidak bisa menghargai orang lain, dan bagaimana anda bisa berpikir nampak dari kedatangan anda kemari, bisa saja ada orang yang sengaja menyebar fitnah, jika adik saya membawa laki-laki ke rumah, apa anda pernah memikirkan itu?"
Romi berbicara panjang lebar, tidak membiarkan Adam menjelaskan kedatangan Adam ke tempat mereka.
"Jadi, katakan apa tujuan anda?"
"Itu yang ingin saya jelaskan, namun anda tidak memberi kesempatan untuk saya"
Romi pun terdiam, dan tersenyum sekilas, mendengar ucapan Adam.
"Kedatangan saya kemari, ingin meminta Najwa untuk menjadi Mommy Malvin, karena saat ini kondisi Malvin sangat memprihatinkan, saya takut sesuatu terjadi kepada Malvin, dan dokter menyarankan saya untuk membawa Najwa kehadapan Malvin" pungkas Adam, Romi mengerutkan dahi nya.
"Tuan, anda tahu apa yang sedang anda bicarakan ?" Romi bertanya dengan nada yang cukup tinggi dan tegas.
Najwa memegang dada nya, ia memang sayang sama Malvin, namun kedua nya tidak ada ikatan apapun, sehingga membuat Najwa untuk tidak bisa datang menemui Malvin.
"Saya mengerti, oleh sebab itu, saya meminta pendapat anda, dan ijinkan saya membawa Najwa untuk pergi menemui Malvin"
"Maaf Tuan, saya tidak bisa mengijinkan anda, karena bagaimana pun Najwa dan Anda tidak memiliki ikatan apapun, dan Malvin bukan tanggung jawab Najwa, soal Malvin sakit, itu urusan Anda, hanya anda yang bisa menjelaskan nya. Kecuali satu!"
Adam menaikan alis nya mendengar ucapan Romi yang terakhir.
"Kecuali anda membawa Najwa, dengan ikatan pernikahan, maka aku baru bisa memberi ijin untuk Najwa pergi!" tegas Romi, Adam terdiam, dan tidak langsung menjawab.
"Saya permisi, silahkan pulang ini juga sudah larut!" Romi segera masuk ke dalam rumah, melihat Tuan rumah sudah kembali masuk, Adam pun bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
"Loh, belum tidur? kamu mendengar semua nya?" tanya Romi, Najwa mengangguk nya.
"Apa pendapat mu?" tanya Romi, tapi Najwa tidak bisa menjawab, Najwa tidak mengenal Adam, dia hanya kenal Malvin, itu juga beberapa hari yang lalu.
"Soal Malvin, aku mengetahui nya Kak, dan hari ini aku pergi menemui nya, dan kondisi nya memang tidak baik - baik saja, Aku kasian dengan anak itu, Ibu Melda mengatakan jika Malvin, sudah kehilangan ibu nya sejak usia dia dua bulan setelah lahir" ungkap Najwa, Romi mendengar cerita sang adik, Romi tahu, jika Najwa ada rasa peduli terhadap Malvin.
"Najwa dengar, jangan melibatkan diri mu dengan keluarga mereka, kecuali Tuan Adam mau membawa mu dengan ikatan pernikahan ke dalam rumah nya, jika tidak, aku tidak bisa memberi ijin. Dan satu lagi, jika memang jodoh, aku menyetujui nya, asal Adam dan istri nya berpisah karena sebuah kematian, bukan karena sebuah perceraian di dunia. Kamu akan mendapat pahala jika menjadi ibu sambung untuk Malvin, asal kamu menjaga nya seperti anak sendiri" pungkas Romi, lalu pergi meninggalkan Najwa di depan pintu.
Najwa yang mendengar ucapan sang Kakak pun hanya bisa diam, dia sendiri tidak mengenal Adam, dia hanya merasa kasian kepada Malvin. Namun, tanpa ikatan apapun dia tidak bisa menjadi ibu sambung Malvin.
Najwa dilema, dia tidak tahu, kebaikan nya membawa nya dalam suasana yang tidak mengenakan, dia merasa seakan di paksa oleh keadaan untuk menerima Adam dan juga Malvin.
Najwa melangkah 'kan kaki nya menuju kamar, dan saat ini sudah jam 00:00, tengah malam.