NovelToon NovelToon
Babysitting genius

Babysitting genius

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Pengantin Pengganti
Popularitas:954.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: ilmara

Novel ini udah revisinya kalau masih ada kesalahan kata harap maklum🤗

Bismillahirohmanirohim.

Jihan gadis yang sudah dikhianati oleh sahabat sekaligus orang yang sangat dia cintai di hari-hari yang masih berduka di keluarganya.
Bahkan setelah pernikahan sahabat dan mantanya, Jihan sering mendapatkan sindiran dari orang-orang sekitar.
Sampai dia memutuskan pergi dari kampungnya untuk mecari kerja di kota.
Siapa sangka dia akan bertemu dengan seorang anak perempuan jenius yang akan dia asuh.

penasaran sama ceritanya yuk kepoin kisah Jihan, hanya di Noveltoon!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#Doa

Bismillahirohmanirohim.

Di kantor Radit membaca beberapa dokumen dengan perasaan senang. Kejadian tadi pagi masih membuat hati Radit terasa utuh kembali seperti dulu, beberapa orang yang melihat Radit tidak seperti biasanya merasa aneh sendiri.

Direktur utama perusahaan Amran Mining itu tak biasanya mengembangkan senyum ketika sedang bekerja.

Radit merupakan direktur utama di perusahaan ayahnya sendiri.

Perusahaan Amran Mining bergerak dibidang pertambangan, perusahaan Amran Mingin adalah perusahaan penghasil emas dan batu bara terbesar di kota Jogja.

Radit sebenarnya ingin memiliki perusahaannya sendiri, dia ingin mengelolah sebuah perusahaan dari 0, tapi tidak diperbolehkan oleh sang papa.

Kakek Amran mengatakan pada Radit, jika nanti perusahaan Amran Mingin akan jadi miliki Radit juga. Maka dari itu kakek Amran melarang Radit untuk membangun sebuah perusahaan lagi, karena hanya Radit penerus perusahaan Amran Mining.

Radit mendapatkan jabatannya sebagai direktur utama di perusahaan Amran Minging, bukan karena ayahnya CEO di perusahaan tersebut. Radit mendapatkan jabatan sebagai direktur utama, karena hasil kerja kerasnya sendiri.

"Maaf pak Radit, jika saya mengganggu waktu anda." Ucap seorang.

Orang itu kini sudah duduk di depan Radit, setelah diizinkan oleh Radit masuk tadi.

Radit yang masih sibuk dengan berkas-berkasnya, menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Ada apa?" tanya Radit dingin.

Gleg!

Cahyo menelan ludahnya kasar, tadi bukankah dia melihat direktur ini sedang tersenyum. Lalu kenapa sekarang berubah dingin seperti ini.

'Ya Allah, ayo Cahyo kamu sudah biasa melihat pak Radit seperti ini bukan,' ucapnya pada diri sendiri.

"Ada apa, Cahyo? Jika tidak ada hal penting yang akan kamu sampaikan silakan keluar dari ruangan saya." Usir Radit dingin.

Seketika Cahyo tersadar.

Gleg!

Dia kembali menelan salavianya kasar.

"Maaf pak Radit, pak Radit disuruh menghendel semua pekerjaan pak Amran." Ucap Cahyo akhirnya.

Radit menaikkan sebelah alisnya bingung, tidak biasanya sang papa memberikan dia pekerjaan mendadak seperti ini.

"Memangnya pak Amran kemana?"

"Maaf pak Radit saya kurang tahu, beliau tidak mengatakan apapun pada saya, selain menyuruh pak Radit menghendel semua pekerjaan beliau."

"Baiklah aku akan melakukannya, kamu silakan pergi." Usir Radit lagi.

"Baik pak."

Cahyo sampai mengelus dadanya sendiri, setelah dia berhasil keluar dari ruang direktur utaman perusahaan Amran mining.

Rasanya jantung Cahyo seperti sedang bersenam, entah apa yang terjadi dia begitu takut dengan Radit.

Semua karyawan diperusahaan tersebut memang segan pada Radit. Selain dia anak dari pemilik perusahaan, Radit juga orang yang tegas dan profesional. Ditambah lagi Radit selalu bersikap dingin pada siapapun di kantor, kecuali pak Amran, ayahnya.

Radit melupakan sesuatu jika dia belum menyuruh pak Mail untuk menjemput Nafisa dari sekolah. Niatnya tadi Radit akan menjemput Nafisa sendiri, tapi karena ada pekerjaan mendadak Radit jadi melupakan tentang Nafisa.

"Papa ada-ada saja menyuruhku menyelesaikan semua pekerjaan, tidak tahu apa pekerjaanku juga banyak. Lalu kemana Febry, asisten papa? kenapa harus aku." Oceh Radit.

Walaupun Radit mengoceh, dia tetap mengerjakan amanah dari papanya.

Di sekolah Nafisa.

"Mama...!" teriak anak-anak yang baru saja keluar dari sekolah itu.

Deg!

Nafisa yang melihat adengan ibu dan anak itu hanya bisa berdiri diambang pintu kelasnya. Tak terasa air mata bocah cilik itu membasahi pipinya begitu saja, sesak rasanya. Dia juga ingin seperti anak-anak lainnya. Keluar dari kelas meneriaki nama bundanya, melihat bundanya menunggu dia keluar dari sekolah, sambil merentangkan tangan untuk dia memeluk sang bunda. Nafisa ingin seperti itu.

Dia juga ingin seperti itu. "Bunda." Ucapnya pelan.

Nafisa memang tahu dia sudah tidak punya bunda lagi, tapi bunda sambung juga Nafisa akan merasa bahagia. Asalkan tidak seperti Elsa intinya.

"Ya Allah, Nafisa ingin seorang bunda." Doanya pada sang Maha Esa.

Nafisa mengadahkan kepalanya ke langit, seakan dia yakin pasti Allah akan mengabulkan doanya.

Ketika Nafisa sedang temenung diambang pintu kelasnya, sambil wajahnya masih menatap ke langit. Jihan yang sedari tadi menunggu kehadiran Nafisa, tapi Nafisa tak kunjung terlihat juga membuat Jihan kahwatir.

Sudah 10 menit dia menungggu, di ruang tunggu. Sambil terus memperhatikan satu persatu anak-anak yang melewati ruang tunggu, siapa tahu dia Nafisa. Selama 10 menit itu Jihan tak menemukan keberadaan Nafisa, hingga membuat Jihan sangat khawatir. Akhirnya Jihan memutuskan untuk menjemput Nafisa di kelasnya.

"Nafisa." Panggil Jihan.

Jihan merasa lega, ketika melihat Nafisa baik-baik saja, padahal tadi Jihan sudah berpikir yang tidak-tidak. Takut Nafisa dibullylah, takut Nafisa jatuh, segala macam hal buruk pokoknya takut terjadi pada Nafisa.

Merasa dipanggil Nafisa mencari sumber suara. Baru saja dia menatap lurus ke depan, Nafisa sudah melihat senyum mbak Jihan yang ditujukan untuk dirinya.

Satu lagi Nafisa juga menangkap tatapan khawatir mbak Jihan yang juga ditujukan untuk dirinya.

"Sepertinya Allah mengabulkan doa Nafisa." Entah apa maksud dari ucapan Nafisa.

"Ya Allah, Nafisa mbak Jihan kirain kamu kemana." Ucap Jihan khawatir.

"Maaf mbak Jihan, sudah membuat mbak Jihan khawatir." Sesalnya.

"Tidak apa, lain kali jangan begini lagi ya, ayo kita pulang." Ajak Jihan.

"Ayo mbak."

Kali ini bukan Jihan yang pertama menggandeng tangan Nafisa, Nafisa lah yang duluan menggandeng tangan Jihan, sampai membuta gadis itu heran.

'Ada apa dengan anak ini? Kadang senang, tapi juga kadang dia tiba-tiba sedih. Entahlah aku tidak mengerti seperti apa Nafisa, aku hanya tahu dia gadis kecil yang sangat sulit sekali dipahami.' Batin Jihan.

Mereka sudah keluar dari area sekolah, saat itu juga Jihan maupun Nafisa tersadar jika mereka tidak ada yang jemput.

"Mbak Jihan gimana cara kita pulang?"

Jihan yang sedikit tinggi membuat Nafisa terpaksa mendonggokan kepalanya untuk melihat mbak Jihan.

Sampai akhirnya Jihan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Nafisa.

"Kita naik taksi saja ya, mbak Jihan juga tidak punya nomor orang rumah."

"Iya mbak, besok jangan lupa minta nomor ayah atau tidak pak Mail."

"Iya, sekali lagi mbak Jihan minta ma-"

"Mbak Jihan kenapa terus saja meminta maaf! Sudah lupakan ayo kita cari taksi."

Belum sempat Jihan selesai bicara Nafisa sudah memotong perkataannya dengan cepat.

Jihan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Yasudah ayo."

Bukan Jihan tidak mau naik taksi hanya saja, dia tidak membawa uang, uang yang Jihan bawa hanya 10.000 rupiah saja, itu juga sisa dia habisa membeli barang karena tertinggal disaku gamisnya.

'Ya Allah bagaimana ini? Apakah aku harus mengatakan pada Nafisa jika aku tidak memiliki uang?' batin Jihan.

Tanpa Jihan sadari dia sering sekali menyebut nama Allah, sehingga perasaan tenang memenuhi hatinya, padahal dia sedang gelisah seperti sekarang ini.

Perasaan tenang langsung menyusuk kehati Jihan.

"Nafisa maaf tapi mbak Jihan tidak membawa uang untuk membayar taksinya."

Dan tanpa sadar lagi-lagi kata Maaf keluar dari mulut Jihan.

"Sudah tidak apa mbak Jihan, Nafisa ada uang kok dan juga simpanlah kata maaf mbak Jihan itu."

"Iya maaf."

"Eh, maaf."

Jihan akhirnya diam, karena merasa salah tingkah pada Nafisa.

1
Santy
Disini ku mulai binggung!

Adik ayqh ny di panggil kk
Ria Lita
nafisa kelewatan JD sebel dgn nafisa
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Ilmara: makasih kak❤
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
jujur baca novel ini aku inget mantan yang selingkuh sama ponakan sendiri bahkan sampai dia hamil dan Alhamdulillah nya aku mengetahui ini sebelum sah jadi istri nya
Ilmara: semangat selalu kak ❤, tapi Alhamdulillah Allah memperlihatkan semuanya sebelum sah!
total 1 replies
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍Luar biasa
Anonymous
keren
Suharti Soemardjo
Banyak pelajaran berharga
Gusmeiniar decy
Luar biasa
Fadhil
yaaa dit,piye tooo yooo
Fadhil
tooor tunjukan perselingkuhan Elsa doong
Fadhil
terus sayangi nafisah dan arahkan kejalaan yang lurus karena biar pun nafisah cerdas dia tetap anak -anak
Mei Mei
Luar biasa
Fadhil
bongkar tooor bahwa elsa cewek yang ggak bener
Fadhil
semangat yaa jihan
My atee
Luar biasa
Yani
Udah baca ceritanya bagus
Yani
Cerita yang bagus seru happy Ending 👍👍👍❤❤
Yani
Bahagia srlalu keluarga kecil Radit dan Jihan ❤❤❤😘😘😘
Yani
Aamiin...🤲
Yani
Waw...bayinya kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!