Andah, adalah mahasiswi yang bekerja menjadi penari striptis. Meskipun ia bekerja di hingar bingar dan liarnya malam, tetapi dia selalu menjaga kesucian diri.
Sepulang bekerja sebagai penari striptis.Andah menemukan seorang pria tergeletak bersimbah darah.
Andah pun mengantarkannya ke rumah sakit, dan memaksa Andah meminjam uang yang banyak kepada mucikari tempat dia menari.
Suatu kesalahpahaman membuat Andah terpaksa menikah dengan Ojan (pria amnesia yang ditemukannya) membawa drama indah yang terus membuat hubungan mereka jadi semakin rumit.
Bagaimana kisahnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Bodyguard-2
Bugh
bugh
bugh
"Aaarrrgh ..." teriak para penari yang tadinya menari di atas panggung karena melihat orang yang kena pukul.
Ternyata yang kena pukul adalah Ojan. Sehingga membuat Andah turun dari tiang di mana dia tengah beraksi.
"Lu berani sama gue ya?" Kepalan pria itu bersiap mendarat kembali pada wajah Ojan yang sudah berada di bawahnya. Pria itu ternyata Tama, yang kebetulan ingin melihat gemulainya tarian sang pujaan.
Namun, Andah berhasil menahan dan memelintir tangan Tama dengan kasar lalu mendorongnya. Andah membantu Ojan untuk bangkit dan membersihkan sisa debu yang mungkin melekat pada pakaian Ojan.
Lalu tangannya memeriksa memar yang didapat oleh sang suami. "Kamu tak apa?"
"Apa yang kau lakukan wanita ******?" teriak Tama hendak memukul Andah.
Kembali terdengar suara pukulan yang mendarat pada bagian tubuh Tama.
Satu kepalan mengenai ulu hati Tama. Hal ini tentu membuat Tama meringkuk berguling karena kesakitan. Sementara penari yang lain melirik Andah sambil memasang wajah masam.
"Andaaaaaah!!!" teriakan melengking keluar dari mulut Mamih Lova.
Dengan ditemani sebuah kipas, Mamih Lova berjalan cepat menuju ke arah mereka berdua. "Apa yang kamu lakukan? Kamu bilang kamu mau membayar hutang secepatnya? Namun malah melukai pelanggan lagi."
"Seharusnya kamu layani pelanggan kita ini! Dia ini fans berat kamu! Bukan dihajar begini! Jika terus begini, lama-lama job untuk kamu akan semakin sepi."
"Aaagghh!" Mamih Lova mengepalkan kedua tangannya merasa sangat geram dengan gigi tertaut di antara merahnya bibir.
"Ini siapa lagi pengacau yang kamu bawa?" Wajah Mamih Lova mendelik, lalu mendengkus.
"Aku bukan pengacau. Aku ingin melindungi Andah dari orang itu. Aku ini adalah su—" sebelum menyudahi ucapannya, mulut Ojan langsung dibekap oleh Andah dengan cengiran kikuk.
"Dia ini adikku, Mih."
Tangan Andah didorong oleh Ojan. "Adik? Aku ini bukah mahrom kamu! Sejak kapan kita jadi bersau—" Andah kembali membekap mulut Ojan.
"Maaf, Mih. Adikku ini memang bawel sekali." Andah perlahan mundur sambil menarik Ojan dengan mulut yang masih dibekapnya.
Andah menariknya menuju tempat yang sedikit sepi. "Apa yang kamu lakukan, Bocaaaaaah?" bentaknya merasa gemas.
"Aku bukan bocah. Aku sudah dewasa. Buktinya aku udah menikah." bantah Ojan
Andah menepuk keningnya semakin gemas. "Kamu mau jadi bodyguard yang baik buat aku nggak sih?"
"Lho? Justru aku sudah menjadi suami yang baik buat kamu. Melihat dia terus melotot melihatmu membuat hatiku menjadi tidak nyaman. Aku tak mau ada yang melihat kamu seperti itu!"
Andah menghentakan kedua kakinya semakin gemas. "Kamu itu di sini jadi hanyalah seorang bodyguard!! Jadi pekerjaanmu hanyalah memastikan aku aman dari tangan jahil. Jika sebatas melihat begitu, biarkan saja! Dia tidak akan berani jika aku masih berada di panggung begini, karena sudah ada peraturannya." jelas Andah.
"Pokoknya aku gak sukaaa. Aku gak mau kamu dilihat oleh semua orang seperti itu. Kamu kan adalah Andah. Andah kan istriku. Aku kan suamimu, bodyguard-mu. Aku wajib melindungimu dari mata yang jahil juga."
Andah menggaruk kepalanya kasar karena jawaban Ojan semakin membuatnya gemas. Dia tidak bisa membantah lagi.
Namun, jika boleh jujur, dia sebenarnya marah karena yang dihajar adalah suaminya sendiri. Ternyata, Ojan masih terlalu lemah jika mengemban sebuah pekerjaan menjadi bodyguard. Ujung-ujungnya, Andah lah yang harus melindungi suaminya ini.
"Kamu beneran mau jadi bodyguard yang tangguh?" tanya Andah.
Ojan mengangguk mantap memainkan ototnya yang lempem. Andah memutar bola matanya melihat reaksi Ojan.
"Besok sore, usai kamu kerja di tempat Bang Ali, aku akan latih kamu jadi bodyguard yang perkasa!" ucap Andah mantap.
"Benar kah? Kamu akan melatih aku menjadi suami yang perkasa?" Ojan memasang wajah sumringah.
Namun, mendengar 'suami perkasa' membuat Andah jadi salah tingkah. Dia membayangkan yang lain karena frasa itu. Sesuatu yang berhubungan dengan ranjang.
Membayangkan Ojan bertelanjang dada, memamerkan bahunya yang lebar pelukabel, dan dada bidangnya, membuat Andah merasa panas sendiri.
'Omaigat, apa yang aku pikirkan?' batinnya mengipasi diri sendiri.
'Gara-gara bekerja di sini, dengan tontonan aduhai setiap hari, aku mulai berpikiran kotor? Oh Tuhan, meskipun dia suamiku, aku bagai wanita tua yang menyukai anak di bawah umur.'
Sementara Ojan asik jingkrak-jingkrakan sendiri. Dia meninju dan menendang angin. "Jadi suami perkasa itu begini kan?"
"ciat ... ciat ... ciiat ...." Ojan menaik-turunkan alisnya.
Sementara, Andah memikirkan hal yang lain. Mukanya menjadi semakin merah seperti tomat matang langsung dari batangnya. Hal ini tak luput dari perhatian Ojan.
"Andah ... Andah ... kamu kenapa berasap?"
"Kamu jangan bercanda! Masa iya manusia bisa berasap? Emangnya aku ini bersifat flammable? (bahan kimia yang mudah terbakar)
Ojan terlihat panik ketika mendapati Andah semakin merah. Dia mondar-mandir, ke sana kemari mencari sesuatu. Akhirnya dia menyiramkan bekas air mineralnya tadi ke kepala Andah.
Namun, nyatanya wajah Andah bukannya menjadi lebih tenang, kali ini malah semakin merah dan mulai menghitam.
"Apaaa yang kau lakukan?" ucapnya geram.
*
*
*
Ojan mengusap kepalanya yang baru saja kena jitak oleh Andah. "Ndah, ini kayak ada bengkak di kepalaku abis kamu pukul tadi." rungutnya dengan bibir sedikit maju, manyun.
"Alah, gitu aja sakit?" rutuk Andah merasa lebih kesal pada Ojan.
Ojan terlihat meneteskan air mata. "Iih, anak siapa sih? Udah tua gini kok masih cengeng?" Andah menarik kepala Ojan. Ojan menatap Andah secara lekat.
Ojan menangkap bibir Andah dengan cepat. Ojan mengecupnya, dengan sengiran jenaka.
"Tuh kan?"
Andah hendak memukul Ojan kembali, tetapi pria amnesia itu sudah lari duluan menuju rumah. Karena mereka berdua baru saja diusir oleh Mamih Lova, dianggap membuat keributan pada lokasi club tersebut.
*
*
*
Pagi harinya, kedua orang itu tidur di kamar yang sama. Namun, Andah tidur di bawah, dengan kaki berada di mulut Ojan yang tidur di atas ranjang.
"Hah-hah-hah. Jangaaaan!" Ojan terduduk dari tidurnya.
Andah ikut terbangun karena terkejut mendengar teriakan Ojan. Dia segera bangkit mengecek kepala Ojan yang telah banjir karena keringat. Andah keluar sejenak, dan kembali membawakan segelas air.
Setelah meminum beberapa teguk air, Ojan mengusap kasar wajahnya. "Aku mimpi buruk," ucapnya.
"Kamu mimpi tentang apa?" Anda duduk di samping Ojan.
Ojan merebahkan kepalanya di paha Andah. Ojan menggelengkan kepala, menyandarkan keningnya pada perut Andah. Andah pun membelai kepala Ojan dengan lembut.
"Cup-cup! Ojan jangan nangis lagi." bujuknya. Ojan menganggukan kepala semakin memeluk Andah, membuat sang istri merasakan gejala aneh pada dirinya.
"Kalau begini, aku merasa tenang." ucapnya.
Andah mengangguk dan mengusap kepala Ojan. Dia memperkirakan Ojan baru saja bermimpi tentang masa lalu.
'Dia pasti merasa bingung. Hah, aku ini kenapa? Dia itu terlalu polos untuk begitu.'
"Sholat subuh dulu yuk?" ajak Andah.
Ojan mengangguk dan mereka segera menuju ke kamar mandi untuk berwudhu melaksanakan sholat subuh.
Saat berdoa, Ojan menyaringkan suara doanya. "Tuhan, berikan lah Ojan uang yang banyak, Tuhan. Ojan gak ingin lihat istri Ojan kerja malam-malam, Tuhan. Biar Ojan saja yang mencarikan Andah uang yang banyak. Ojan gak suka Andah pakai baju anak SD, Tuhan. Kami kan sudah besar, Tuhan."
takut lo brkl bpkmu smpe dipecat???