NovelToon NovelToon
Bosku Tidak Pernah Puas

Bosku Tidak Pernah Puas

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Paksa / Romansa / Tamat
Popularitas:39.6k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Pernikahan Rocky dan Brigita rupanya menjadi awal munculnya banyak konflik di hidup mereka. Brigita adalah bawahan Rocky di tempat kerja. Mereka harus menikah karena satu alasan tertentu.
Statusnya sebagai seorang janda yang mendapatkan suami perjaka kaya raya membuat gunjingan banyak orang.

"Aku harus bisa mempertahankan rumah tanggaku kali ini,"

Apa dia berhasil mempertahankan rumah tangganya atau justru lebih baik berpisah untuk kedua kalinya?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 - Momen yang tepat

Lena melangkah ragu ke dalam kantor, hari ini dia shift siang.

Kepalanya masih berdenyut pelan, tapi bukan itu yang membuat langkahnya terasa berat—melainkan rasa gelisah yang terus menggerogoti pikirannya.

Ia masih mengingat samar-samar…

Sentuhan.

Genggaman.

Bisikan yang membuat bulu kuduknya meremang saat mabuk semalam.

Sesampainya di Lounge, dia berencana langsung masuk ke dalam ruang kerja Rocky, Lena menarik napas panjang. Dia harus memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Tok!!

Tok!!

Tok!!

“Masuk,” terdengar suara berat dari dalam.

Lena membuka pintu perlahan dan masuk. Rocky sedang duduk santai di kursinya, membolak-balik berkas tanpa terlihat terlalu peduli dengan kedatangannya.

“Ada apa, Lena?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari kertas di tangannya. "Nanti sore saja kalau mau cek kerjaan kamu." sambungnya.

Lena menelan ludah, mencoba menguatkan diri.

“Saya… mau bicara soal semalam, Pak.”

Akhirnya Rocky menatap Lena. "Oh iya, bagaimana keadaanmu? Masih pusing?"

Tapi mata pria berkulit coklat itu menatap tajam menelisik, membuat wanita itu semakin gugup. Mulutnya terkatup tidak bisa menjawab.

“Soal semalam kenapa?” tanya Rocky, mengerutkan kening pura-pura bingung.

Lena menggenggam ujung bajunya, matanya menunduk.

“Saya… saya merasa, ada yang tidak beres, Pak. Saya ingat… Bapak menyentuh saya,” suaranya bergetar.

Hening.

Lalu, tawa rendah Rocky memenuhi ruangan.

Bukan tawa bahagia, melainkan tawa penuh ejekan.

“Lena,” katanya sambil bangkit dari kursinya, berjalan mendekat. "Tidak bisakah kamu membedakan antara realita dan halusinasi ketika mabuk? Atas dasar apa kamu bicara seperti itu?"

Lena mengangkat wajahnya, menatap Rocky dengan mata yang berkaca-kaca. "Saya serius, Pak. Saya ingat betul."

Rocky tersenyum miring, membungkuk hingga wajahnya hanya sejengkal dari Lena.

“Kamu mabuk, Lena,” bisiknya dingin. “Yang kamu rasakan itu cuma ilusi. Alkohol membuat otakmu berkhayal. Kalau aku mau melakukan sesuatu, aku tidak akan setengah-setengah.”

Deg.

Ucapan itu menghantam Lena seperti tamparan. Pipinya memerah, jelas karena malu, marah, atau ketakutan.

Rocky berdiri tegak lagi, merapikan kemejanya dengan santai.

“Kalau kamu mau bertahan lama di sini,” lanjutnya sambil berjalan memutari Lena seperti singa mengelilingi mangsanya. “Belajarlah untuk tidak menuduh atasanmu tanpa bukti.”

Lena mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. Rasa ketidakadilan memenuhi dadanya, tapi dia tahu, melawan Rocky sama saja bunuh diri.

“Maaf, Pak,” ucap Lena akhirnya dengan suara gemetar.

Rocky tersenyum tipis, puas melihat Lena mengalah.

“It's Okay,” katanya, lalu kembali duduk di kursinya. “Kalau tidak ada urusan lain, kamu boleh kembali bekerja.”

Dengan perasaan campur aduk, Lena keluar dari ruangan. Kakinya lemas, dadanya sesak tidak mendapat jawaban apapun.

Di lorong panjang itu, dia berjalan seperti zombie, menahan air mata agar tidak jatuh.

.

.

Selama bekerja pikirannya tidak fokus sama sekali, teman-teman nya yang semalam ikut berpesta juga terlihat lemas karena efek alkohol yang terlalu banyak.

Sudah waktunya pulang, Lena masih menunggu jam pulang pacarnya— Arga. Ia menunggu di taman belakang.

"Len, sakit kamu?" tanya Sera yang baru datang setelah dari Seo Lounge.

"Ah enggak, efek semalam sepertinya. Kamu kuat banget, baru pulang dini hari paginya sudah kerja ehh lanjut lagi sore ini," jawab Lena.

Sera mengangkat alisnya sambil tersenyum lebar. Dia menyalakan rokok yang jaraknya tidak terlalu dekat dari Lena.

"Nunggu Arga pulang?" tanyanya lagi.

Lena mengangguk. Dia melihat tatapan Sera padanya sungguh aneh tidak seperti biasanya.

"Len, kalau punya hubungan langgeng dan pasangan baik kayak Arga di jaga. Jaman sekarang susah lho punya pasangan yang baik." ucapnya sambil menghembuskan asap rokok.

"Kamu juga deh cepat-cepat cari pacar,"

Sekilas saja kemudian Arga datang masih lengkap dengan seragam kerjanya yang berwarna lutih di balut jas berwarna navy. Lena dan Arga berpamitan pulang pada Sera yang masih berada di taman.

"Ketemu Pak Rocky?"

"Pasti lah, pekerjaanku kan selalu harus membuatku bertemu dengannya. Ada apa?"

Arga menggeleng. "Tidak, dia kan sudah buat kamu mabuk semalam."

"Bukan lah, dia kan hanya mengajakku dan lainnya. Aku yang salah karena terlalu banyak minum." sahut Lena.

.

Sesampainya di kost, Arga mampir sebentar untuk melepas penat dan juga mengambil barang-barangnya semalam.

Saat Lena sedang mengganti pakaian, rasa penasaran Arga yang besar ingin membuka ponsel Lena pun muncul.

Ia buka lah ponsel Lena, mencari riwayat pesan nya dan Rocky. Dia sangat penasaran apa yang membuat Rocky bisa mengatakan hal tidak pantas seperti malam itu.

Tapi Arga tidak menemukan apapun. Hanya percakapan biasa antara atasan dan bawahan.

"Arga, tumben pegang ponselku. Ada apa?"

"Aku hanya penasaran."

Lena mengerutkan alisnya. "Penasaran soal apa?"

Arga meletakkan kembali ponsel Lena, kemudian ia tersenyum menatap pacarnya. "Hanya takut kamu di ganggu pria lain."

"Mana mungkin," ucap Lena sambil nyengir.

.

Setelah kejadian malam itu Arga pun menjadi lebih posesif pada Lena. Setiap hari dia tidak pernah absen mengantar dan menjemput Lena kerja.

Dia selalu berusaha menyamakan jadwalnya dengan Lena.

Awalnya Lena senang dengan perhatian seperti itu, tapi semakin lama hal itu membuat Lena merasa terkekang. Ia takut hubungannya ini menjadi hubungan yang toxic.

"Sayang, aku malam ini lembur. Baiknya kamu nggak usah nunggu aku. Langsung pulang saja," pinta Lena.

"Aku tunggu aja, Sayang. Nggak masalah kok!"

"Aku rasa semakin lama kamu semakin posesif ya, aku agak risih deh jadinya. Udah deh, tolong sekali saja beri kepercayaan padaku." tegas Lena lalu buru-buru masuk ke dalam Lounge.

Mukanya masih di tekuk akibat kesal oleh Arga. Tapi dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya.

Rocky datang membawa es kopi dua cup besar.

"Saya tadi beli eh dapat promo beli satu gratis satu." sambil meletakkan es itu di depan Lena.

"Buat saya, Pak?" Lena menunjuk dirinya sendiri.

"Ada siapa lagi di sini,"

"Kak Brigita mungkin," jawab Lena lagi dia juga tidak ingin sahabatnya salah paham.

Rocky diam menatap Lena sambil menyedot es nya.

Suasana sunyi sejenak, mereka sibuk masing-masing dengan kegiatannya. Sampai tiba-tiba Rocky meletakkan pulpen nya di meja dengan kasar.

Sontak Lena menoleh.

"Saya kok capek ya di hubungan yang menurut saya itu tidak sehat!" ucapnya tiba-tiba.

"Maksudnya, Pak?"

Lena sempat bingung karena Rocky adalah tipikal atasan yang tidak suka menceritakan hal pribadi. Tapi ia merespon untuk menghargai.

"Sahabat kamu itu. Brigita. Cemburu dan perhatian nya sangat berlebihan. Pria yang di perlakukan seperti itu jelas tidak betah," katanya. "Kalau kamu? Apa pasanganmu juga seperti itu?"

Sempat diam sejenak akhirnya Lena mencoba mengungkapkan juga apa yang sedang dia rasakan. "Saya juga sedang merasakan hal yang sama." katanya pelan.

"Nyaman kah di hubungan seperti itu?"

1
Citra Silvia
Ahir nyah Abel metong
Semara Pilu: Kakk 😭😭😭 WKWKWKWK
total 1 replies
Piet Mayong
nah loh ,jd gimana ini kelanjutannya???
Piet Mayong
kalau endingnya disini hidupnya Rocky itu bahagia dgn Abel, sepertinya sih ini akan jd B aja ya...
Semara Pilu: Emmm kayaknya enggak deh 🤭
total 1 replies
Muscholifah
Lumayan
Piet Mayong
iya lah Rocky berkata begthu karna visual Abel kan cantik jelita, endul lagi ...
Piet Mayong: oh iya ya, Rocky kan matre juga...
wkwkkwkw...
Semara Pilu: Jangan lupa kak kalau Abel juga kaya raya
total 2 replies
Piet Mayong
jangan sampai Abel mencelakai brigita ya thor...
Eti Alifa
brigita keren jg, pribadi yg tegas ga gampang ditindas cuma prnh ketipu rocky itu kesalahan terbesarnya.
Eti Alifa
jangan2 brigita udah msk jebakan😔
Eti Alifa
mencekam smoga rencana jahat, gagal.
kalea rizuky
kasian bgt Daud
Eti Alifa
si rocky mah hrs ditembak da biar mati😡
Eti Alifa
buang mantan pd tmptnya ga berlaku buat brigita🤭
Eti Alifa
jd lena udah kena blom .
Eti Alifa
cerai aja thor.
Eti Alifa
gendeng sableng si rocky ehh si lena malah oneng.
Eti Alifa
klo cemburu sama posesif itu berarti sayanglah.
Eti Alifa
si rocky kurang bersyukur selalu merasa kurang dan dia sllu melihat kesempurnaan milik orang utk dimiliki sendiri, ga mencoba yg ada didekat dia utk diperbaiki.
Eti Alifa
si manipulatif😬
Eti Alifa
ahh paling dimakan lg nihh dasar penjahat kelamin😡
Eti Alifa
bagus sih ceritanya lain dr novel kebanyakan, alurnya beda , ini langka 👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!