NovelToon NovelToon
Direndahkan Keluarga Suami

Direndahkan Keluarga Suami

Status: tamat
Genre:Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Mengubah Takdir / Angst / Romansa / Tamat
Popularitas:171.8k
Nilai: 5
Nama Author: chibichibi@

Karena perubahanku, pantaskah kalian menghina?
Bukankah aku seperti ini, lantaran telah melahirkan penerus keluarga!

"Seharusnya, Mas membelaku! Bagaimanapun, aku ini adalah istrimu. Jika, bukan suami ... siapa lagi yang akan melindungiku? Haruskah, aku mencari tempat perlindungan lain? Apakah itu maumu, Mas Azam!" Lika.

"Kita ini hanya seorang anak, sudah seharusnya kita mengalah!" Azam.

Mampukah, Lika bertahan atau memilih pergi dari sisi suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 9. Omongan Dibelakang part 2

Ku dengar kedua mertuaku lantas tertawa terbahak-bahak.

Deg!

Kurasakan sebuah hantaman berat menekan hati ini. Kenapa, mereka bisa menertawakan rencana jahat Nela padaku. Ayah, ibu ... kalian anggap apa aku ini sebenarnya? Aku ini adalah wanita yang kalian pilih untuk menjadi menantu. Wanita yang kalian minta secara baik-baik dan penuh kalimat rayuan manis kala itu. Wanita yang kalian bilang akan dianggap sama seperti anak sendiri.

Tapi, lihatlah. Apa yang kurasakan dan ku dengar sekarang. Apa salahku pada kalian? batinku bergemuruh. Bagaimana tidak, ketika kau pulang kerumah dalam keadaan lelah dan otak yang panas. Lalu yang aku dengar di belakang mu adalah sebuah rencana busuk tanpa perasaan. Kalau menurut napsu hati. Ingin rasanya aku menghardik mereka semua saat ini. Tapi, aku teringat jika saat ini aku tengah menggendong putri kecilku. Sehingga, aku memutuskan untuk menahan perasaan dongkol ini.

"Assalamualaikum!" ucapku ketika masuk kedalam rumah. Sengaja aku melewati warung tanpa menoleh sedikitpun pada ketiga orang yang berada di dalam. Hatiku sangat kesal, aku capek dan lelah. Aku tidak mau membuang energi lagi yang telah banyak ku keluarkan pada hari ini. Rasanya sungguh, subhanallah. Tatkala harus berkeliling membawa dagangan sambil mengurus dua anak kecil yang sedang aktif seperti Heru dan Lulu. Bahkan, beberapa orang langganan yang memang kebanyakan orang tua murid dari kawan Heru pun, menggelengkan kepala mereka.

"Waalaikum salam," sahut mas Azam datar. Ku raih tangannya yang lembab. Apa dia sudah mandi ya, batinku. Aku segera menurunkan Lulu yang kembali tertidur dalam gendongan secara perlahan ke atas kasur busa di kamar kecil kami. Lalu, aku menghampiri suami ku yang sedang duduk memandangiku lekat dari atas kursi rodanya "Maaf, ya Mas. Lika, terlalu sore pulangnya. Tadi sekalian ngerekap barang dalam satu bulan. Dina mau tau, aku abis berapa banyak. Ternyata melebihi target dan akhirnya dapet bonus tambahan. Lumayan, Mas. Aku langsung beli diaper satu bal sama susu lima kaleng untuk persediaan Heru," ucapku menjelaskan dengan rona penuh syukur.

"Bisa nanti kan ngomongnya, itu urus aja dulu Heru yang ada di dalam kamar mandi!" seru mas Azam membuat hati ini serasa mencelos. Padahal, bisa kan di jawab dulu dengan kalimat syukur Alhamdulillah. Setidaknya, aku merasa mas Azam juga turut merasakan apa yang sedang aku rasakan saat ini. Ikut merasakan, jika kerja kerasku sedikit demi sedikit membuahkan hasil yang lumayan membantu keuangan keluarga kecil kami.

Selesai memandikan Heru, aku juga gantian untuk membersihkan diri. Rasanya segar sekali ketika tubuh penat dan lengket ini tersiram air dingin. Sebab, aku selalu bepergian menggunakan gamis panjang dengan kerudung membungkus kepala hingga dada. Baru selesai membilas tubuh yang penuh dengan sabun, aku mendengar mas Azam meneriaki ku.

"Ma! Cepetan, Lulu bangun!" teriaknya. Buru-buru ku sambar handuk lalu menggulung asal tubuh besarku. Tentu saja handuk itu tidak mampu menutupi semuanya. Ada beberapa bagian yang menyembul seperti dada dan juga pahaku yang besar dan beradu ketika berjalan. Untung saja, tubuhku agak tinggi.

Aku pun berjalan cepat melewati mas Azam yang berada di depan pintu. Ku lihat sekilas suamiku itu menatap ku dengan tatapan yang sulit diartikan. Aku merangsek ke atas kasur mendekati Lulu yang mengamuk sambil berguling-guling. Akhirnya, mau tak mau aku pun menurunkan handuk bagian atas tubuhku untuk mengeluarkan sumber makanan Lulu.

"Sembarangan banget sih!" Kudengar mas Azam menggerutu pelan. Baru kali ini suamiku bertingkah seperti itu. Ia pun menjauh dari kamar mendekati Heru yang sedang menonton televisi sambil makan.

Setelah Lulu tenang, aku langsung mengenakan pakaian. Ku mandikan putri kecilku itu dengan air hangat. Tak lama kemudian, aku duduk di samping mas Azam sambil menyuapi Lulu. "Mas, tadi bicara apa. Maaf, Lika tidak mendengarnya dengan jelas," tanya ku memastikan jika suamiku ini tidak sedang memendam amarah padaku. Sebab, ku lihat ekspresi wajahnya sungguh berbeda dari biasa.

"Mas, tidak suka jika, Adek keluar dari kamar mandi seperti tadi. Bagaimana jika ada orang lain yang tiba-tiba masuk ke dalam melihat mu seperti itu!" tegur mas Azam dengan nada cukup membuat Heru menatap kami berdua. Aku pun tersenyum, lalu berusaha mengalihkan perhatian putraku lagi ke layar televisi sembilan belas inchi tersebut.

"Maaf, Mas. Tadi kan, Lika kaget jadi terburu-buru. Lika takut kalau, Lulu membenturkan kepalanya lagi ke dinding seperti tempo hari," kilahku beralasan. Tapi memang benar. Putriku Lulu sudah mulai tantrum di usianya yang baru satu tahun lebih. Mungkin, lantaran sering mendengar bentakan demi bentakan semenjak dari dalam rahim ku.

"Setidaknya, gunakan kain yang lebih besar. Atau, Adek memang sengaja sedang meledek, Mas. Iya?" cecar suamiku dengan tatapannya yang seolah kesal padaku.

"Astagfirullah, Mas. Meledek gimana maksudnya?" tanya ku dengan berbisik pelan. Mengisyaratkan pada suamiku untuk mengecilkan suara ketika tengah berdebat di depan anak-anak.

"Sudahlah, lebih baik aku keluar!" ujar Mas Azam berlaku begitu saja seraya memutar roda pada kursi besinya itu dengan cepat.

Aneh, tidak biasanya suamiku seperti ini. Emosi mas Azam memang suka turun naik sesuai dengan suasana hatinya. Semua perubahan itu bermula dari kecelakaan yang merenggut kebebasan dari mas Azam.

Secara kebetulan di teras. Ku lihat banyak sekali yang mendatangai konter Nela. Aku sengaja mengikuti mas Azam. Karena, kupikir dirinya sedang merajuk. Seketika, darahku mendidih ketika Nela dan Ibu dengan sumringah mengenalkan seorang wanita seksi pada suami ku. Rambutnya pirang, tubuhnya putih mulus dan sintal.

"Nah, itu dia, Mbak. Mas Azam!" seru Nela, penuh suka cita.

...Bersambung ...

1
Dyah Oktina
aamiin ya Allah
Indah Rohmiatun
kasih bonus donk thor
Ran Aulia
Luar biasa , ceritanya bagus, ada ilmunya juga 👍👍👍👍😍😍😍😍

terimakasih ya kak ❤️❤️❤️❤️
Dwika Artama
thor karyamu ini sungguh bikin aku nyesek tapi lanjutttttt.👍👍👍bikin para pembacanya gedeg ama keluarga si suami
Dwika Artama
thor karyamu ini sungguh bikin aku nyesek tapi lanjutttttt.👍👍👍bikin para pembacanya gedeg ama keluarga si suami
Silvi Vicka Carolina
permpuan hanya butuh tempat tuk bisa curhat ,bergosip ,sandaran ..laki laki yang di harapkan pwempuan laki laki yang bisa semua nya bisa jadi ayah .kakak.sahabat .bisa jadi tukang ledeng .biaa jadi tukang kuli bangunan.bisa jadi tukang listrik .bisa jadi tkang cuci bqju .cuvi piring .bisa jadi koki .waa pokoknya arus serba bisa ....
Ratih
Novel yg luar biasa , bagus bgt 🤗🤗🤗
Mak Aul: makasih udah baca karya2 aku
total 1 replies
Khusnul Khotimah
tp karma yg di terima sama azam cuma KATANyA kok gk langsung sih thor.. pasti seru kisah e azam pas tau istri barunya tdr ma bpk nya sendiri 😁😁
Mimik Pribadi
Nah lhooo,,,,ada berita apaan y???
Mel Rezki
mertua oh mertua 😣
Mel Rezki
ampun deh mertua begitu 🤧
‼️n
Gedeg aq ma si Azam .....
Sulati Cus
ye tu klu lakinya cm liat body ae lagian yg bikin melar sp??? cantik jg perlu modal kali😂
Mak Aul: otak lakiannya dari oncom
total 1 replies
Asyatun 1
keren
Mak Aul: makasihh lanjut season keduanya Terjerat pesona janda
total 1 replies
Echatiganecha
semangat lika
angel
emang dosa apa ya gk layanin laki ????bingung dgn aturan yg ada..laki kaya gt emang kudu di layanin ..?
angel
pusing bacanya ..bisa gk Thor bikin novel tuh yg gk bw2 agama. ...yg netral aj
Mak Aul: ini memang khusus religi. klo yang gak bawa agama banyak kok novel otor yang lainnya
total 1 replies
Yunia Afida
semangat terus💪💪💪💪💪, terimakasih
Mak Aul: maksiihh juga ya
total 1 replies
Yunia Afida
Alhamdulillah happy ending, akhirnya si azam dapat karna tu
Yunia Afida
itulah karma setiap perbuatan pasti ada balasannya, aku pernah ngalamin juga sering direndahkan dihina gara gara anak yatim, g bisa sekolah, dan ketemu jodoh tamatan smp, Alhamdulillah sering berjalan nya waktu sekarang bisa beli tanah bisa bangun rumah walaupun g gede udah punya sendiri, malah yang hina aku nunggu warisan baru bangun rumah
Mak Aul: Allah mengangkat derajat ornag yang dihina.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!