"Jasku ini sangat mahal! Bagaimana bisa kamu menyentuhnya sesuka hatimu? Apa orangtuamu tidak mengajarimu sopan santun?" bentak seorang pria.
"Namaku Quinn! Aku berusia 6 tahun. Tolong, berikan aku pekerjaan! Aku akan bekerja dengan baik!" Quinn, bocah berusia 6 tahun itu melebarkan senyumnya.
"Apa? Ha-ha-ha! Memangnya kau bisa apa, Bocah?"
"Menemukan bug di perusahaanmu mungkin?" tawar Quenn.
"Apa? Kau seorang hacker? Apa kau sedang bermain, Nak?" Suara gelak tawa dari pria itu terdengar lantang. "Baiklah. Namaku Luca. Berapa uang yang kau inginkan?"
Sebuah pertemuan yang tidak sengaja. Membuka tabir rahasia yang telah tersimpan selama 7 tahun lamanya. Bagaimana kisah Quinn si gadis kecil menggemaskan itu? Lantas siapa ibu dari Quinn? Juga seperti apa kontribusi dari Quinn untuk Luca?
Simak kisah ini hanya di Putri CEO tersembunyi!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Canggung
"Paman Luca! Terima kasih karena sudah datang kemari. Aku senang karena Paman Luca sudah membantuku dan Mommy." Quinn mendekati Luca. Gadis kecil itu sangat senang dengan kehadiran Luca di sana. Tentu saja melihat Quinn sangat bersemangat, Luca segera menggendong Quinn. Pemandangan itu tak luput mendapatkan sorotan tajam dari Tiffany.
"Aku datang untukmu. Aku senang kau baik-baik saja. Tadinya aku ingin mengajakmu untuk pergi bermain. Tapi aku melihat pemandangan yang tidak biasa di sini. Aku tidak habis pikir mengapa dia sampai bertindak nekat untuk datang ke sini. Aku hanya memikirkanmu. Kau baik-baik saja?" Luca bertanya kepada Quinn. Laki-laki itu menunjukkan wajah cemasnya. Ia benar-benar tidak ingin Quinn terluka.
"Aku baik-baik saja Paman Luca. ngomong-ngomong Sepertinya aku sudah terlambat untuk masuk ke sekolah. Turunkan aku Paman." Quinn meminta Luca untuk menurunkan tubuhnya. Gadis kecil itupun diturunkan oleh Luca.
"Paman Luca, Tolong temani mommy. Sebelumnya terima kasih karena sudah membantuku." Quinn membungkukkan setengah badannya.
Kemudian gadis kecil itu berlari masuk ke dalam pintu gerbang yang mana seorang satpam sudah menunggunya untuk masuk ke dalam sana. Setelahnya pintu gerbang itu pun ditutup oleh satpam.
Kini hanya tersisa Tiffany dan juga Luca di sana. dua orang itu saling merasakan canggung yang luar biasa. Baik Tiffany maupun luca tidak ada yang berani untuk membuka suaranya.
"Terima kasih karena tuan sudah menyelamatkan Saya lagi. Saya minta maaf karena selama ini saya terlalu kurang ajar. Kalau begitu, maukah Anda bersedia menikmati jajanan pagi?" Tiffany yang tidak enak kepada Luca itu akhirnya menawarkan untuk menikmati jajanan yang ada di sekitar tempat itu.
"Aku mengundangnya bukan karena kemauanku. Hanya saja aku tidak ingin terlalu banyak berhutang kepadanya. Dasar laki-laki! Mereka bisa berbuat apa saja untuk menjatuhkan wanita!" Tiffany membatin dalam hati.
Luca melirik jam yang melingkar di tangannya. Sebenarnya hari ini ia sangat sibuk. Akan tetapi mencuri hati Tiffany agar wanita itu tidak rewel ketika dirinya bertemu dengan Quinn merupakan kepentingan besar. Luca tidak bisa melepaskan kesempatan untuk menjadi lebih dekat dengan Tiffany.
"Wanita galak ini. Akhirnya jatuh juga dalam pesonaku. Dari kemarin selalu membuatku kesulitan bertemu dengan Quinn. Sekarang dia malah menawariku? Sialan! Sebenarnya apa rencananya? Mengapa dia sangat cepat sekali berubahnya? Kemarin galak sekali sekarang menjadi lembut." Luca membatin dipenuhi rasa penasaran yang tinggi.
Tak lama kemudian Luca menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Tapi apa yang kau maksud dengan jajanan?"
"Anda tidak tahu apa yang disebut dengan jajanan?" tanya Tiffany.
"Tidak." Luca menggelengkan kepalanya. Membuat Tiffany melongo saat itu juga.
Tiffany menyeringai. Kedua alisnya bergerak naik turun. Hal itu membuat Luca mengernyitkan dahi. Laki-laki itu merasa tidak enak. Sebab ekspresi Tiffany cukup aneh di matanya.
"Ada apa dengan ekspresi wajah wanita galak ini? Mengapa aku merasa tidak nyaman? Apakah dia sedang merencanakan sesuatu?" Luca menebak dalam hati.
"Kalau begitu ayo, kita berangkat." Tiffany semakin bersemangat. Wanita itu bahkan tersenyum lebar.
"Lihat saja. Aku akan membuatmu kesal! Mungkin dengan menu makanan yang sangat pedas akan menyiksanya! Salah siapa dia terus mengganggu putriku! Apakah dia tidak sadar kalau aku terus membencinya? Huh dasar!" Tiffany membatin sambil tersenyum penuh kemenangan. Ia tidak sabar untuk menunggu melihat pemandangan yang menyenangkan.
"Dua orang ini, mengapa aneh sekali? Apa mereka berdua sedang bertelepati? Berbicara dalam hati?" Joni membatin bingung sebab Tiffany dan Luca saling berpandangan untuk waktu yang lama.
Emakmu kudu diksh paham Quinn babehmu udh jujur sampe malu loh 🤣🤣🤣🙈🙈🙈