Laura Menikahi Mafia Posesif

Mansion Lucas Bendetti|pukul 09.30 pagi. 

Mentari pagi sudah semakin terang, gadis cantik berlesung pipi baru saja membuka matanya, semalam Lucas benar-benar memangsa istri kecilnya hingga tiga ronde, jam dua malam Laura baru tertidur.

Dia terbangun sendirian di kamar bernuansa serba hitam itu, karena sang suami tentunya sudah pergi ke tempat kerjanya.

"Euunggghh morning Agnes... " Sapa Laura pada maid yg selalu setia menemaninya.

"Selamat pagi nyonya, air untuk anda berendam sudah saya siapkan, dengan wewangian lavender kesukaan nyonya" Tutur Agnes.

"Makasih Agnes, kamu boleh keluar sekarang, nanti makanan siapin aja di gazebo taman belakang ya, saya ada zoom meeting sama guru saya" Pinta Laura.

"Baik nyonya. " Jawab Agnes, kemudian maid yg usianya tidak jauh dari Laura itu pun keluar kamar membiarkan sang nyonya sendirian. Dia menyingkap selimut yg membungkus tubuh polosnya kemudian bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

L.A.B Corp. 

Lucas menatap layar ponselnya, istri kecilnya sedang berjalan menuju kamar mandi dengan keadaan polos. Dia menyunggingkan senyum jemarinya memegang sebuah pena yg ia ketukan di meja kerjanya.

"Aku bahkan sudah sangat merindukanmu lagi baby, mantra apa yg kamu berikan kepadaku?" Gumam Lucas.

Tok... 

Tok... 

Tok... 

Lamunan Lucas, di buyarkan oleh ketukan pintu.

"Masuk! " Ucap Lucas.

Ceklek. 

Robby sang asisten masuk, lalu mendekati meja Lucas dan membungkuk.

"Don, kita sudah mendapatkan informasi pelaku yg mengejar nyonya dijalan tol sehingga menyebabkan kecelakaan." Lapor Robby.

Lucas mengalihkan pandangan matanya kepada Robby.

"Katakan, siapa berandalan itu? "

"Mereka sebuah genk bernama THUNDER BLAST, ketuanya mantan kekasih nyonya, yg waktu itu kita lenyapkan." Ucap Robby.

"Mereka ingin balas dendam kepada nyonya, dan memang berniat mencelakai nyonya." Lanjutnya.

"Cih, bocah-bocah ingusan itu, Robby aku tidak akan bermain kasar dengan anak-anak tengil itu, buat markas mereka seolah-olah menjadi pabrik peracikan miras ilegal, lalu laporkan kepada polisi, biar mereka mendekam seumur hidup dipenjara." Titah Lucas.

"Baik Don... " Jawab Robby.

"Dan satu hal lagi Don, tuan besar menghubungi dia meminta anda membawa nyonya untuk mengunjungi mansion di Sisilia saat berkunjung ke Italy minggu depan." Ucap Robby. Lucas menghela nafas kasar.

"Tua bangka itu selalu ingin ikut campur urusanku" Desis Lucas.

"Baiklah Robby, tapi aku tidak akan menginap di mansion, siapkan saja cabin kita yg di kebun anggur, aku dan istriku akan tinggal disana selama kita di Sisilia." Titah Lucas.

"Baik Don, saya akan segera mengerjakan semuanya sekarang." Jawab Robby kemudian dia membungkuk dan meninggalkan ruangan Lucas, sedangkan perhatian ketua mafia itu kini kembali fokus pada layar ponselnya, melihat istrinya yg kini sedang berpakaian di walking closet.

"Tunggu aku baby, saat aku pulang nanti aku akan membuatmu meneriakkan namaku lagi" Gumam Lucas sembari menyentuh istrinya lewat video CCTV di ponselnya. Dia memang sudah tersihir oleh istrinya itu.

•••

Kembali ke mansion Lucas, Laura sudah siap dengan pakaian sangat casual, Lucas menyetujui permintaan Laura tentang pakaian yg dia pakai, jika sebelumnya Lucas selalu mengharuskan Laura memakai pakaian serba hitam atau merah, kini dia bebas memakai apa saja.

Dia memakai mini dress berwarna pastel berkerah Sabrina dengan aksen ruffles, tidak lupa dia membawa cardigan putih untuk terlihat rapih saat zoom meeting dengan guru pembimbingnya nanti, sesuai keinginan Lucas sejak kecelakaan waktu itu, Laura menjalankan home schooling.

Dia membawa laptop dan buku-bukunya lalu turun menuju gazebo dibelakang mansion Lucas.

•

Kini Laura sudah duduk manis di depan laptop dan mulai pembelajaran dengan sang guru, gazebo tempat Laura duduk sekarang tepat menghadap ke arah hutan dan halaman luas yg terlihat seperti lapangan golf.

Kurang lebih satu jam Laura terfokus dengan pelajaran dari gurunya.

"Oke Laura, sampai jumpa minggu depan ya, dan tetap semangat belajar, sebentar lagi kamu ujian kelulusan" Ucap guru Laura.

"Terimakasih atas pelajaran hari ini bu... " Balas Laura, kemudian sambungan zoom meeting pun terputus. Laura menutup laptop dan melepas headphone yg ia kenakan, dia juga melepas cardigan putih yg ia pakai tadi, lalu dia melihat kearah meja, ada makanan yg sudah disediakan oleh Agnes tadi.

Dia pun mulai lahap memakan makanannya. Saat ini tiba-tiba ponsel Laura bergetar sebuah panggilan video, dari nomor yg tidak dikenal. Laura enggan mengangkatnya namun ponselnya kembali bergetar, akhirnya Laura mengangkat panggilan video tersebut.

"Ma-mama...? " 

'Hai sayang, maaf mama baru bisa menghubungi kamu lagi. '

"Mama dimana, Laura kangen"

'Mama masih di jakarta sayang, mama juga kangen'

"Ayo kita ketemu ma... Sekarang! "

'Apa kamu bisa keluar mansion Lucas sekarang? '

"Mama tau kalo aku ada di mansion Lucas? "

'Mama tau semuanya sayang, mama tau kamu dipaksa menikah dengan pria kejam itu kan, untuk ditukar dengan nyawa Lorenzo'

"Ma... Ayo ketemu hari ini, banyak yg ingin Laura cerita ke mama"

'Iya sayang, kalo kamu bisa keluar dari mansion, mama tunggu kamu dirumah abu sayang'

"Dirumah abu mama... "

'Iya sayang, kita ketemu di capel-nya ya, mama tunggu kamu sayang'

"Iya ma... Tunggu Laura ya, aku kesana sekarang. "

'Sampai ketemu sayang... '

Panggilan pun dimatikan, Laura segera menghubungi Lucas dan meminta izin untuk pergi ke rumah abu, dan untungnya Lucas mengijinkan tentu saja dengan penjagaan yg ketat, Laura harus diikuti oleh setidaknya lima orang pengawal. Gadis berlesung pipi itu tidak protes, dia hanya mementingkan izin dari Lucas.

Akhirnya iring-iringan mobil yg membawa Laura menuju rumah abu, mulai bergerak, Laura dengan dua pengawal di mobil Rubicon putih, sedangkan tiga pengawal lainnya berada di SUV hitam dibelakangnya.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih empat puluh menit, akhirnya mereka sampai di rumah abu.

"Kalian berjaga saja diluar,  selesai menyimpan buket bunga ini, aku mau berdoa di capel samping rumah abu sebentar" Titah Laura.

Para pengawal pun meng-iyakan permintaan istri dari majikannya itu. Kemudian ke lima penjaga mulai berjaga diluar rumah abu, dan di capel, mereka berkeliling.

Laura masuk kedalam rumah abu, lalu menggunakan pintu samping dia masuk kedalam capel. Dia mengedarkan pandangan mencari keberadaan ibunya.

Disana! Laura bergumam dalam hati melihat seorang wanita menggunakan mantila hitam dan kacamata hitam serta pakaian serba hitam, dia kenal postur tubuh itu, wanita itu duduk dibarisan kedua kursi, hal pertama yg Laura lakukan adalah menyalakan lilin di altar dan memanjatkan doa, kemudian dia berbalik, pelupuk matanya sudah menggenang saat dia melihat sosok yg begitu dirindukannya itu, dia duduk tepat disebelah Rossie.

"Mama... " Lirih Laura, kemudian mereka saling memeluk, air mata yg sedari tadi ditahan akhirnya keluar juga.

"Sayang, putriku... Laura ku... " Ucap Rossie.

"Laura kangen banget sama mama, kenapa mama baru nemuin Laura sekarang... " Ucap Laura, dia menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu, sementara Rossie, mengelus pipi Laura dengan penuh kelembutan.

"Maafin mama sayang, mama terpaksa melakukan semua ini untuk melindungi kamu, mama tau itu bukan alasan yg tepat, tapi itulah kenyataannya sayang, hidup mama akan bikin kamu tidak aman kalo kamu bersama mama waktu itu." Tutur Rossie.

"Aku sedih mah, tujuh tahun aku kehilangan mama, aku kira gak akan ketemu mama lagi, jadi apa yg terjadi sama mama selama ini" Ucap Laura.

"Saat itu mama terpaksa memalsukan kematian mama, dan meninggalkan kamu sayang, mama harus kembali ke Roma, menggantikan kakek kamu sebagai pimpinan mafia, dan saat itu mama menjadi target bagi semua musuh klan milik kakek kamu sayang, makannya mama tidak berani membawa kamu sama mama, tapi ternyata keputusan mama salah, kamu malah jadi korban ke egoisan papa kamu, dia rela menikah kan kamu dengan monster itu" Ungkap Rossie.

"Ma... Lucas bukan monster, dan dia memperlakukan Laura dengan baik, kami... Kami saling mencintai ma... " Ucap Laura.

"Sayang... Kamu jangan bohongin mama, tidak mungkin kamu bahagia dengan iblis seperti dia"

"Mungkin awalnya aku merasa terpaksa ma, tapi setelah kami saling mengenal, dia orang baik ma, hanya saja dia menutupi dengan topeng kejam dan jahat, tapi dia benar-benar memperlakukan Laura dengan sangat baik." Ucap Laura.

Rossie menatap putrinya dengan penuh keraguan, tapi dia bisa melihat kesungguhan dimatanya.

"Mama percaya sama kamu sayang, kalo memang dia membuat kamu bahagia, mama akan mendoakan kebaikan buat kalian, tapi jika suatu saat dia menyakiti kamu, mama gak akan segan-segan untuk membalas dia bahkan seribu kali lebih menyakitkan. " Tutur Rossie.

"Makasih mama" Laura memeluk ibunya dengan erat.

"Sayang, mama harap kamu merahasiakan pertemuan kita, jangan sampai ada yg tau kalo mama masih hidup" Pinta Rossie.

"Kenapa ma, apa aku juga tidak boleh memberitahu Lucas? " Tanya Laura.

"Belum saatnya sayang, dan besok mama sudah harus kembali ke Roma, dan kita bertemu lagi minggu depan di Roma ya sayang... "

"Baiklah mama, jangan lupa selalu kasih kabar sama Laura ya ma... " Pinta Laura.

"Iya sayang, pasti." Merka pun berpelukan terakhir kali sebelum berpisah kembali.

"Baby... Apa yg kamu lakukan"

•••

Bersambung