Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Membandingkan
Setelah selesei makan malam. Daniel dan Yeza segera masuk. Daniel melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Tapi istri dan anaknya belum sampai rumah.
"Sebentar ya sayang.. Papa telpon mama dulu. " pamitnya. Yeza, mengangguk sebagai jawabanya.
Sebenarnya Yeza juga sayang pada Anggi. Apalagi Anggi adalah adeknya. Rasa hawatir tentu saja ada. Namun Anggi yang tidak pernah menganggap adanya Yeza sebagai kakaknya.
"Ma.. Di mana kalian.. Ini sudah malam loh." ucap Daniel
"Iya pah.. Ini juga mau pulang." jawabnya
"Anggi bersama mama kan?" tanya nya
Desi bingung harus jawab apa. Karena putrinya tidak bersama dirinya.
"Iya pa.. Ini Anggi sudah bersama mama kok." jawabnya.
"Ya sudah hati hati di jalan ma. Jangan ngebut" ucap Daniel. Lalu segera menutup ponselnya.
...**...
Desi segera menelpon Anggi. Sebenarnya Desi sangat takut jika suaminya marah. Makanya Desi bilang jika Anggi juga bersamanya. Padahal Anggi nya tidak besama.
Tuuutttt....
Tuuuttttt... Seringan ke 4 baru di angkat.
"Sayang kamu di mana?" tanya nya
"Aku sedang di bioskop ma. Sama teman teman." jawabnya
"Duuhhh ngapain sihh kamu pake pergi ke sana. Buruan pulang papa udah nunggu nihh. Nanti di marahin papa loh." jawabnya
"Iya mahh. Bentar lagi Anggi pulang kok."
"Mama akan jemput kamu. Kamu di mana?" tanyanya
"Nggak usah mam.. Ini Rendi sudah mau antar kok ma." jawabnya
"Ya sudah.. Mama tinggi di pos satpam komplek ok."
Pip..
Panggilan segera di akhiri.
Desi sudah sampai di komplek dan segera berhenti di pos satpam.
"Ehh.. Bu Desi. Tumben masih di luar." sapa satpam yang bernama Budi
"Iya nungguin anak saya pak." jawabnya.
Budi duduk sambil ngobrol sama Zaky satpam baru.
"Ini mas Zaky. Yang baru beberapa hari ini yaa?" tanya Desi basa basi
Zaky mengangguk lalu tersenyum. Sedangkan Desi menatap Zaky tak berkedip.
Tak berapa lama Anggi sudah datang. "Ya Ampuun sayang.. Pakaian kamu kayak begini.?" ucap Desi kaget.
Anggi memakai pakaian yang sangat mini. Dan belahan dadanya juga sangat terlihat.
"Hehe..."
"Jika papa tau pasti akan marah. Ya ampunn Anggiii..." gumamnya kesal.
"Udah deh mam. Ayo buruan nanti papa keburu marah lagi." kata Anggi sedikit keras. Karena mamanya ini sudah memarah di tempat umum.
Desi segera berpamitan pada kedua satpam. Mereka segera masuk ke mobil. Dan segera melakukan mobilnya setelah mesin menyala.
...**...
Dyeza memberi kertas pada papanya.
📝"papa nungguin Anggi sama mama nggak papa. Yeza akan masuk kamar saja." ucap Yeza
"Maafin papa ya sayang. Tidak bisa mengabulkan permintaanmu." jawabnya
📝"Tidak apa apa pa.. Yeza juga hawatir sama mama dan Anggi." balasnya.
Daniel segera mengecup kening putrinya. Lalu Yeza segera naik keatas dan masuk kamarnya.
Baru saja Yeza memejamkan matanya. Namun telinganya mendengar keributan di lantai bawah.
Yeza segera bangun dan keluar melihat apa yang terjadi.
"Kau membiarkan putri kita dengan pakaian seperti ini Desi?" tanya Daniel marah.
"Pa.. Sudahlah lagian juga perginya sama mama. Nggak usah hawatir." jawab Desi. Sedangkan Anggi hanya menunduk diam
"Ma.. Jangan di biasakan pakaian kayak gini ma. Ini akan mengundang kejahata. Tolong lah mama nasihatin Anggi."
"Pa.. Cuma sekali ini aja pa.. Besok besok ngak kok." jawab Anggi
Daniel seperti mencium bau alkohol dari mulut Anggi. "Anggi kau minum?" tanya Daniel.
Desi seketika diam. Desi baru menyadari nafas Anggi yang bau alkohol.
"Pa.. Cuma minum sedikit doang. Ihh.. Papa jangan marah marah terus deh." ujar Desi
"Sayang.. Kau buru masuk kekamar deh. Cepat mandi terus tidur" kata Desi pada Anggi
"Anggi... Papa tekankan padamu. Jangan pernah ulangi lagi kelakuan malam ini. Papa sangat tidak menyukaunya." tegas Daniel
"Lihat lah kak Za. Dia tidak pernah membantah papa. Dia selalu nurut dengan apa yang papa bilang." ucap Daniel. Ntah kenapa Danil tiba tiba menyebut nama Yeza dan membandingkan dengan Anggi
"Papa... Papa jangan bandingkan Anggi dengan Yeza. Anggi walau begitu masih bisa menjaga dirinya. Sedangkan Yeza.. Yeza sudah tidak perawa..."
"Cukup mam.. Itu bukan salah Yeza. Itu kesalahanku dan kesalahanmu karena tak bisa menjaganya." ucap Danil yang memotong ucapan Desi
Yeza segera masuk ke kamarnya. Saat namanya mulai di singgung di tengah keributan keluarganya.
Yeza, masih bisa mendengar pertengkaran itu hingga Yeza tak kuat. Yeza kembali menangis.
...**...
Ceklekkk...
Pintu terbuka. Dan Danil pun segera masuk keruang kerjanya.
Daniel menyesal telah melibatkan putrinya dalam keributan tadi. Sehingga diri nya harus terluka kembali saat Yeza di sebut sudah tidak perawan..
Anggi di kamarnya menangis tersedu. Mengingat saat papanya telah membandingkan dengan kakaknya.
Sedangkan Desi. Desi semakin menaruh dendam pada Yeza.
"Lihat saja.. Kau akan menyesal Za." batinnya.
...*** ...
Dua bulan sudah berlalu.
Yeza tengah duduk di ruang makan sendiri.
Yeza tengah di rundung rasa gelisah. Takut dan was was. Yeza menyadari setekah kejadian itu, dirinya tidak mendapati haid lagi.
"Bagaimana jika aku hamil? Apakah papa akan sangat malu pada keadaanku?" batinnya
"Non.. Ada apa?" tanya Mbak Rus
Yeza menggeleng.
Lalu segera mengambil kertas.
📝"bi Ndari kemana mbak?"
"Bi Ndari sedang di pasar. Sedang belanja." jawabnya
Yeza terdiam. Lalu segera berdiri dan melangkah ke belakang Menuju taman.
Yeza duduk melamun dan air matanya tiba tiba lolos tanpa di minta.
Bi Ndari sudah sampai rumah dan segera membawa barang belanjaannya.
"Bik.. Tadi di cari non Za. kasian sekali wajahnya sangat pucat." ujar Mbak Rus
"Masak sihh..?" tanya nya
Bi Ndari segera menyusul majikan kecilnya. Lalu segera menghampirinya.
" Non Yeza kok pucat." ujar bi Ndari. Saat melihat Yeza duduk terdiam di taman belakang.
Yeza segera menatap wanita paruh baya di depannya. Yeza segera berdiri lalu memeluk erat bi Ndari. Yeza kembali menitikkan air matanya.
"Ada apa Non? " tanya nya
Yeza menggeleng namun terliat sekali jika Yeza tengah menyimpan seribu keraguan.
"Katakan Non. Non tau kan jika bibik sangat menyayangi non." ujar Bi Ndari
Yeza segera duduk lalu segera meraih kertasnya
📝"bi.. Za sudah tidak mendapatkan tamu bulanan semenjak dua bulan ini." ucapnya dalam kertas. Namun Yeza ragu untuk menyerahkannya.
"Ada apa non?"
Yeza segera menyerahkannya, bi Ndari segera, membaca apa yang akan di ucapkan majikan kecilnya.
Bi andari ternganga mulutnya terbuka tidak percaya. Lalu bi Ndari ikut menitikkan air matanya.
Bi Ndari segera memeluk Yeza. "Sabar non. Semoga ini tidak benar." kata bi Ndari. Berusaha menenangkan Yeza
Siang ini di rumah hanya ada Yeza dan kedua orang yang membantu membereskan rumah Yeza.
"Bibi keluar dulu ke apotik non. Untuk beli testpack." ujar nya. Yeza mengangguk
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗