NovelToon NovelToon
Langit Bumi

Langit Bumi

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perubahan Hidup / Identitas Tersembunyi
Popularitas:488k
Nilai: 4.7
Nama Author: Abil Rahma

Hafidz tak pernah menyangka jika dirinya ternyata tak terlahir dari rahim ibu yang selama ini mengasuhnya. Dia hanya bayi yang ditemukan di semak dan di selamatkan oleh sepasang suami istri yang dia kira orang tua kandungnya, membuatnya syok dengan kenyataan itu.

Sebenarnya dia tak ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena dia merasa sudah bahagia hidup bersama orang tua angkatnya saat ini, tapi desakan sang Ibu membuatnya mencari keberadaan keluarga kandungnya.

Mampukah dia menemukan keluarganya?
Bagaimana saat dia tahu jika ternyata keluarganya adalah orang terkaya di ibu kota? Apakah dia berbangga hati atau justru menghindari keluarga tersebut?


"Perbedaan kita terlalu jauh bagikan langit dan bumi," Muhammad Hafidz.


"Maafin gue, gue sebenarnya juga sakit mengatakan itu. Tapi enggak ada pilihan lain, supaya Lo jauhin gue dan enggak peduli sama gue lagi," Sagita Atmawijaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Meskipun empat pemuda itu tidur hingga menjelang pagi, tapi saat waktu subuh Hafidz tetap bangun melaksanakan kewajibannya. Dia membangunkan kedua temannya, Indra dan Devin karena Deril non-muslim jadi membiarkan si pemilik apartemen tidur dengan nyenyak. Setelah melaksanakan sholat, Indra dan Devin kembali tertidur, sedangkan Hafidz memilih untuk memeriksa sosmed Sagita, sudah sangat penasaran sekali dengan isi sosmed gadis itu, berharap menemukan petunjuk lagi.

"Banyak sekali postingannya," gumamnya saat melihat postingan di Ig gadis itu.

Memperhatikan satu persatu foto yang terpasang di sana, dia berhenti di sebuah foto keluarga. Hatinya berdesir saat melihat foto tersebut. Dimana di dalam foto itu, ada Sagita, kedua orang tuanya dan satu remaja laki-laki, mungkin itu adiknya.

Tak sampai di situ, Hafidz terus menggeser ke bawah, mencari petunjuk yang lain. Dan dia menemukan sebuah foto pemakaman, dimana Sagita menuliskan sebuah caption 'Andai kau tak pergi lebih dulu'. Hafidz membaca tulisan di nisan tersebut.

"Algifali Atmawijaya, dia lahir dan meninggal dihari yang sama, dan itu tanggal dimana kelahiran Sagita," gumamnya.

"Apa mungkin? Tapi kenapa alasannya?" dia bertanya pada diri sendiri tentang kemungkinan yang dia pikirkan.

"Entahlah, terlalu rumit semua ini," gumamnya lagi.

Dia mencoba mengabaikan foto makam itu dan kembali menggeser foto Sagita. Hingga lelah dia menggeser, isi fotonya hanya foto gadis itu dan teman-temannya. Hingga di bagian hampir akhir, dia menemukan sebuah foto seorang perempuan yang mirip dengan ibu Sagita. Tapi wanita itu terlihat duduk di kursi roda dengan sorot mata menyiratkan sebuah kesedihan.

'Rindu Mama❤️' itulah caption yang ditulis oleh Sagita. Membuatnya berfikir kenapa bisa rindu dengan sang Mama? Padahal mereka hidup bersama, ah, mungkin dulu Mamanya sakit jadi dia merindukannya. Itulah Hafidz selalu berfikir positif.

Entah kenapa rasanya enggan melepas penglihatan dari foto wanita itu, dia bahkan dengan sengaja memperbesar wajah wanita itu, dan betapa terkejutnya dia saat mendapati hal yang selama ini dia cari. Benar, itu tidak salah lagi. Wanita itu mengenakan kalung berbentuk huruf yang sama persisi seperti yang dia punya. Itu artinya mereka berdua benar-benar saudara kembar, lalu siapa yang ada di dalam makam tersebut? Kenapa semua ini terasa janggal? Apa mungkin ibunya sendiri yang tega membuangnya? Atau orang lain, tapi siapa?

Tiba-tiba dadanya terasa sesak, saat mengetahui kenyataan tersebut, bisa jadi Mamanya sendiri yang membuangnya. Tapi kenapa dia harus di buang? Kenapa? Apakah seburuk itu hingga keluarganya tak menginginkannya? Entah kenapa dia begitu kecewa dan marah, langsung keluar dari aplikasi tersebut, tak ingin lebih lama memandang wanita yang membuatnya terluka.

"Astaghfirullah, harus bagaimana aku, ya Allah?" Hafidz mengusap wajahnya. Menghirup udara sebanyak mungkin, karena dadanya terasa sesak.

"Apa aku harus membenci ibu kandungku sendiri? Tapi itu tak boleh terjadi, sejahat apa pun beliau sama aku, tetap saja beliau yang dulu mengandungku selama sembilan bulan, dan melahirkanku. Tapi kenapa rasanya berat sekali mengakui itu, jika beliau yang sengaja membuang ku," lirihnya.

Saat ini pikirannya sedang kacau, dan dia tak bisa berbuat apa pun. Lalu memutuskan untuk menghubungi ibunya di kampung, meminta solusi terbaik dari sang ibu, karena dia percaya ibunya bisa memberi nasehat yang baik untuknya.

"Jangan suudzon dulu Nak, kamu harus cari tahu lagi kebenarannya seperti apa. Kok bisa kamu di buang, tapi kenapa mereka mengira kamu meninggal? Ibu rasa itu sebuah kejanggalan, dan ibu juga yakin kalau yang membawamu ke sini bukan ibu kandungmu sendiri, bisa jadi orang jahat yang sengaja ingin menghancurkan kelurga Atmawijaya. Pesan ibu, jangan peran membenci ibumu, tak mungkin tega seorang ibu membuang darah dagingnya sendiri, kecuali dia tak memiliki hati," itulah pesan yang disampaikan Bu Nurul pada Hafidz.

"Jangan lupa, minta petunjuk sama Allah. Insyaallah akan dimudahkan jalannya, Nak," tutur ibu.

Hafidz setuju dengan ucapan sang Ibu, dia juga merasa ada yang janggal di keluarga itu. Tapi apa? Itu artinya dia harus lebih banyak lagi mencari informasi tentang keluarga Atmawijaya.

🍁🍁🍁

Hari Senin adalah hari yang luar biasa, bisa dibilang hari yang paling melelahkan, entah kenapa hari Senin selalu ditakuti oleh setiap orang. Padahal, hari apa pun itu hitungannya tetap sama, dua puluh empat jam, tapi seakan hari Senin memiliki jam lebih panjang dari hari yang lain. Entahlah.

Seorang dosen masuk ke dalam kelas untuk pertama kalinya, karena kali ini beliau memasuki ruangan kelas mahasiswa semester satu yang baru berjalan semala sepekan.

Dosen yang sangat loyal, sering berbaur dengan anak didiknya, tak seperti yang lain, membuatnya di sayangi banyak mahasiswanya.

"Ini pertama kali saya masuk ke kelas ini ya? Ah iya, Minggu kemarin saya berhalangan hadir, jadi untuk pertemuan pertama ini saya ingin lebih mengenal kalian satu persatu. Tadi kan saya sudah kenal, sekarang giliran kalian," Bapak Budi, dosen berusia sekitar empat puluh tahun itu mempersilakan anak didiknya untuk berkenalan satu persatu.

"Saya Sagita Atmawijaya Pak," giliran Gita yang memperkenalkan diri, membuat Pak Budi memincingkan sebelah matanya.

"Tunggu sebentar Sagita, kamu mirip sekali sama mahasiswa saya, dia semester tiga sekarang. Di jurusan yang sama, namanya Hafidz. Saya kira tadi kami adiknya, ternyata bukan ya," Pak Budi juga heran saat melihat Sagita yang mirip sekali dengan Hafidz.

Kenapa beliau hafal dengan Hafidz? Karena Hafidz sering kali mendatangi ruang Pak Budi untuk memberikan tugas teman-temannya. Bahkan Pak Budi sendiri yang menunjuk Hafidz, sejak semester satu tahun lalu, jadi dia sangat hafal dengan Hafidz.

"Iya, bukan Pak. Bahkan saya tidak mengenal dia," ucap Gita. Setelah itu dilanjutkan dengan mahasiswa lainnya.

"Banyak banget kating yang bilang kalo Lo mirip sama itu cowok, gue jadi penasaran seperti apa cowok yang mirip sama Lo itu," Karin sahabat Gita berbisik di telinganya.

"Nanti kita cari tahu," bisik Sagita.

Benar saja, setelah selesai mata kuliah Gita ditemani oleh Karin mencari sosok cowok yang katanya mirip sekali dengan Sagita itu. Mereka tanpa segan mendatangi mahasiswa semester tiga seperti yang dibicarakan Pak Budi.

"Ka, Lo kenal cowok namanya siapa tadi Git? Haris ya, atau siapa sih, yang katanya mirip sama Gita," Karin lupa-lupa ingat dengan nama cowok itu.

"Haris, ada namanya Haris, tapi dia enggak mirip sama Gita. Bukan Haris kali," jawab pemuda yang ditanya oleh Karin.

"Hafidz mungkin Ka. Kalau cari Hafidz, cari aja di perpus, kalau enggak dibawah pohon dekat perpus, biasanya dia di sana. Kalo enggak salah hari ini dia pake kemeja warna putih," ucap mahasiswa lain yang kebetulan ada di sana dan mengenal Hafidz. Sedangkan yang tadi tak begitu mengenal Hafidz karena mereka beda jurusan.

"Iya Hafidz Rin, bukan Haris. Makasih ya, kalo gitu kita permisi," Sagita menarik tangan Karin yang seakan enggan meninggalkan tempat itu.

"Ternyata Lo kesini cuma pengen liat mukanya si Arka itu, ck," Gita berdecak sebal saat menyadari tujuan utama sahabatnya.

"Sekalian Git. Lagian yang kita kenal juga cuma Arka, yang lain kan di fakultas lain,"

"Iya, iya," malas meladeni Karin.

Mereka berdua sampai di perpustakaan keduanya terlihat ragu untuk masuk ke dalam.

"Kita cari di luar dulu aja, siapa tahu dia di sana," usul Karin.

Keduanya pun mencari di sekita perpustakaan, benar saja mereka melihat seorang pemuda duduk disebuah kursi bawah pohon, sedang membaca dengan asiknya.

"Kayaknya dia deh, di lihat dari jauh aja keliatan kalo orangnya ganteng," ucap Karin.

Entah kenapa Gita merasa jantungnya berdetak tak beraturan, padahal dia belum melihat wajah pemuda itu.

"Permisi, Mas Hafidz ya?" Karin yang bertanya.

Hafidz melepaskan fokusnya dari buku yang dia baca, melihat siapa yang memanggil namanya.

Deg

Terkejut, tentu saja. Gadis yang dia yakini sebagai saudaranya itu kini berdiri dihadapannya.

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Reksa Nanta
sebenarnya ini sekolahnya Ziva atau Revan ?
Reksa Nanta
BUMN tidak menjual saham
Reksa Nanta
tunggu sampai Ziva dewasa
Reksa Nanta
KKN dan Praktek Kerja Lapangan itu dua hal yang berbeda.
Reksa Nanta
anak yang merundung anak lain kebanyakan adalah anak yang sering dirundung oleh orang tuanya sendiri.
Reksa Nanta
Adrian masih bebas berkeliaran padahal Sita sudah mendekam di penjara .
Reksa Nanta
apartemen atau kost elite ?
Reksa Nanta
sebenarnya nama sopir yang mengantar Sita membuang bayi itu namanya Karno atau Tio ?

karena di bab awal seingatku nama sopirnya Tio, dan setelah itu disuruh kerja ke Padang.
Reksa Nanta
bukankah pak Karno mau menikah dengan bik Atun ? kok sudah punya anak ?
Reksa Nanta
di rumah sakit jiwa sudah pasti ada psikolog yang menangani. tapi jika mamanya sudah hilang semangat, proses penyembuhan depresinya memang akan sulit
Reksa Nanta
si Renaldi pasti sekongkol dengan tantenya Hafidz.
Reksa Nanta
apa iya belum ada google translate ?
Reksa Nanta
ingin segera memastikan tapi selalu tarik ulur keadaan.
Reksa Nanta
putri seorang konglomerat dibiarkan membawa mobil sendiri tanpa pengawalan ? ini agak aneh.
Reksa Nanta
kenapa kamu Gita ?
Cesar Manuel Ris Costa
kakak atau kakek thor?
Reksa Nanta
biasanya kamar para pekerja ada di bagian belakang rumah utama.
Reksa Nanta
ternyata kembarannya perempuan to
Reksa Nanta
tinggal memikirkan biaya hidupnya. biaya hidup di ibukota tinggi.
Reksa Nanta
sebaiknya dicari. takutnya dia punya adik kandung perempuan lalu terjebak pernikahan sedarah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!