Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial
Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.
Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.
Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??
Ataukah Gilang akan mundur??
Inilah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan bersama
Gilang yang terbiasa makan makanan mewah setiap harinya agak kaget melihat makan seperti itu karena dirumahnya ia jarang makan makanan rumahan seperti itu.
Dirinya yang terbiasa makan makanan restoran saat berada diluar rumah, menjadi aneh ketika melihat makanan dirumah Alisa.
Bukan apa sih pernah sesekali bik Inah pembantu dirumahnya memasak seperti itu tapi ia tak memakannya.
Dan sekarang Ia menjadi ragu saat melihat makanan yang tersaji di depan mata nya. Apakah Ia sanggup makan dengan makanan itu atau?
Sungguh miris pikir Gilang. Dirinya hidup begitu mewah sedang mereka makan saja serba kekurangan.
Iba hatinya melihat anak anak yang masih kecil makan makanan seperti itu bukankah mereka sedang dalam masa pertumbuhan?
Dirinya selama ini kurang bersyukur atas apa yang didapat nya. Dipertemukan dengan keluarga ini merupakan sebuah anugerah untuknya.
Keluarga ini sebagai salah satu teguran untuk dirinya agar ketika kita berada selalu bersyukur atas nikmatnya.
Gilang terkejut saat Lana menepuk bahunya.
''Om?? Kok malah bengong? Nggak suka ya sama masakan Mak Abang?'' tanya nya dengan wajah sedih. Ia berpikir bahwa Gilang tidak menyukai masakan Mak nya.
''Hah? Apa?? '' Gilang terkejut
Alisa yang dari belakang melihat Gilang terdiam sejenak saat memandang Gilang. Rambut basah, celana pendek selutut, dan baju kaos birunya menambah kesan tersendiri di diri Gilang, Ia terlihat begitu manly bukan sebagai bocah SMA.
Alisa terkejut dari lamunannya saat Ira memanggilnya.
''Mak? Ayo kita udah lapar nih! Belum lagi hujan, tambah lapar kita!''
''Eh ? Iya Mak kesana! sebentar ya, nasinya belum dibawa.'' sahutnya.
Gilang yang melihat Alisa didepan pintu hanya memandang sekilas ketika Lana memanggilnya Ia pun menoleh.
''Om.. Masakan Mak Abang paling top margotop loh Om, nggak ada tandingannya uueennaakk tenaannn...'' ucap Lana, sengaja ia katakan itu agar Gilang ikut makan bersama nya.
Bertepatan dengan itu Alisa datang dari dapur dengan membawa mangkuk berisi nasi putih panas yang asapnya saja masih mengepul.
''Ayo dimulai! sebelum makan baca doa dulu. Ayo Bang pimpin doanya.''
''Iya Mak..''
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma bariklana fima rozaktana waqina 'adza bannarr... Aamiiinnn..
Gilang tertegun sesaat mendengar doa makan yang diucapkan Lana. Lama Ia terdiam dan melamun hingga Lana mengejutkan nya.
Ia terjingkat kaget hampir saja piring didepannya terlempar jika Alisa tak mengambilnya dengan cepat.
Ia tersadar dari lamunannya ketika ingin mengisi piringnya dengan makanan, Ia menjadi heran siapa yang mengisi piringnya padahal tadi masih kosong.
Tadi, Alisa melihat Gilang bengong saja berinisiatif mengambil piringnya dan mengisi dengan nasi dan lauknya dan meletakkannya didepan Gilang.
Alisa melihat Gilang masih saja melamun Ia mengedipkan matanya pada Lana untuk menegur dan menyuruh nya makan.
Lana yang diperintah pun dengan senang hati melakukan nya hingga Ia dengan sengaja memukul bahu Gilang dengan keras membuat Gilang terjingkat kaget.
Bahkan lebih kaget lagi ketika melihat piringnya sudah terisi dengan nasi beserta lauk pauknya.
Gilang jadi heran. Lana terkekeh geli.
''Om kenapa sih dari tadi melamun aja? Tuh.. piringnya udah terisi aja, Om nggak sadar!'' ucapnya sambil menunjuk piring Gilang
Gilang tersadar setelah mendengar ucapan Lan
''Hah? Oh, iya Om akan makan!''
Gilang mencicipi masakan Alisa, ia terkejut. Masakan ini sangat enak pikirnya. Belum lagi telur balado nya hemmm.. Gilang tampak lahap makannya hingga Lana yang jahil pun menjahili Gilang.
''Enak ya Om ?'' Gilang hanya mengangguk saja dengan mulut penuh makanan.
''Itu Mak Abang loh.. Yang mengisi nasi dalam piring Om!'' ucapnya sambil cekikikan.
Gilang yang mendengar pun jadi tersedak, ia terbatuk batuk hingga wajahnya memerah.
Alisa yang melihatnya reflek saja bangkit dari duduknya menepuk nepuk belakang Gilang dan memberinya minum.
Dengan spontan Gilang mengambil minumnya. Tapi bukan minum yang diambil malah tangan Alisa yang ditarik.
Alisa yang terkejut hampir saja terjatuh dipangkuan Gilang jika dirinya tak berpegangan pada tali ayunan Annisa.
Gilang tidak bisa berbicara karena lehernya tersadar panas seperti terbakar hingga ke hidung hanya bisa berbicara melalui isyarat bahwa dirinya ingin air, secepat kilat Alisa memberikan nya.
Setelah lega barulah Ia bisa bernafas. Ira yang melihatnya tersenyum geli melihat Gilang dijahili adiknya, si jahil.
Sedang si jahil pura pura makan tanpa melihat Gilang hampir sesak nafas karena ucapan nya itu.
Gilang memandang Alisa.
''Terimakasih Mbak.. dan maaf saya nggak sengaja ngelakuin nya reflek aja.. Sekali lagi saya minta maaf Mbak..'' ucapnya dengan wajah memelas takut kalau Alisa ngamuk karena tangannya tersentuh oleh Gilang.
''Ya sudah, makan aja lagi! untuk Abang! lain kali nggak boleh gitu ya? Bahaya! gimana tadi jika tersedak langsung tak bernafas? Apa Abang mau tanggung jawab?'' tegur Alisa.
Bukannya takut malah Lana cengengesan.
Sampai menunjukkan baris giginya yang putih walau ada satu yang ompong.
''Iyaa mamakku yang cantik ! Abang nggak akan ulangi kok. Mak tenang aja ya? Ayo Om, dimakan lagi makanan nya. Sayang tuh ngangur, nanti Om kelaparan loh.. Om rumahnya kan jauh bisa bahaya nanti!'' ucapnya dengan mulut penuh makanan
Gilang tersenyum.
''Iya Om akan makan lagi. Kita lomba ya, siapa yang duluan habis nanti dapat hadiah!"
''Okesiapa takut!" tantangnya.
''Memang apaan sih Om, hadiahnya ?"
''Emmm..'' Gilang memegang dagunya seraya berfikir
'' Apaan Om.. kasi tau..'' lana menggoyang goyangkan lengan Gilang.
'' Ada syaratnya!"
'' Ih ! Om mah pakek syarat segala! sok atuh mangga! Abang mau tahu apa syaratnya!" Alisa yang melihat kelakuan Lana menggelengkan kepalanya, anaknya yang satu ini lucu bin ajaib, ada saja ulah jahilnya.
'' Oke! Jika Abang yang menang.. Om akan bawakan ayam KFC 2boks. Tapi jika Abang yang kalah, Abang harus ijinin Om setiap hari kesini nemenin kalian saat Mak kalian belanja ke pasar gimana? Mau ?''
Alisa yang mendengarnya melototkan matanya ke Gilang dan lana. Mereka tak memperdulikan jika sekarang dirinya sedang marah.
'' Oke, Abang setuju! Tapi.. jika Om yang kalah Om harus nurutin semua maunya Abang! Dlan kalau Om menang.. Om boleh makan sepuasnya ketika mampir kesini!" Alisa bertambah melototkan matanya mendengar ucapan putra semata wayangnya itu.
'' Bolehkan Mak?" Ia tersenyum sambil menunjukkan baris giginya yang putih namun ompong.
Alisa tak mampu menolak, melihat putra nya yang begitu bahagia ketika bersama Gilang. Alisa melihat Gilang dan putranya seperti ayah dan anak saja.
*M**engapa kamu tega bang.. Lihatlah putramu! ia sangat bahagia bersama orang yang baru dikenalnya. Ia kehilangan sosok Ayah.. Ia sangat senang dengan pemuda ini.. Apakah karena wajah kalian yang mirip? Atau memang pemuda ini punya daya pikat tersendiri hingga putra kita baru kenal sudah lengket seperti* ini?
# Alisa tidak sadar dirinya juga akan terpikat dengan seorang bocah yang bahkan belum tamat SMA..😄😄 #
Alisa menarik nafasnya. Gilang memandang nya tanpa berkedip seolah sedang menunggu putusan pengadilan.
''Baiklah,iya iya.. Mak setuju. Tapi ingat! waktu berbatas nggak boleh sampai jam sepuluh malam disini, saat isya harus segera balik mengerti?''
''Woke! asiiiik makan ayam KFC euuuyyy.. ayo Om kita mulai.. kakak yang jadi jurinya ya!" tunjuknya pada Ira.
Ira mengangkat dua jempolnya pertanda setuju.
''Baik sekarang kita mulai! satu ..dua.. tiga.. mulai!!'' serunya sebagai wasit.
Mereka berlomba saling menghabiskan makanan didalam piring mereka yang terlebih dahulu sudah ditambah lagi oleh Ira.
Mereka terus makan dengan cepat hingga suara dentingan sendok dipiring Gilang terdengar.
Ia makan dengan sendok seperti kebiasaan nya berbeda dengan anak Alisa mereka malah makan dengan tangan.
Mereka terus makan dan makan. Alisa yang melihatnya hanya tersenyum tipis. Ira yang melihatnya jadi ikut tersenyum.
Jarang jarang Mak mereka tersenyum setelah kejadian lalu, ada. Tapi itu ketika masih bersama ayah mereka. Semenjak kejadian itu Alisa jadi jarang tersenyum walau hanya sedikit.
Berbeda dengan sekarang Ira melihat Mak nya kembali tersenyum walaupun sangat tipis.
Didalam hatinya Ira bersyukur karena Allah mengirimkan Gilang disaat mereka sedang terpuruk. Gilang ibarat obat untuk mereka semua.
"Yeee.. Abang menang..!! makan KFC! makan KFC! Uhuyyyyy.. Om kalah.. yeye yeye..'' Ira tertawa melihatnya begitu juga dengan Alisa.
''Hah Om nggak kuat bang! udah kenyang!baru kali ini Om makan banyak banget.. Hampir meletus nih perut..'' ucap Gilang dengan wajah sengaja dibuat menyedihkan.
Bukannya bersimpati pada Gilang Ia malah menertawakannya.
'' Hahaha.. Om kalah.. Abang menang..!! jangan lupa sama hadiahnya ya Om? Besok Abang tunggu !!''
'' Hem baiklah..'' sahut Gilang dengan wajah pasrah.
Demi menyenangkan hatinya, Gilang berpura pura kalah agar niatnya itu terkabul. Dan tepat seperti dugaannya, Lana sangat senang.
Mudah rupanya menyenangi hati anak anak. Hanya dengan ayam KFC saja Ia sudah sangat senang.
Hujan masih saja mengguyur bumi hingga aliaran airnya membentuk seperti sebuah ngarai yang mengalir.
Sesaat setelah mereka selesai makan, terdengarlah suara adzan berkumandang. Menandakan waktu Maghrib sudah tiba.
''Ayo Bang, Kakak, kita sholat dulu sudah Maghrib. Ayo Kak, cepetan ambil wudhu mumpung adek lagi tidur..'' titahnya.
Alisa sengaja mengajak anak nya untuk sholat tepat waktu.
Mereka satu persatu berwudhu hanya Gilang yang diam termangu.
''Ayo Om, kita sholat! Om yang jadi imam ya?'' ucapnya sambil terus menarik tangan Gilang.
Gilang kaget, Ia lama terdiam. Dalam lamunannya Ia berfikir, jangan kan untuk sholat ambil wudhu saja Ia tak tau apalagi tadi ketika makan, Lana membaca doa makan bertambah tertegun lah dirinya.
Sesaat dirinya termenung, hingga Lana mengagetkan kan dirinya dengan ucapan yang sangat menohok hatinya.
'' Om nggak bisa sholat ??''
Gilang menggeleng.
'' Om nggak bisa wudhu ??''
Gilang juga menggeleng hingga
pertanyaan terakhir bagaikan Ia disambar petir
'' Om muslim kan ??''
Dduuuaaaarrrr
💕
Hayo Bang.. kamu muslimkan?
Tuh si abang cakep bener dah pertanyaan nya yak?
Like komen vote dan favorit jika kalian syyuukkaaa...
TBC