NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SUPERMARKET

Lalu Seno muncul dan menyapa Mereka.

"Pak Farrel, Lia Kalian sedang apa?"

"Ini loh Seno, Saya mau ngajak Lia untuk bertamu ke rumah Kamu, sekalian Dia bisa temu kangen sama Anita calon Kamu itu"

"Oh.. begitu, ya ampun bagaimana Lia, mau gak?, Anita pasti senang ketemu Kamu"

Lia tersenyum lalu menjawab,

"Boleh deh"

"Oh iya lagian ini tuh ulang tahun Aku, Aku ngajak Pak Farrel untuk makan-makan"

"Oh ya.. Kamu ulang tahun, selamat ya Seno semoga apa yang Kamu harapkan bisa segera terwujud, dan semoga Mamah Kamu bisa menerima Anita sebagai calon menantunya"

"Amiiin"

Seno mengucapkan amin dengan suara lantang, berharap doa Lia di Kabulkan yang maha kuasa, Mereka pun saling tersenyum.

Sesampainya di depan gerbang rumah susun Farrel melihat-lihat kondisi bangunan itu.

"Kamu beli rumah disini?"

"Gak sih Pak, Saya niatnya akan beli perumahan jika uang Saya cukup nanti, disini hanya untuk sementara, supaya dekat dengan Anita saja"

Farrel pun tersenyum mendengar hal itu.

"Modus dong yah"

Ucap Farrel.

Tak lama Farrel bicara kepada Lia mengucapkan terimakasih atas pemberian dasi baru itu.

"Maaf ya Pak harganya mungkin ga sepadan sama stylenya bapak"

"Gak apa-apa kok, Saya suka dengan warnanya, tapi Kamu membelikan dasi untuk Saya dalam rangka apa? Kamu mau nyogok Saya yah?"

Lia mulai panik dengan perkataan Farrel.

"Gak kok Pak gak gitu, Aku beli itu karena Aku sadar diri dari kemarin buat bapak kesal terus"

"Ya sama dong nyogok berarti namanya"

Ucap Seno menyahuti ucapan Lia.

"Tapi gak nyogok juga sih maksudnya, Pak jangan salah paham ya".

Lia berkata dengan penuh harap, sedangkan Farrel hanya tersenyum, dan akhirnya sampai juga di pintu rumah Seno.

"Silahkan masuk Pak, ini rumah Saya sederhana"

Saat memasuki rumah Seno Lia takjub akan isi barang yang ada di rumah Seno, semuanya barang mewah berkualitas.

"Seno, katanya Kamu gak punya uang, kok bisa sih beli barang bagus-bagus begini"

"Oh.. ini tuh pemberian dari Mamah Aku"

"Hah... Kok bisa bukannya Mamah Kamu sudah ngusir Kamu ya"

Seno pun menjelaskan kronologi saat pengiriman barang tersebut, lalu Farrel bertanya dimana Anita.

"Ada Pak, dirumah sebelah, Aku ganti baju sebentar ya, habis itu Kita ke rumah Anita"

Selagi Seno mengganti bajunya, Farrel melirik dan melihat Lia sesekali dalam pandangannya.

Lia pun merasa tak nyaman dengan lirikan dan pandangan itu, lalu Lia berkata,

"Pak kenapa sih lihat Aku seperti itu"

"Gak apa-apa, Aku cuma ingin tahu siapa Kamu sebenarnya"

Lia malah tertawa merasa lucu mendengar ucapan Farrel.

"Siapa Aku sebenarnya, aku adalah wonder woman Pak"

Farrel malah tersenyum mendengar jawaban Lia.

"Wonder woman gak gitu penampilannya"

"Ya habis Bapak aneh-aneh saja deh, masa pengen tahu Aku yang sebenarnya, itu maksudnya bagaimana Pak?"

Lalu Farrel menatap wajah Lia dengan dalam, Lia merasa salting di tatap seperti itu, tak lama Seno keluar dari kamar dan sudah berganti pakaian.

"Ayo Kita kerumah Anita"

Lia langsung bangun dari duduknya, dan menjawab ucapan Seno sambil berjalan.

"Ayo.. Aku duluan ya"

Seno hanya merasa aneh dengan sikap Lia.

"Anita..."

Lia mengetuk pintu sambil memanggil nama Anita.

"Iya sebentar, eh... Lia ya ampun"

"Anita, Gue kangen banget sama Lo"

"Sama... Lo sama siapa?"

Lalu Anita melihat-lihat di sekitar Lia ada Seno juga seorang pria yang Anita tak kenal.

"Seno"

"Anita ini Pak Farrel atasan Aku, Dia mau mampir kesini katanya mau lihat Kamu calon istri Aku"

Anita hanya tersenyum mendengar hal itu, lalu Anita mempersilahkan untuk masuk ke dalam.

"Ini rumah Saya Pak Farrel, bangunannya sama seperti rumah Seno"

"Cukup bagus kok, hari ini Seno katanya ulang tahun, Saya mau merayakannya jadi Saya ingin Kita makan malam bersama hari ini"

"Oh begitu ya, iya Pak boleh kok, Kita mau makan di mana?"

"Saya mau Kita makan disini, sekalian Saya mau coba masakan Lia"

Anita agak aneh mendengar permintaan Farrel, namun seorang wanita biasanya cepat menanggapi sesuatu yang aneh.

Dan Anita kini mengerti mungkin saja Pak Farrel sedang jatuh cinta pada Lia.

"Oke baik, tapi kalau gak enak jangan marah-marah ya Pak"

Ucap ketus Lia kepada Farrel, dan setelah itu Anita juga Lia ke dapur melihat bahan-bahan masakan yang tersedia.

"Duh.. Cuma ada ini tapi sedikit kan gak cukup"

Ucap Anita mengeluh karena tak punya stok bahan makanan.

"Beli saja Anita di supermarket depan"

Anita hanya nyengir dengan senyum yang lebar dan terlihat giginya.

"Aku gak punya uang lebih bagaimana dong, sisa tabungan ku kemarin tinggal sisa untuk makan sehari-hari"

"Hmm... Bagaimana ya, Aku juga sama, dan Aku juga kan belum gajian"

Tiba-tiba seno datang dan berkata,

"Kenapa sayang, gak ada bahan makanan ya"

"Iya nih terus bagaimana ya?"

Seno memberikan kartu kredit pada Anita.

"Ini kartu kredit perusahaan, Kamu pakai saja dulu"

"Beneran gak apa-apa Seno"

"Gak apa-apa kok sayang, sudah sana di beli bahannya"

Anita dan Lia pun senang dan merasa lega.

"Lia, Aku saja ya yang keluar, Kamu disini bikin sup saja dulu potong bahan yang ada, Aku sebentar kok ke depan"

"Siap..."

Anita pun pergi ke depan jalan menuju toko supermarket terdekat.

Bu Riana mampir sebentar di supermarket terdekat rumah Seno, niatnya Dia ingin mengirim bahan makanan untuk Putranya.

Kemudian di susul Tante Risma yang baru saja pulang dari tempat bekerja mendatangi supermarket yang sama niatnya untuk membeli stok bahan makanan.

Doni melihat Risma berjalan di depan mobilnya, dengan segara Ia menelpon Bu Riana untuk memberitahu jika Risma berada di supermarket yang sama.

"Risma pengasuh itu"

"Iya Bu"

Dan tibalah Anita yang kini jalan melewati mobil Bu Riana.

"Bu... Ada Anita juga sedang memasuki supermarket yang sama"

"Apa.. kenapa Mereka semua ada disini, ya sudah terimakasih Doni"

Bola mata Bu Riana kini melirikkan ke arah kanan dan kiri seraya mencari keberadaan Anita juga Risma, setelah berkeliling akhirnya Ia bertemu juga dengan Risma.

Riana sengaja berjalan di depannya tanpa menyapa tujuannya ingin mengetes paa reaksi Risma jika melihat dirinya.

Risma yang sedang memilih dah memilah terkaget-kaget dengan kehadiran Riana di supermarket ini.

"Riana.. kenapa Dia bisa disini, sedang apa Dia di daerah sini, jangan-jangan Dia sudah tahu keberadaan Andini"

Bu Riana pun sengaja mendekati Risma berpura-pura bertanya dimana bagian tempat daging-daging.

"Oh itu disana, sebelah dekat rak mie"

"Oh terimakasih ya"

Riana memperhatikan reaksi Risma ketika melihatnya, kemungkinan besar Risma tahu yang sebenarnya.

Dan saat itu juga Anita bertemu dengan Bu Riana.

"Tante Riana"

"Anita"

Namun Riana menghindar pergi Anita mengejarnya karena Ia belum mendapatkan jawaban tentang apa tujuan kedatangannya ke makam ibunya.

"Tante..."

Risma kini melihat Anita yang sedang berada di belakang Riana.

"Gawat Aku harus selamatkan Anita"

Pikirnya bisa saja Riana menyakiti Anita seperti menyakiti ibunya dahulu.

"Anita..."

Panggil Risma dengan suara lantang, Anita menoleh saat mendengar panggilan itu.

"Tante Risma, kok ada disini?"

"Tante mau beli kebutuhan dapur Kita"

"Aku juga sedang memilih bahan, ada teman Seno datang juga Lia"

"Ya sudah bareng Tante ya"

"Tapi..."

"Sudah ayo, nanti teman Seno menunggu lama"

Mau tak mau Anita pun menuruti Tante nya, walupun hatinya kecewa karena tak dapat bertanya dan bertemu dengan Riana.

Sementara Riana saat ini sudah berada di kasir, dan Ia segera membayar apa yang di beli.

Setelah masuk mobil Riana menyuruh Doni untuk membawa bahan-bahan dapur ini ke rumah Seno.

"Maaf Bu kenapa tidak ibu saja yang menghampiri mas Seno"

"Saya tidak sanggup ketemu Seno Doni, lagi pula Anita pasti akan terus mencecar Saya dengan pertanyaan sewaktu di makam"

"Baik Bu kalau begitu"

Saat sedang berjalan ingin menaiki anak tangga Doni bertemu dengan Risma juga Anita, lalu Doni memanggil Mereka.

"Mba Anita"

"Mas Doni, sedang apa disini?"

"Saya membawakan pesanan Bu Riana untuk Mas Seno"

"Tante Anita mana, kenapa gak Dia yang datang dan antar langsung ke Seno"

"Bu Riana masih gengsi Mbak, tapi saya bisa lihat jika sebenarnya Bu Riana sangat merindukan Mas Seno"

Begitupun Anita, Ia juga bisa melihat bagaimana cara Ia memperhatikan Seno dengan diam-diam.

"Mbak Anita, boleh tidak Saya titip bahan makanan ini sama Mbak"

"Boleh kok, sini biar Aku bawa semua"

Diam-diam Doni memperhatikan Risma Ia melihat ada rasa amarah di matanya, saat melihat dirinya datang.

Tiba-tiba saja Doni bertanya pada Anita siapakah wanita di sampingnya itu.

"Oh.. Ini Tante Aku namanya Risma"

"Saya Doni"

Doni berkata mengucap perkenalan pada Risma, namun Risma hanya terdiam.

Risma melihat dengan tatapan begitu tajam, ingatannya masih sangat pekat, melihat siapa orang yang di bawah Riana, Ia masih ingat laki-laki yang ada di hadapannya ini seseorang yang mengawal Riana saat keluar dari rumah mendiang Arini.

Risma tak menjawab perkenalan Doni, Ia hanya menyuruh Anita untuk cepat mengambil semua plastik berisi bahan makanan itu.

Setelah selesai semua Anita pegang bahan makanan dalam genggamannya, Risma menarik tangan Anita untuk cepat menaiki anak tangga.

"Iya Tante sebentar, Mas Doni Aku duluan"

Doni melihat ketakutan di mata Risma, dan kini Ia yakin bahwa Risma memang benar-benar mengetahui kejadian pembunuhan itu, Doni pun kembali namun Ia tak melaporkan apapun soal pengetahuannya tentang Risma pada Riana.

Sesampainya di rumah, Anita langsung menuju dapur dan melanjutkan memasak bersama Lia.

"Maaf ya lama, makanannya siap dalam satu jam lagi"

Sedangkan Risma Ia duduk di atas ranjang terdiam dan memikirkan keselamatan Anita saat ini.

"Ternyata ibu Seno adalah pembunuh ibunya Anita, bagaimana jika Anita tahu semua ini, apa Dia masih akan terus mencintai Seno, ya tuhan... mengapa dunia ini begitu sempit, tidak bisakah Anita bahagia sejenak saja"

Risma menangis mengatakan permohonannya pada sang pencipta.

1
incess
aku mampir ni kak/Smile/
Arya wijaya: iya kak makasih Sudah mampir
total 1 replies
Isnaini Mialda
keren kk semangat slalu🥰
Isnaini Mialda: iya kk
Isnaini Mialda: iya kk mampir juga ya kk
total 3 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Arya wijaya: thank you kak sudah mampir😊
total 1 replies
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!