Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 22 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Di sebuah ruangan mewah, Ricardo duduk berhadapan dengan Amanda, yang kini sudah benar-benar termanipulasi untuk membenci Liam.
Ia menatap Amanda dengan tatapan yang penuh dengan kekuasaan. "Sayang," katanya, suaranya berwibawa dan tegas.
"sudah waktunya kau melupakan Liam. Ia bukanlah orang yang tepat untukmu."
Amanda menunduk, matanya berkaca-kaca. Ia masih sedikit bingung, tetapi ia sudah mulai percaya pada cerita-cerita Ricardo. Liam, di matanya, adalah seorang musuh yang berbahaya.
Ricardo melanjutkan, "Septian adalah pria yang baik dan menyayangi kamu. Ia akan memberikan kamu kebahagiaan yang tidak pernah kamu dapatkan dari Liam." Ia menarik tangan Amanda dan menciumnya dengan lembut.
"Kau harus segera menikah dengan Septian. Itu adalah keputusan yang terbaik untukmu."
Amanda mengangguk perlahan. Ia tidak mau kembali ke masa lalu yang menyakitkan. Ia ingin hidup bahagia bersama seseorang yang benar-benar menyayanginya.
Dan, di matanya, Septian adalah orang yang tepat. Ia tidak mengetahui bahwa semua itu hanyalah bagian dari rencana jahat Ricardo.
...✧༺♥༻✧...
Hari demi hari berlalu. Amanda, yang masih diliputi amnesia, tenggelam dalam cerita-cerita Ricardo. Ia mempercayai semua yang diceritakan Ricardo tanpa sedikitpun kecurigaan.
Ricardo dengan cerdik menciptakan kenyamanan dan kasih sayang palsu di sekitar Amanda. Ia memperlakukan Amanda dengan sangat baik, memberinya segala sesuatu yang diinginkan Amanda.
Ia menceritakan cerita tentang kebaikan Septian, menciptakan citra Liam sebagai orang yang jahat dan berbahaya. Amanda tidak menyadari bahwa semua itu hanyalah manipulasi belaka.
Kenangan palsu yang ditanamkan Ricardo semakin kuat mencengkeram pikiran Amanda. Liam, di matanya, hanyalah seorang musuh yang harus dijauhi.
Ia tenggelam dalam kenyamanan palsu yang diciptakan Ricardo, tak sadar bahwa ia sedang dibohongi dan dimanfaatkan. Ia merasa bahagia, namun kebahagiaan itu berdasarkan kebohongan.
Amanda terbaring di tempat tidurnya yang nyaman, menatap langit-langit kamarnya yang mewah. Kemewahan itu seharusnya membuatnya bahagia, namun sebuah rasa gelisah menyerang hatinya.
Di balik kenyamanan palsu yang diciptakan Ricardo, sebuah keraguan kecil mulai tumbuh. Cerita-cerita Ricardo tentang kejahatan Liam terasa sedikit berlebihan, sedikit terlalu sempurna.
Meskipun ia berusaha keras untuk mempercayai Ricardo dan Septian, sebuah suara kecil di dalam hatinya terus berbisik.
Bayangan wajah Liam muncul di benaknya. Senyum Liam, tatapan mata Liam, sentuhan tangan Liam... Semua itu terasa begitu nyata, begitu indah, berbeda dengan citra Liam yang diciptakan Ricardo.
Septian baik, ramah, dan menyayangi Amanda. Namun, di balik kebaikan itu, Amanda tidak merasakan cinta.
Hanya rasa terima kasih dan rasa bersalah karena tidak bisa membalas perasaan Septian. Amanda merasa terjebak dalam kebohongan dan manipulasi.
Hatinya berteriak, "Liam... apakah kau sejahat itu?" Ia ingin percaya pada Ricardo, ia ingin percaya pada Septian, namun suatu bagian dirinya terus mengingat cinta sejati yang pernah ia rasakan bersama Liam.
Sakit kepala yang menusuk tiba-tiba menyerang Amanda, menghantam otaknya dengan intensitas yang sangat kuat. Dunia di sekitarnya berputar, pandangannya menjadi kabur.
Ia merasa pusing dan mual, tubuhnya lemas dan jatuh ke tempat tidur. Dalam keadaan tak sadar, ia tertidur lelap.
Namun, tidurnya tidak tenang. Ia bermimpi. Mimpi yang agak samar, namun sangat nyata dan menggerakkan perasaannya.
...✧༺♥༻✧...
Ia bermimpi seorang pria berada di dekatnya. Wajah pria itu buram, seperti terselubung kabut, namun sentuhan tangannya begitu nyata. Ia merasakan sentuhan tangan itu di wajahnya, lembut dan menenangkan.
Dan lalu, ia mendengar suara itu... suara yang sangat lembut, suara yang menggelitik hatinya, suara yang sudah lama tidak ia dengar.
"Amanda..." suara itu berbisik, mengucapkan namanya dengan panggilan yang begitu intim dan penuh kasih sayang.
Amanda merasa ada sesuatu yang sangat mengenal suara itu, sesuatu yang dalam dan mendalam di lubuk hatinya.
Namun, ia tidak bisa mengenali siapa pria itu. Mimpi itu lalu berakhir begitu saja, meninggalkan Amanda dalam keadaan bingung dan penasaran.
Mimpi itu terasa begitu nyata. Sentuhan lembut di wajahnya, suara yang memanggil namanya dengan lembut, "Amanda... " semuanya terasa begitu dekat dan mengenal.
Lalu, mimpi itu berubah. Suasana berganti menjadi suasana jalan yang ramai. Seorang pria muncul, wajahnya masih buram, namun suaranya jelas bergema di telinga Freya.
"Nona... panggil aku Dua Miliar," suara itu berkata, suara yang tidak asing lagi di telinganya, walaupun wajah pria itu masih samar.
"Iya...Nona 2M mu" senyum manis bagaikan madu yang menetes ke hatinya.
Dan lalu, kata-kata yang lebih mencengangkan lagi terlontar. "Aku suka... sangat suka..."
Kata-kata itu bergema di otak Amanda, membuatnya terkejut dan terheran-heran. Mengapa pria itu memanggilnya dengan nama Amanda bukan Freya? Nama yang bukan namanya sekarang.
Nama yang merupakan nama dari masa lalu yang terlupakan. Perasaan bingung dan heran bercampur menjadi satu, membuat Amanda terbangun dari tidurnya dengan rasa penasaran yang sangat besar.
Ia merasakan sesuatu yang sangat penting tersembunyi di balik mimpi tersebut. Mimpi itu seperti sebuah petunjuk, sebuah kunci untuk membuka pintu masa lalu yang terkunci rapat.
Amanda terbangun dari tidur yang nyenyak namun dipenuhi mimpi ganjil. Ia masih merasakan sisa-sisa sentuhan lembut di wajahnya, suatu sentuhan yang begitu nyata meski ia tahu itu hanyalah mimpi.
Mimpi itu terasa begitu nyata hingga ia merasa kebingungan apakah ia sedang bermimpi atau tidak. Di dalam mimpi itu, ia merasakan suatu kehangatan dan juga kebingungan.
Adegan dalam Mimpi
Pria suara lembut, wajah buram "Amanda... Amanda..."
Freya dalam mimpi itu merasakan sentuhan lembut di pipinya, sentuhan yang begitu hangat dan menenangkan.
Ia ingin melihat wajah pria itu, namun wajah itu tetap buram dan samar. Ia hanya bisa merasakan belaian lembut itu.
Freya dalam mimpi, bingung "Siapa...? Siapa kamu...?"
Pria suara lembut, wajah buram. "Amanda... jangan takut..."
"Aku freya bukan amanda" ucap freya.
"tidak kau Nona ku... Amandaku"ucap pria itu dengan suara manja.
Adegan berubah. Suasana mimpi berganti menjadi jalanan yang ramai
Pria suara lebih jelas, wajah masih buram "Nona... panggil aku Dua Miliar." "iya 2M mu" mengelus wajah amanda.
Freya dalam mimpi itu merasakan suara itu sangat dekat dengan telinganya. Ia ingin mengerang namun mulutnya tidak bisa bergerak.
Pria suara lebih jelas, wajah masih buram" Aku suka... sangat suka..."
Adegan mimpi berakhir. Amanda terbangun terbangun
...✧༺♥༻✧...
Amanda terbangun dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdebar kencang. Nama "Amanda", panggilan "Dua Miliar", dan kata-kata "Aku suka... sangat suka..." bergema di benaknya. Ia merasa ada sesuatu yang sangat penting yang tersembunyi di balik mimpi itu.
Mimpi itu bukanlah mimpi biasa. Ia merasakan mimpi itu adalah sebuah petunjuk, sebuah kunci untuk membuka ingatan yang terkubur dalam pikirannya.
Amanda terduduk di tempat tidur, jantungnya masih berdebar kencang. Mimpi itu begitu nyata, begitu mengusik. Nama "Amanda," panggilan "Dua Miliar," dan ungkapan "Aku suka... sangat suka..." berputar-putar di benaknya.
"Nama Amanda..."
"siapa "Amanda? Itu bukan nama ku".
"siapa pria itu. aku merasa sangat nyaman" gumam nya dalam hati
Namun, ada sesuatu yang sangat mengenal nama itu, sesuatu yang terkubur dalam lubuk hati yang terdalam.
Ia mencoba mengingat detail mimpi tersebut, namun wajah pria dalam mimpi itu tetap samar. Hanya sentuhan lembut dan suara yang memanggil "Amanda" yang terasa begitu nyata.
Panggilan "Dua Miliar" dan ungkapan "Aku suka... sangat suka..." tampaknya berasal dari orang yang sama. Namun,
"siapakah dia?" ia berusaha berpikir keras namun kepalanya pusing.
Amanda bangun dari tempat tidurnya. Ia merasa ada sesuatu yang sangat penting yang harus ia cari. Ia harus mencari tau siapa Amanda itu dan siapa pria dalam mimpinya.
Ia merasa bahwa mimpi itu adalah sebuah kunci untuk membuka ingatannya yang terkunci. Ia harus mengetahui siapa dia sebenarnya. Ia harus mengenali identitas aslinya.
Ia memandang kamar mewahnya, kamar yang diberikan Ricardo. Kamar yang seharusnya membuatnya bahagia, namun sekarang hanya membuatnya merasa terkekang.
Ia merasakan sesuatu yang tidak beres. Manipulasi Ricardo mulai terungkap sedikit demi sedikit. Mimpi itu adalah sebuah awal. Ia harus berjuang untuk mengetahui kebenarannya.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung.......
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa