Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide Cemerlang
Mata Vio tak sengaja melihat sebuah berita yang sedang menjadi trending topik di dunia maya.
"Wajah tampan Arqian Yulandres, CEO baru Yulandres grup" tulis diberita itu dengan Foto Qian sebagai tampilan awalnya.
Mata Vio membelalak kaget
"What?! Jadi dia Arqian, CEO baru Yulandres grub?!" Vio terpekik kaget.
Udara disekitarnya seolah menipis yang membuat dadanya seakan sesak untuk hanya sekedar bernafas.
"Mampus, tadi gua pegang pegang tangan dia" Vio merutuki kebodohannya sendiri.
Pelayan yang baru saja mengantarkan pesanan Vio dibuat kaget karna pelanggannya yang menelungkupkan wajahnya dengan tangan diatas meja ditambah dengan kaki yang dihentak hentakan.
"Mbak, mbak, eling mbak nyebut" pelayan itu menepuk nepuk pundak Vio.
Vio langsung duduk tegap menatap pelayan itu.
"Mbak kenapa?"
Vio hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah yang masih pucat pasi. Rasa malunya seakan sudah hilang digantikan rasa cemas karna sudah berani menyentuh CEO muda tadi.
"Dasar aneh" umpat pelayan itu meninggalkan Vio sendirian.
Vio mengetuk ngetukan tangannya ke kepala
"Bodoh banget sih lo, gimana nasib perusahaan papa lo" gumamnya merutuki kebodohannya.
Tiba tiba otak sempitnya memikirkan sesuatu
"Oh kan tadi gua cuma nyebutin Viona bukan Viona Adira"
Senyum cerah terbit dibibirnya, kecemasannya tiba tiba menguap begitu saja.
"Ngapain gua harus takut. Seharusnya gua tambah berani. Apalagi dia kan kaya, pinter, baik, suka menolong, ganteng lagi. Itukan menantu idaman papa banget" gumamnya.
Tiba tiba ia memiliki ide cemerlang diotaknya
Keesokan harinya, gadis itu menjalankan ide nya.
Ya, idenya berupa mengantarkan makanan untuk pangeran tampan nya.
Ia segera menyiapkan makanan buatannya dirantang.
"Itu mau dibawa kemana nak?" Tanya mama Diana, ibunya Vio.
"Mau aku kasih ke pangeran gantengku ma" ucaonya lalu segera meninggalkan rumah.
Langkah kakinya terhenti tepat didepan resepsionist.
"Mbak, ruangannya pak Arqian Yulandres dimana ya?" Tanya Vio sopan.
"Maaf ada keperluan apa? Apakah sudah membuat janji?"
"Su sudah mbak, bahkan pak Qian sendiri yang menyuruh saya datang" ucap Vio pastinya berbohong.
"Baik saya konfirmasi dulu dengan asistennya" ucap resepsionist itu mengambil gagang telepone nya.
"Mbaknya nggak percaya banget sih. Udah aku bilang kalau aku emang disuruh apk Qian kesini. Buruan bilang dimana ruangannya, saya takut dimarahin pak Qian kalau sampe telat" ucap Vio sok mendramatisir.
Mau tidak mau resepsionist itu menunjukan letak ruangan sang bos.
Vio melangkahkan kakinya menuju ruangan yang sudah ditunjukan resepsionist tadi.
Mata Mia menatap wajah tampan asisten andy yang mejanya tepat didepan ruangan CEO itu.
Degg
"Ganteng juga nih asisten" gumamnya sambil terkikik geli.
"Gimana nih caranya bisa lolos?" Vio mulai berpikir keras.
Ia tak mempunyai ide lagi selain berbohong kembali.
"Ha hai" Vio mulai gugup, apalagi tatapan tajam asisten itu sungguh menghujam matanya.
"Ada keperluan apa nyonya kemari?" Tanyanya to the point.
"Sa say disuruh pak Qian untuk mengantarkan makanan ini" ucapnya.
Mata Asisten Andy menelisik kebohongan dati mata Vio.
Vio yang sadar langsung menundukan wajahnya agar asisten itu tak dapat mendeteksi kebohongannya.
"Biar saya telpon pak Qian dahulu"
"E eh, jangan!! Soalnya tadi beliau bilang suruh langsung masuk"
"Tapi saya perlu konfirmasi dengan pak Qian terlebih dahulu"
"Mas asisten nggak percaya masa saya?" Selidik Vio.
"Bukan begitu nona, ini memanglah prosedur perusahaan"