NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Pembaca Gairah Sang Konglomerat

Mari kumpul sini.

Cerita akan dilanjutkan di sini!!!

“Kemasi bajumu! Kita berangkat ke Bali malam ini!” titah Dirga seraya bergerak mendekati Tiara. Sekarang, ia sudah mulai bisa mengontrol dirinya, saat berdekatan dengan sang istri. Semula tidak semudah ini. Hanya bersentuhan ia akan menjadi sangat bergairah dan menginginkan bercinta saat itu juga

Tiara yang tengah menyelesaikan tugas kuliahnya, berhenti sejenak menggerakkan jarinya di atas keyboard. Kedua manik mata yang semula menatap layar laptop beralih melihat wajah Dirga!

“Bukankah kita ke sana hari sabtu sore?” tanya Tiara. Ia menutup laptop. Fokus berbicara dengan Dirga.

“Tidak, aku ingin kita berangkat malam ini! Kalau kita berangkat besok kita tidak bisa menikmati malam berdua Tiara!” sahut Dirga. Mungkin matanya mulai rabun. Hanya melihat Tiara duduk tanpa melakukan sesuatu, sang istri terlihat sangat cantik. Dirga menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran buruk itu. Hanya Rosalin yang cantik.

“Lalu, apa yang harus aku lakukan di sana? Bukankah kita tetap harus merahasiakan pernikahan ini. Kenapa aku tidak di rumah saja!” tawar Tiara. Setidaknya, ada hari libur untuknya. Di sana ada Rosalin, bukankah Dirga tidak bisa bebas kalau dirinya juga ikut ke Bali?

“Tidak, kau ikut Tiara! Kita akan berada di kamar terpisah! Tenang saja!” ucap Dirga. Bukan Dirga namanya kalau tidak mempersiapkan segala sesuatunya. Sebelum Tiara datang bulan lagi, maka ia tidak akan melewatkan satu malam pun.

Tiara mengangguk merasa senang. “Apa itu artinya aku bebas dari kewajibanku selama berada di Bali?” tanya Tiara. Tentu saja dengan ekspresi datar. Dengan Dirga kadang ia harus menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Ia juga sebenarnya ingin menjenguk sang ibu, tetapi berakhir pergi ke Bali. Mungkin lusa baru bisa menemui ibunya

“Apa melayaniku sesuatu yang berat untukmu Tiara! Kamu juga menikmatinya kan?” goda Dirga. Ia berjalan mendekat. Lalu ia melepas kas hitam yang ia kenakan. Tak lupa, satu tangan bergerak dasi berwarna navi yang masih bertakhta rapi di lehernya.

“Aku hanya ingin libur satu, dua malam saja!” jawab Tiara cepat mengutarakan apa yang ia inginkan. "Apa libur satu atau dua malam itu tidak boleh? Bukankah selama ini aku selalu menjalankan tugasku dengan baik?"

“Kau, tunggu saja aku yakin suatu hari nanti kau yang akan memintanya dariku!” jawab Dirga penuh percaya diri. Jujur saja, semakin mengulanginya lagi dan lagi. Dirga tidak bisa bersikap kasar pada Tiara. Yang ada ia hanya bisa memperlakukan nya dengan lembut.

“Aku tidak yakin, lihat saja sekarang! Setiap malam Tuan Dirga lah, yang menginginkannya!” Tiara membalas tatapan Dirga, kini ia sudah mendapat keberanian menatap pria itu. Tiara yang semula duduk bersandar menggeser tubuhnya. Ia merasa terancam karena Dirga semakin mendekat.

“Baiklah aku mengaku kalah sekarang Tiara! Selama di Bali aku akan berhati-hati, aku akan memperkenalkan pada Rosalin sebagai anak dari rekan kerja papaku! Kau juga akan berada di kamar yang berbeda denganku. Paham!” tanya Dirga. Semua harus berjalan lancar. Rahasia pernikahan dengan Tiara masih aman. Pun begitu dengan kebutuhan ranjangnya! Dirga tidak ingin puasa walaupun cuma satu malam. Rugi.

“Aku mengerti!” Tiara menganggukkan kepala.

“Sekarang, kemasi bajumu setengah jam lagi kita akan ke bandara!” titah Dirga. Ya, ke mana pun ia pergi, Tiara harus bersamanya. Untuk saat ini, Tiara adalah aset paling berharga yang harus ia jaga segenap jiwa dan raga.

“SIAP.”

"Aku atau kamu dulu yang mandi?" tawar Dirga. Ia membuka kancing bajunya satu persatu dan berharap Tiara mau mendi bareng. Kapan lagi coba!

"Aku sudah mandi suamiku." Tiara menjawab disertai seringaian nakal.

"Oh Ok, aku akan mandi sekarang!" ketus Dirga.

"Aku siapkan baju ganti nya!" balas Tiara.

Dirga berlalu menuju kamar mandi.

**

“Dirga dan Tiara sudah berangkat malam ini, Pa!” Nyonya Rani merebah di sebelah sang suami yang sudah berbaring di atas ranjang.

“Iya, Ma! Tadi Dirga sudah bilang sama Papa!” sahut Pak Seno. Meski menaruh curiga pada Dirga, ia tidak ingin sang istri mengetahuinya. Ia harus menyelidiki sendiri, setelah mendapatkan bukti baru memberitahu sang istri

“Pa, apa Mama jujur saja ya sama Rosalin! Mama tidak enak hati tapi Mama juga tidak mau ada yang mengganggu pernikahan Tiara dan Dirga,” ungkap Nyonya Rani. Entah sampai kapan, ia sendiri tidak tahu kapan pernikahan Tiara dan Dirga akan diumumkan secara resmi. Yang jelas, kehadiran Rosalin tempo hari mengganggu hati. Ia takut Tiara kecewa dan sedih.

“Tidak Ma, lebih baik kita menuruti Dirga dan Tiara saat ini! Nanti saat Tiara benar-benar hamil kita akan segera mengumumkan pernikahan secara resmi! Bagaimana?” tawar Pak Seno. Ia sungguh berharap akan hadirnya buah hati di pernikahan Dirga dan Tiara.

“Baik, mama akan tetap merahasiakannya pada Rosalin!” sahut Nyonya Rani. Ia sempat berbicara dengan Dirga tentang apa yang akan di jelaskan pada Rosalin mengenai Tiara. Tapi Dirga menolak. Putranya tetap ingin pernikahan dengan Tiara dirahasiakan.

“Jadi kapan Mama akan berangkat ke Bali?” tanya Pak Seno sebelum memutuskan untuk tidur.

“Rosalin sudah mem-booking empat tiket pesawat untuk sabtu malam, tapi mama belum memberitahu kalau Dirga sudah berangkat lebih dahulu!” Nyonya Rani masih tidak bisa bersikap tegas dengan Rosalin, ia lebih sering menurut daripada mengutarakan keinginannya.

“Lebih baik, Mama segera memberitahunya, agar tidak terjadi salah paham!” titah Pak Seno. “Papa tidur sekarang Ma.” Pak Seno menarik selimut dan memutuskan untuk tidur terlebih dulu. Menaruh sejenak rasa curiganya pada pernikahan Dirga dan Tiara.

"Iya, Pa. Selamat tidur. Semoga kita segera punya cucu."

"Iya, Ma."

"Secepatnya."

Terima kasih untuk yang sudah membaca sampai di sini. Cerita ini akan update banyak setiap harinya jika kalian rajin komen dan klik suka.

Terima kasih ya.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!