Gloomy Wedding

Seorang wanita dengan senyum cerah dan cantiknya berjalan dengan elegan sembari mendorong kereta bayi menuju Toko Besar miliknya.

Dengan Senyumannya itu dia menyapa semua orang yang bekerja di dalam Toko nya, lalu kembali berjalan menuju ruangan miliknya sendiri di dalam Toko.

"Aduh, kenapa kau sendiri yang harus datang? Bisa kan menyuruh Emirna untuk datang? " Mama Rea bertanya setelah dia duduk dan menggendong Cucu nya dari kereta bayi yang dia bawa.

"Aku sudah cukup lama tidak ke mari, dan ingin melihat - lihat saja. Aku merindukan tempat ini, Ma. " Jawab Bella tersenyum kikuk.

"Kau baru melahirkan 3 bulan yang lalu, seharusnya kau harus banyak istirahat. Apalagi kau melahirkan secara normal untuk mengeluarkan dua Bayi sekaligus, bukan? "

"Tidak Papa, Ma. Sekalian untuk kembali memperkuat tubuhku. Aku juga tidak akan berlebihan! "

Mendengar itu Mama Rea menggelengkan kepalanya pelan. "Lihat itu, Brian. Mommy mu terlalu bekerja keras. Semua ini untuk mu dan juga adikmu, saat dewasa nanti, jadilah pria pekerja keras dan bertanggungjawab yah sayang? " Ujar Mama Rea pada cucu pertamanya yang tengah dia gendong.

Bella tersenyum mendengar itu.

Dia baru saja selesai melahirkan secara Normal 3 bulan yang lalu. Mengeluarkan 2 buah hatinya secara normal tanpa operasi, membuat tubuhnya terasa lebih menyakitkan dari melahirkan satu orang anak.

Dia melahirkan dua Anak laki - laki kembar. Mereka berdua hanya berbeda 10 menit saja.

Putra pertamanya bernama Brian, sedangkan putra keduanya bernama Bram. Mereka berdua sangat menggemaskan dan.. Mirip seperti Daddy mereka.

Namun Bella tidak mempermasalahkan hal itu, asalkan mereka tidak menuruni sifat Daddy-nya, maka dia tak akan pernah memikirkannya.

Bella sangat menyayangi Brian dan Bram Walaupun mereka adalah benih dari suaminya yang begitu membencinya. Tapi jika ingin jujur, Bella juga membencinya.

Tapi dia tak perlu memikirkan Tentang suaminya, karena dia tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Walaupun dia masih menjadi istrinya.

Kehidupannya Di Dubai benar - benar sangat bahagia. Banyak orang baik yang selalu membantunya disini, membuat dia nyaman tinggal di kota besar itu sangat lama.

Ruangan itu tiba - tiba bising dengan tangisan Bram. Bayi kecil itu sepertinya kembali lapar, padahal sebelum kemari Bella sudah menyusuinya sangat lama.

"Uh, sayang. Lapar, yah? Hem? Sini - sini, Mimi dulu. " Bella menggendong putra keduanya untuk menyusuinya. Dan benar saja, bayi mungil itu langsung menghisap dadanya dengan kuat.

Bella mencium seluruh wajah mungil Bram yang begitu imut dan menggemaskan.

"Apa pesanan Kue untuk Nyonya Abigail sudah siap? " Tanya Mama Rea.

Bella mengangguk. "Aku sudah menanyakannya pada Emirna, dan dia bilang semuanya sudah selesai. "

"Baguslah kalau begitu, ini pertama kalinya kita mendapatkan pesanan besar - besaran seperti ini. Dan ini semua karena Caspar, dia benar - benar pria yang baik. Mama menyukainya. " Ujar Mama Rea sembari mengedipkan sebelah matanya pada Bella.

"Jika Mama suka, nikahi saja dia. " Balas Bella membuat wanita paruh baya itu mendesis kesal.

"Ish! Kau ini! Bukan menyukai dalam artian itu! Tapi sebagai 'Me-Nan-Tu!' "

Bella langsung mendelik mendengar hal itu. "Ma! Memangnya dia mau dengan ku? Secara aku sudah punya dua anak, sedangkan dia masih Perjaka. "

"Memangnya kenapa? Lagi pula dia terlihat menyukaimu. "

"Memang seperti itu sifatnya. Bukan berarti dia menyukaiku Ma. " Elak Bella membuat Mama Rea memutar Bola matanya kesal.

"Miss, Mr. Caspar datang kemari. Katanya dia mau bertemu dengan mu. " Emirna yang tiba - tiba membuka pintu memberitahu membuat Mama Rea tersenyum senang.

"Tuh! Dia datang! Ayo cepat temui dia, berikan Bram! Biarkan Mama Yang mengasuhnya. "

Mendengar itu, Bella hanya pasrah. Wanita itu menyerahkan Bram yang baru saja selesai dia susui pada sang Mama, lalu keluar untuk menemui Caspar.

Di luar, seorang pria dengan tubuh jangkung dan besarnya tengah duduk di sebuah kursi dengan meja kecil. Segelas Kopi sudah ada di depannya sebagai pelengkap.

Pria dengan wajah Tampan itu langsung melebarkan senyum menawannya saat melihat Wanita yang dia tunggu datang menghampirinya.

"Selamat pagi, maaf aku datang tanpa memberitahu mu. " Ucap pria itu memandangi Bella yang duduk di sampingnya.

"Tidak papa, Tuan. Untuk kue dan beberapa Dessert nya sudah hampir siap. Nanti malam akan di kirim, bukan? " Tanya Bella menatap wajah Caspar.

"Apa tidak bisa, kita bicara secara Non-Formal saja? Menurutku akan lebih nyaman, bukan? " Pria itu meminta, merasa sedikit tak nyaman dengan panggilan Bella barusan.

"Ah, baiklah. Caspar. " Bella menurut, wanita itu memanggil nama pria di sampingnya dengan senyum manis.

"Ah, sebenarnya aku datang kemari untuk mengundang mu. "

"Mengundang ku? " Bella mengerutkan keningnya bingung.

"Iyah, apa kau mau menjadi pendamping ku di acara pernikahan Adikku? "

"Em, akan ku lihat nanti. Apakah aku bisa datang atau tidak? Tolong jangan kecewa jika aku tidak bisa mendampingi mu. "

"Tentu tidak! Tidak perlu khawatir, yang penting aku sudah mengatakannya. "

Akhirnya, hening menguasai mereka. Hanya terdengar suara ramai para pembeli saja.

"Apa kau membawa Brian dan Bram? " Caspar kembali bersuara, untuk menghilangkan rasa canggung di antara mereka.

"Iyah, aku membawa mereka. " Jawab Bella.

"Boleh aku menemui mereka? Aku ingin menggendong mereka lagi. "

"Boleh, ayo. Mereka ada di ruangan ku. "

Mereka bangkit dari duduk dan berjalan menuju ruangan Bella. Saat baru masuk, Mama Rea sudah menyambut mereka dengan penuh senyuman.

"Aduh! Calon menantu! "

Mendengar itu, Bella mendelik menatap wajah Mama Rea Sedangkan Caspar Hanya tersenyum kecil.

***

Aduh! Udah di tandain aja Mama Rea ini😁

Hayolah, milih Barra or Caspar??