WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 09
Semoga kalian semua di berikan kesehatan dan rejeki Lancar. Selalu patuhi protokol kesehatan dan pakai masker. TERIMA KASIH~
***
Para pria tampan menuju lift khusus presdir, lift itu dibuat transparan dari kaca, sehingga bisa
melihat setiap lantai dan setiap ruangan yang dilewati. Ketika lift berada pada lantai 30, Zafran seperti melihat sosok yang ia kenal namun ia menepisnya dengan cepat seolah meyakinkan dirinya sendiri, hingga pria itu bergumam berbicara dengan dirinya.
"Tidak mungkin ini sudah tengah malam." Gumam Zafran membuat Edward kebingungan.
"Apanya yang tidak mungkin." Sahut Edward.
"Divisi apa ya masih bekerja di jam segini?" Tanya Zafran kemudian.
"Biasanya cleaning service atau divisi yang belum mencapai target, kabarnya akhir-akhir ini banyak karyawan dari divisi lain yang meminta lembur ke bagian divisi lainnya yang masih kekurangan tenaga atau belum mencapai target harian hingga larut mereka masih menyelesaikanya, mungkin juga karena tuntutan ekonomi jadi mengajukan diri sendiri meminta lembur ke divisi lain, selama tidak menganggu dan diluar jam kerja divisi masing-masing aku tidak masalah, mungkin maksud dari para manager daripada mempekerjakan karyawan magang yang harus diajari mereka lebih senang memakai karyawan lama yang sudah mengerti dan mau lembur." Edward menjelaskan.
"Begitu kah..." Kata Zafran singkat kemudian ia menekan tombol lift naik kembali ke lantai 30 membuat Edward semakin kebingungan.
Zafran kemudian keluar dari lift dengan berjalan cepat dan mendekati seorang gadis yang menguncir kuda
rambutnya, dahinya penuh dengan peluh keringat, tangannya memakai sarung tangan dan memegang gagang pel lantai, dengan gerakan maju mundur gadis itu mengepel lantai dengan telaten.
Dengan gerakan cepat pula Zafran menarik lengan gadis itu membuatnya terkejut dengan tindakan yang tiba-tiba itu.
"Zafran..." Kata Laura lembut, keningnya sudah di penuhi dengan keringat.
"Jadi ini benar kau, apa yang kau lakukan."
"Aku membantu divisi cleaning sevice, seperti yang kau lihat, mereka kekurangan tenaga jadi
aku membantu, dan gaji lembur juga lumayan untuk menambah uang jajanku." Kata Laura sembari tersenyum dengan paksa, memperlihatkan gigi-gigi putihnya.
"Buang semua peralatan itu dan ikut denganku." Kata Zafran menarik tangan Laura.
"Bagaimana bisa, manager akan memarahiku." Kata Laura dan kemudian melepaskan diri dari Zafran.
"Aku boss dari bossmu!!!" Bentak Zafran.
"Edward suruh setiap divisi yang merasa kekurangan tenaga untuk merekrut kayawan baru, lalu agendakan rapat dadakan untuk besok, suruh semua manager hadir tepat waktu, terlambat satu detik saja jangan harap mereka masih bisa menginjakkan kaki di perusahaanku."
Edward yang kala itu masih kebingungan dibuat makin kebingungan dengan sikap Zafran, beberapa karyawan cleaning service pun juga melongo karena inilah pertama kalinya mereka melihat presdir Perusahaan Hitz yang tidak pernah diketahui nama dan wajahnya bahkan di laman internet.
Edward berjalan sembari memikirkan sikap Zafran yang tiba-tiba begini dan begitu, dan siapakah gadis itu mengapa Zafran menggandeng tangannya.
Zafran mengantarkan Laura pulang tepat di depan pintu apartmennya. Banyak mobil beriringan dan berjejer di bawah apartmen Laura, membuat beberapa penghuni ingin tahu dan terpesona dengan ketampanan Zafran.
Pengawalan itu selalu dan tetap di lakukan meski Zafran menyetir mobilnya sendiri, karena Zafran adalah pebisnis yang memiliki banyak musuh yang tidak pernah bisa di terka.
Sebelumnya saat di perjalanan, mereka berdua hanya saling membisu tak ada yang memulai pembicaraan, masing-masing tenggelam dalam pikiran dan kecanggungan.
Saat mereka telah sampai di depan pintu apartmen, Zafran menatap Laura dengan tajam.
"Apa kau yakin tidak ada masalah apapun yang kau sembunyikan dariku?" Kata Zafran.
"Tidak ada, satu-satunya masalah yang ku punya sekarang adalah kau, kau menyeretku dari kerja lembur dan mengantarku pulang dengan iring-iringan mobil, dan sekarang apartmen dipenuhi dengan pria-pria bertubuh besar dan berbaju serba hitam."
" Oh aku tahu, kau ingin menunjukkan betapa kaya nya kau sekarang? Sayangnya aku tidak terkesan sama sekali, dan ku pikir ini semua terlihat sangat berlebihan!!!" Laura nyaris meledakkan kekesalannya, matanya menatap Zarfan seperti pisau, kedua tangannya mengepal, tubuhnya menegang karena emosi.
"Nona, sepertinya anda salah paham, saya akan jelaskan." Namun kalimat Edward dengan cepat di potong dengan isyarat tangan Zafran yang terangkat.
"Aku tidak akan berterimakasih padamu Tuan Zafran karena mengantarku pulang, aku bisa pulang sendiri,
dan sekarang mobil ku masih ada dikantor, kau membuatku memiliki banyak masalah, besok aku harus bangun lebih pagi untuk menunggu bus, dan lagi manager pasti akan memarahiku." Laura kembali membombardir Zafran dengan kalimat luapan dari kemarahannya.
"Nona Laura, Tuan Zafran adalah pemilik Perusahaan Hitz, jadi anda tidak perlu khawatir karena semua ada bawah kendalinya, dan sebaiknya anda menjaga ucapakan dan kalimat yang tidak perlu." Kata Stark asissten Zafran yang selalu berada di antara para pengawal-pengawal Zafran.
"Apakah karena aku hanya karyawan biasa lalu aku tidak boleh membela diri? Ya, aku tahu Tuan Zafran adalah pemilik perusahaan dimana aku bekerja, seharusnya dia senang memiliki karyawannya yang giat bekerja bukan nya justru menyuruh dan menyeretku pulang seenaknya menjadikan bahan tontonan di kantor bahkan sekarang di apartmenku."
Laura benar-benar berteriak pada Zafran, dan itu adalah hal yang baru baginya semenjak dirinya menjadi pria pebisnis yang paling ditakuti bahkan banyak wanita kini rela melakukan apapun hanya demi bersama dirinya, Zafran terbiasa dengan wajah-wajah munafik wanita yang dibaliknya terdapat keserakahan.
"Jaga dirimu." Kata Zafran yang kemudian ia pergi meninggalkan Laura disusul para pengawal dan juga para assistennya.
Laura terkejap dan sesaat kemudian ia tersadar apa yang telah ia katakan pada Bossnya.
"Astaga apakah aku benar-benar lelah dan depresi. Matilah aku sudah memaki singa." Ujar Laura lirih dan masuk ke dalam apartmennya.
Sesaat kemudian saat sudah berada di luar apartmen, Zafran mengamati kenapa banyak orang-orang mencurigakan yang berkeliaran di sekitar apartmen bahkan terlihat ada beberapa preman yag menunggu di sudut tak terlihat.
"Edward periksa semua data dan latar belakang Laura dan sisakan beberapa pengawal untuk berjaga di sekitar apartmen ini, dan juga siapkan mobil untuk mengantarnya besok ke kantor." Kata Zafran, saat masuk ke dalam mobilnya.
"Kenapa?" Edward tertegun dan bertanya seakan tidak memperhatikan bagaimana bossnya atau sahabatnya tadi beradu pandang dengan Laura penuh dengan aura permusuhan.
"Aku ingin mengajarinya sopan santun. Dia kasar." Geram Zafran dari kemudinya, sembari mendongak melihat kamar Laura yang terlihat baru saja mematikan lampu kamarnya.
Edward tercengang mendengar kemarahan itu, dan tidak berkata apa-apa lagi. Sebagai penguasa bisnis Zafran bukan tipe yang ingin mengetahui seluk beluk seorang wanita. Zafran tidak pernah dibuat jengkel oleh wanita sampai harus mencari identitas asal-usul nya.
Zafran tipe pria yang acuh dan tidak perduli terhadap banyaknya wanita yang mengejarnya, bahkan hanya sedikit sekali wanita yang beruntung atau terpilih untuk berbagi tempat tidur dengan Zafran. Hanya sedikit wanita dan tidak akan lebih lama dari satu hari.
Edward hanya menduga, apakah mereka pernah bertemu sebelum ini, karena Edward tidak selalu berada di samping Zafran apalagi dirinya berada di Eropa beberapa bulan lamanya dan baru hari ini ia pulang kembali. Terlihat Zafran sangat jengkel dan menyuruhnya menggali informasi tentang gadis itu, ia tidak bisa membaca apa yang akan Zafran lakukan selanjutnya.
Zafran pun lebih dulu mengemudikan mobilnya dan di susul mobil Edward serta mobil-mobil pengawal yang lainnya.
Bersambung~