"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuan Lao Yi
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari gurunya, akhirnya Shin Shui pun faham walau hanya sedikit. Dia faham bahwa jika membahas tentang dunia pendekar tidak akan mengerti kalau tidak dilakukan dengan praktek dilapangan.
"Shui'er," panggil Lao Yi.
"Iya guru, ada apa?" tanya Shun Shui.
"Guru akan bicara padamu, guru mempunyai permohonan padamu. Aku harap kau akan menerimanya dengan tulus," kata Lao Yi yang terlihat bimbang dari raut wajahnya.
"Selama semua itu demi kebaikan, murid akan berusaha untuk mewujudkan permohonan guru. Murid janji tidak akan mengecewakan guru," jawab Shin Shui dengan serius kepada gurunya itu.
"Baiklah kalau begitu, guru akan memberitahumu tujuan sebenarnya dari semua ini," kata Lao Yi.
"Kau aku selamatkan dan aku angkat menjadi murid karena memang sudah takdir. Sebelumnya tidak ada yang dapat menemukan goa ini, aku pun tidak tahu kenapa kau bisa melihatnya. Jadi aku yakin bahwa langit mempertemukan kita dengan sengaja, langit merestui kau menjadi penerusku untuk menciptakan perdamaian di muka bumi."
"Tujuanku melatihmu adalah itu tadi, kau akan menjadi penerusku. Karena kau akan menjadi penerusku, sudah pasti semua ilmu yang aku miliki akan kuberikan padamu Shui'er. Namun untuk sekarang fokuslah berlatih sekuat tenaga, suatu saat nanti kau akan mengetahui lebih jauh. Jika aku yang melatihmu, tidak perlu waktu lama untuk menjadikanmu pendekar yang hebat," Lao Yi bicara panjang lebar kepada Shin Shui.
"Aku berharap, jika kau sudah menguasai semua ilmu yang akan aku turunkan padamu kau akan menjadi malaikat bagi para manusia. Tumpaslah kejahatan yang ada, bantulah siapapun yang membutuhkan bantuan kita. 'Manusiakanlah manusia' Shui'er," kata Lao Yi seraya memandang wajah Shin Shui dengan tatapan serius dan penuh harapan.
Mendengar apa yang diucapkan Lao Yi kepadanya membuat dia seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar. Tapi Shin Shui yakin, bahwa apa yang dikatakan gurunya itu adalah kenyataan dan kepastian.
Jika tidak begitu, untuk apa Lao Yi dulu menyelamatkannya? Untuk apa dia merawatnya? Kira-kira begitu pikiran Shin Shui saat ini.
"Guru tidak perlu khawatir, murid berani bersumpah kepada langit dan bumi bahwa murid akan menjadi manusia seperti yang guru inginkan. Murid berjanji tidak akan mengecewakan guru, jika aku berbohong dengan kata-kataku ini ... aku siap mati saat ini juga," jawab Shin Shui dengan tatapan tajam dan serius tapi penuh hormat.
Perkataan muridnya itu membuat hati Lao Yi bergetar, bagaimanapun sumpah itu sesuatu yang sakral, jika dilanggar pasti akan langsung mendapat bayarannya. Tapi setelah beberapa saat tidak ada tanda-tanda buruk, Lao Yi yakin bahwa ia tidak salah memilih Shin Shui untuk menjadi penerusnya.
"Terimakasih Shui'er," ucapnya.
"Sekarang kau duduk dibawah air terjun itu, mulailah bermeditasi seperti semalam. Guru akan memberitahu bagaimana cara menciptakan dan mengolah tenaga dalam," kata Lao Yi.
Lao Yi lalu menyentuh kening Shin Shui dengan jari telunjuknya. Awalnya Shin Shui bingung apa yang gurunya lakukan, namun kebingungannya itu tak bertahan lama. Sebab sekarang dia faham kenapa Lao Yi menyentuh keningnya.
"Baik guru, akan segera murid laksanakan." Shin Shui langsung berjalan mendekati air terjun yang dimaksud gurunya untuk melakukan meditasi dan memahami tentang tenaga dalam.
Shin Shui mulai duduk bersila diatas batu besar yang tepat berada di bawah air terjun, perlahan dia memejakan matanya. Berusaha mematikan semua indera dan mencoba memasuki alam bawah sadar.
Tak perlu waktu lama untuk dia masuk ke alam bawah sadarnya. Perlahan dia menyatu dengan alam, suara gemercik air terjun perlahan tidak terdengar olehnya, lalu disusul dengan dia tidak bisa mencium bau di sekitarnya. Terakhir dia tidak bisa mendengar dan meraskan nafasnya sendiri.
Hingga akhirnya, dia sudah sepenuhnya masuk ke ala bawah sadar. Sesuatu yang begitu sangat tenang. Seperti sebelumnya, dia berada dalam ruangan yang serba putih.
Bedanya adalah sekarang dia sadar dan tahu apa yang dia lakukan disana. Dia memulai latihan tenaga dalamnya di alam bawah sadar.
Sementara Lao Yi, sekarang dia akan membuat pelindung khusus untuk Shin Shui supaya tidak ada siluman yang dapat mengganggu meditasinya. Lao Yi mulai mengalirkan tenaga dalam kepada telunjuk kanannya.
Sebuah bola tembus pandang yang cukup besar perlahan melindungi Shin Shui dan membungkusnya. Bola itu tipis seperti benang, namun untuk menembusnya sangatlah susah. Bola itu begitu sulit ditembus, keras, bagaikan kerasnya baja putih.
Setelah membuat pelindung untuk muridnya, dia perlahan berjalan memasuki hutan lalu mencari sumber daya dan mencari permata siluman tingkat tinggi untuk dikumpulkan dan diberikan pada Shin Shui.
"Guru akan segera kembali Shui'er. Teruslah berlatih di alam bawah sadarmu," gumam Lao Yi sebelum pergi meninggalkan Shin Shui.
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor