NovelToon NovelToon
Membawa Lari Benih Sang Mafia

Membawa Lari Benih Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Romansa / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Elise, seorang gadis keturunan bangsawan kaya, hidupnya terikat pada aturan keluarga. Untuk mendapatkan harta warisan, ia diwajibkan menikah dan segera melahirkan keturunan. Namun Elise menolak. Baginya, pernikahan hanyalah belenggu, dan ia ingin memiliki seorang anak tanpa harus menyerahkan diri pada suami yang dipaksakan.
Keputusan nekat membawanya ke luar negeri, ke sebuah laboratorium ternama yang menawarkan program bayi tabung. Ia pikir segalanya akan berjalan sesuai rencana—hingga sebuah kesalahan fatal terjadi. Benih yang dimasukkan ke rahimnya ternyata bukan milik donor anonim, melainkan milik Diego Frederick, mafia paling berkuasa dan kejam di Italia.
Ketika Diego mengetahui benihnya dicuri dan kini tengah berkembang dalam tubuh seorang wanita misterius, murka pun meledak. Baginya, tak ada yang boleh menyentuh atau memiliki warisannya.

Apakah Elise berhasil melarikan diri? Dan apakah Diego berhasil menemukan wanita yang membawa lari benihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2

Tujuh tahun telah berlalu sejak Elise meninggalkan rumah besar keluarganya.

Dari seorang putri bangsawan yang bergelimang harta, kini Elise hanyalah seorang wanita sederhana yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah perusahaan di Italia.

Elise memilih menghapus nama belakangnya. Semua demi satu alasan, Alexander, putranya.

Alexander, bocah berusia enam tahun itu tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan, dengan garis wajah tegas dan tatapan yang sering kali membuat orang dewasa merasa seolah pikiran mereka ditelanjangi.

Meskipun masih muda, Alex memiliki kecerdasan yang luar biasa.

Elise tahu, itu bukan semata-mata hasil didikan biasa, melainkan warisan darah. Darah pria misterius yang benihnya tertanam dalam rahimnya enam tahun silam.

*

*

Pagi itu, ketenangan Elise terusik ketika ponsel murahnya bergetar.

Satu panggilan dari sekolah Alex.

"Nyonya Elise? Mohon segera datang ke sekolah. Ada masalah dengan putra anda."

Tanpa berpikir panjang, Elise menanggalkan sarung tangan karetnya. Lalu menitipkan ember pel pada rekannya dan bergegas menuju halte bus terdekat.

Sesampainya di sekolah elite itu, suasana tampak riuh. Beberapa anak berkerumun, guru-guru terlihat sibuk menenangkan.

Elise menerobos masuk hingga tiba di ruang guru. Di sana, Alexander duduk dengan wajah tenang.

Tidak ada tangisan, tidak ada penyesalan sama sekali yang nampak di wajahnya.

Sementara di hadapannya, seorang bocah lelaki sebaya sedang menangis tersedu-sedu, darah mengalir dari hidungnya. Wajahnya juga lebam.

"Dasar bocah tidak tahu sopan santun! Bisa-bisanya dia memukul putraku hingga berdarah. Anak kampungan seperti ini tidak pantas bersekolah di sini!" maki seorang wanita paruh baya yang berdandan mewah. Ia berdiri sambil menunjuk wajah Alex.

"Alex, katakan pada Mama. Apa kau yang melakukan ini?" tanya Elise dengan lembut, mencoba mencari penjelasan.

Alex membisu. Tatapannya tetap dingin, lurus ke depan, seolah menantang siapa pun yang berani meremehkannya.

Karena frustrasi, Elise menepuk pundak Alex cukup keras. "Jawab, Alexander!"

Bocah itu mengangkat wajahnya. Matanya memerah, bukan karena tangis, melainkan karena menahan gejolak emosi.

"Jika mereka memanggilku anak haram, aku tidak peduli. Tapi mereka menyebut Mama jala-ng. Aku tidak akan tinggal diam!" tegas Alex.

Elise tertegun. Ia ingin marah, ingin menegur putranya. Namun di sisi lain, ada rasa haru dan sakit yang beradu di dadanya.

"Lihatlah! Anak ini benar-benar tidak beretika!" Wanita paruh baya itu kembali menjerit, "Pantas saja tidak punya ayah, ibunya pasti—"

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Elise berdiri. Matanya menyala tajam. Tanpa ragu, ia menjambak rambut wanita itu.

"Sekali lagi kau berani membuka mulutmu, aku pastikan kau akan keluar dari ruangan ini dengan wajah hancur!" desis Elise.

Semua orang terpana. Guru-guru berusaha melerai, sementara wanita itu semakin berteriak histeris sambil meminta tolong.

Alex hanya bisa membelalakkan mata. Ia tak menyangka ibunya yang selalu menekannya agar bersikap manis bisa melakukan tindakan se brutal itu di sekolah dan dihadapan teman-temannya.

"Ternyata mama lebih gila daripada aku," gumam Alex.

Setelah suasana mereda, Elise menarik Alex keluar dari ruangan itu dengan wajah masih memerah dan napasnya tersengal.

"Nyonya Elise!" seorang guru mencoba menghentikan, "tindakan anda ini akan kami laporkan—"

"Laporkan saja. Aku tidak peduli," potong Elise cepat, lalu menyeret putranya.

Mereka tidak tahu saja siapa Elise sebenarnya. Jika mereka tahu, mereka tidak akan berani berkata buruk dan menghinanya seperti ini.

*

*

Sesampainya di area parkir, Elise berjongkok di hadapan Alex.

"Kau tidak boleh bersikap seperti itu lagi, Alex. Mama tidak ingin kau jadi berandalan," ucap Elise, memasang wajah sendu.

Alex menatap ibunya, tatapan dingin yang sangat mirip dengan seseorang yang bahkan tak berani Elise bayangkan.

"Anak bodoh mana yang diam saja dan membiarkan orang lain menginjak harga diri ibunya? Kalau untuk itu aku harus disebut liar, biarlah," sahut Alex.

Elise terdiam. Ia ingin membantah, namun lidahnya terasa kelu.

"Dan Mama, kalau memang Mama tidak suka aku bertindak kasar, mengapa Mama menjambak wanita itu? Ironis sekali!" cibir Alex.

Elise tersentak. Ia tak mampu memberikan jawaban untuk sindiran pedas putranya ini.

Alex menyilangkan tangan di dada, kembali dengan ekspresi datarnya yang dewasa sebelum waktunya.

"Lain kali, Mama jangan menyalahkan aku. Karena kita sama saja. Sama-sama berandalan." Alex menyunggingkan senyuman tipis, lalu masuk ke mobil.

Kata-kata itu menghantam Elise Lebih keras daripada hardikan siapapun.

"Sebenarnya benih siapa yang tertanam di rahimku enam tahun silam?" batin Elise sambil bergidik ngeri.

1
Ayu
Wah.. makin seru.. kpn Alexander ketemu pp Biologis nya ya thor🙏
FATIMAH INGGERIYANY BANGUN
alana sepupu Diego... 😻
rahmah
ceritanya bagus apapun profesinya kalau sudah sama keluarga pasti berbeda sikapnya apalagi sama anak lebih hangat lagi tapi dibalik itu semua kok tidak ada yg mewarisi syndrom Diego ya yg kulitnya sensitif bila di sentuh..🤨
rahmah: baik kak ☺️
total 2 replies
maya sari
sangat bagus
Ds Phone
cemburu lah tu
Ds Phone
belanga banyak banyak
Ds Phone
apa gaji dia besar
Ds Phone
saja nak denki
Ds Phone
malu pakai baju nipas
Ds Phone
niat meraka tercapai sudah
Ds Phone
meraka kawan baik rupa nya
Ds Phone
nak tunjuk kaya lah tu
Ds Phone
itu cara orang kaya
Ds Phone
sayang nya tak nampak
Ds Phone
dia cerdera rupa nya isteri nya susah hati tu
Ds Phone
apa dia akan selamat
Liesa Zega
anjiiirrr lahh🤣🤣🤣🤣
Ds Phone
kena hadap orang sombong tu dulu
Ds Phone
cemburu dah datang
Ds Phone
dia lawan tak takut sesiapa pun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!