(🌶️🌶️🌶️🌶️)
cerita mengandung cabe rawit. Pandai lah dalam membaca.
Matahari pagi baru saja menampakan diri Gea sudah dikejutkan dengan lamaran yang datang menghampirinya bagaikan Sambaran petir.
Ia dipaksa menikahi calon pamannya yang dinyatakan cacat setelah kecelakaan yang menimpahkannya.
tak bersanding dengan pria cacat, sang Tante pun memilih kabur membawa uang sebesar 5 trilliun.
Bagaimana kelanjutannya?
yuk mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serba salah.(っ˘̩╭╮˘̩)っ
...🚩🚩🚩...
...(Malam harinya)...
...Tepat jam dua belas malam. Di dalam kamar, Gea duduk diatas kasur miliknya dengan fokus menatap layar laptop, buku-buku berserakan dimana-dimana, sambil menghela nafas berat, Gea mencatat pelajaran khusus ilmu kedokteran yang ia dapatkan di sebuah buku besar....
"Pak Tua, waktunya berkerja sama," gumam Gea tersenyum puas menatap semua hasil yang ia dapatkan.
*
*
*
...(Seminggu berlalu)...
...Selama seminggu ini Gea sibuk mencari obat herbal dan meraciknya, sampai-sampai mengabaikan Niko dan para anggota gang motornya yang lain, tak tahan lagi, Niko pun memutuskan menghampiri Gea yang sedang duduk seorang diri di kursi sekolahnya....
"Hei Gea, kamu lagi ngapain sih? Tumben kamu rajin belajar beberapa hari belakangan ini?" tanya Niko duduk di kursi samping Gea yang kosong.
"Aduh... jangan ganggu aku, aku ini sedang sibuk," ujar Gea menghindari Niko.
"Apa sih, coba aku lihat." Niko menarik kertas yang ada di hadapan Gea dan menatapnya.
"Penyembuhan kaki? Untuk siapa, Gea?" tanya Niko menatap Gea penuh selidik.
"Ih! Kembalikan, Niko!" pekik Gea mencoba meraih kertas itu dari tangan Niko.
...Namun, Niko yang jail segera bangkit dan mengangkat surat itu tinggi-tinggi, membuat Gea kesusahan menggapainya....
"Niko! Kamu jangan keterlaluan!" teriak Gea meloncat-loncat mencoba menggapai surat itu dari tangan Niko.
"Ayo cepat ambil, pendek," ejek Niko sambil tertawa lepas.
"Kau ini..." geram Gea mengepalkan salah satu tangannya dengan kuat dan...
Bugh!
"Aakkhhh!" ringis Niko membungkuk sambil memegang perutnya yang sakit akibat tinju dari Gea.
"Nah... gitu dong," ucap Gea tersenyum lebar meraih kertas itu dari tangan Niko.
"Kau... kau ini cocok jadi laki-laki Gea..." lirih Niko susah payah.
"Bodoh amat, siapa suruh kamu mengangguk," ucap Gea menatap kertas itu dengan teliti, ia takut kalau Niko merusaknya dan mengabaikan Niko yang sedang kesakitan.
"Kalau kamu seperti ini terus, pria mana yang mau jadi pacarmu?" kelu Niko bersusah payah bangkit dan berdiri tegar menatap Gea.
"Kalau nanti semua pria tidak mau denganku, kan masih ada kamu," balas Gea tanpa pikir panjang.
Deg!
...Jantung Niko langsung berdetak kencang, wajahnya langsung bersemu merah malu-malu. Tiba-tiba saja rasa sakit yang ada diperutnya berubah menjadi berbunga-bunga, serasa ada sekelompok kupu-kupu yang berterbangan menghiasi perutnya....
"Niko, kamu gak apa-apa kan?" tanya Gea, mendongak menatap Niko yang tiba-tiba saja terdiam.
"Hah... aku." Tunjuk Niko gugup kepada dirinya sendiri, dibalas dengan anggukan kecil dari Gea.
"Aku, aku baik-baik saja. Ya sudah, kamu lanjut belajar saja, kalau butuh sesuatu, bilang saja ke aku," ucap Niko terbata-bata bersusah payah menghindari kontak mata langsung dengan Gea.
...Melihat kegugupan yang dialami oleh Niko, Gea pun melangkah mendekati Niko....
"Kamu, sakit ya?" tanya Gea cemas melihat wajah Niko tiba-tiba memerah merona.
"Aku tidak sakit, hanya-" Niko semakin kesusahan untuk berbicara saat melihat wajah Gea begitu dekat dengan wajahnya.
"Aku baru ingat, kalau aku sedang ada tugas PR, nanti kita lanjut lagi, bye!" seru Niko berlari pergi meninggalkan Gea.
"Kenapa sih dia? Aneh banget," gumam Gea kembali duduk.
*
*
*
...(Di luar sekolah)...
...Kedua anggota yang diperintahkan oleh Alby untuk memantau Gea, kini tengah bertengger diatas pohon yang ada di samping sekolah, kedua tadi dibuat terkejut melihat reaksi Niko terhadap Gea, Nyonya mereka....
"Gawat, ini benar-benar gawat," celetuk temannya panik.
"Sebaiknya kita menyembunyikan ini dari Tuan, takutnya Tuan menyerang adiknya itu," usul rekanya ikut panik.
Bugh!
...Satu getokan keras kembali mendarat di kepala temannya itu, membuatnya temannya langsung kesal melirik ke arah nya sambil memegang kepalanya....
"Bajingan, kau sedang menantangku ya?" tanyanya menahan amarah.
"Siapa suruh kamu terlalu bodoh. Kamu pikir cuman kita berdua saja yang memantau Nyonya?" balasnya melorotkan kedua matanya menatap rekannya itu.
"Memangnya siapa lagi?" tanyanya sedikit membentak.
...Temannya tidak menjawab, ia malah meraih kepala rekannya itu, lalu memutarnya secara perlahan ke arah jalan raya, membuat kedua mata rekanya itu membulat sempurna, saat melihat mobil ketua tim anggota mereka tengah terparkir dengan rapi di depan pintu sekolah....
"Apa kamu tau... apa yang sedang dia lakukan disana?" tanyanya.
"Meretas cctv," jawab rekannya lirih.
"Anak pintar... jadi kalau kita menyembunyikannya, maka kepala kita lah yang akan mengantikan apel yang sering Tuan gunakan sebagai target menembak, apa kamu mau?" tanya temannya.
"Tidak mau..." lirihnya diikuti dengan gelengan kecil.
"Tepat sekali... maka dari itu, ayo kita pergi dan laporkan semuanya kepada Tuan tanpa menyembunyikannya, gimana?" ucap temannya melepaskan kepalanya, perlahan menjauh dan turun dari pohon itu.
"Baiklah... ayo." Tak ada pilihan lain, ia pun ikut turun dengan pasrah, dari pada nanti dijadikan target menembak oleh Alby.
(Bersambung)
ayo lanjut lagi.....
ayo up lg yg banyak
di tunggu yaaaaaaaaa
kami dah nungguuuuuuuuuuuuu dengan gelisah.
menunggu kelanjutannya.
ayo semangat semangat semangat
bagus. seru.
aku suka.
terus terus terus.....
teruskan lagi doooooong ceritaanya.
dan yang banyak biar kami puas membacanya.
seru banget, aku sukaaaaaaaaaaa
up yang banyaaaaaaak biar puas.
kasihan gea. mungkin saat ini gea sudah ada perasaan suka dan cinta sama alby. makanya saat ini gea merasa ada yg hilang dalam dirinya.