NovelToon NovelToon
Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Noor.H.y

Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Cheese Cake

Aruna duduk diam di tepi tempat tidur king size di kamar villa yang mewah itu. Cahaya matahari sore menyusup lembut melalui tirai putih tipis yang bergoyang pelan diterpa angin laut. Dinding kamar bernuansa krem hangat, berpadu harmonis dengan lantai kayu yang berkilau dan aroma samar kayu cendana dari diffuser di sudut ruangan. Tapi keindahan itu tak mampu menenangkan pikirannya.

Ia menunduk, menatap ujung jari-jarinya yang saling menggenggam erat di pangkuannya. Ranjang besar di belakangnya terasa terlalu luas… dan sekaligus terlalu sempit. Satu tempat tidur. Satu kamar. Bersama Raka.

Saat pikirannya sedang kacau, tiba-tiba suara pintu terbuka dari arah kamar mandi mengagetkannya. Aruna spontan menoleh.

Pintu kamar mandi terbuka perlahan, dan di ambang pintu muncul sosok Raka baru saja selesai mandi, rambutnya masih basah dan meneteskan air. Ia hanya mengenakan handuk putih yang melilit di pinggangnya, memperlihatkan tubuhnya yang atletis, tegap, dengan kulit yang sedikit kemerahan karena hangatnya air.

"aaaaaakkkk". Teriak Aruna dengan menutup mukanya dengan kedua telapak tangan "Ngapain sih, sengaja banget gitu mau pamer tubuhnya ke gue". Lanjutnya dengan muka yang masih coba ia tutupi dengan telapak tangannya walaupun sedikit di renggangkan.

Raka hanya berjalan santai menuju kopernya lalu mengambil setelan kaos dan celana "Lupa, nggak bawa baju.. Lupa juga ternyata ada kamu disini". Ucapnya datar lalu kembali masuk ke dalam kamar mandi.

"Huh" Aruna membuka telapak tangannya "Bisa-bisa sport jantung terus gue kalo kaya gini, bisa-bisanya dia lupa pake nggak bawa baju segala lagi". Lanjut Aruna mengibas-ngibaskan tangannya tiba-tiba terasa panas.

"Nggak mandi ?". Tanya Raka saat keluar dari kamar mandi, tentu sudah dengan memakai pakaian lengkap dan melihat Aruna yang masih santai duduk di tepi ranjang.

"Kan nungguin kamu selesai". Balas Aruna beranjak membuka koper miliknya.

Saat membuka kopernya, sedetik kemudian ia menutupnya kembali dengan wajah yang sedikit gugup. Melihat gerak gerik Aruna, Raka menatapnya curiga.

"Kenapa, nggak jadi?" Aruna hanya menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal karena merasa bingung.

"Kayanya nggak jadi mandi, tiba-tiba badanku merasa nggak enak".

Aruna buru-buru menutup dan menurunkan koper miliknya yang berada di atas sofa. Karena terburu-buru koper pun tak tertutup sempurna, saat di angkat tiba-tiba koper terbuka dan isinya pun tercecer keluar.

Aruna membelalakan matanya buru-buru ia mengambil baju-baju dinas tipis berbahan satin dengan berbagai warna, yang entah dari mana datangnya sampai bisa berada di dalam koper milik Aruna.

"Apa-apaan ini, kamu berniat menggoda saya saat di sini ?!".

Aruna menghela nafas panjang, tangannya pun terhenti lalu menatap Raka.

"Gue juga nggak tau, kemarin yang gue masukin ke koper baju-baju yang normal semua kok. Entah kenapa saat sampai disini semua baju gue berubah. Apa iya tertukar saat kita di pesawat. Tapi nggak mungkin juga sih.. Kan di pesawat juga cuma kita berdua". Tutur Aruna dengan nada kesal.

"Siapa yang membantu kamu packing kemarin?"

"Bi Surti lah siapa lagi"

"Sudah saya duga.. Ini pasti ulahnya". Raka membuka kopernya mengambil baju yang sekiranya bisa Aruna pakai sementara.

"Maksud lo ini semua ulah Bi Surti?" Tanya Aruna hanya di balas anggukan ringan Raka.

"Sekarang mandi pakai baju saya untuk sementara, besok saya suruh petugas villa untuk mengirimkan baju buat kamu". Kata Raka sembari mengulurkan setelan baju miliknya. Aruna pun menurut, mengambil baju kemudian berlalu menuju kamar mandi.

* *

Waktu menunjukkan pukul delapan malam, pertanda hari kerja perlahan mendekati akhir. Udara mulai terasa lebih sejuk, dan suasana toko pun semakin lengang. Nawa menghela napas pelan, lalu mulai membereskan tempat itu menyusun kembali barang-barang ke rak, menyapu sisa debu di sudut lantai, dan memastikan meja kasir sudah rapi seperti semula.

Gerakannya tak terburu-buru, tapi jelas ingin segera menyelesaikan semuanya. Hari yang panjang membuat tubuhnya lelah, namun rutinitas ini justru memberinya rasa tenang.

Saat Nawa akan beranjak mengambil tasnya, tiba-tiba terdengar pintu masuk toko berbunyi terlihat seorang pemuda memakai pakaian rapi melangkah masuk menghampirinya.

"Permisi mbak, apa saya bisa membeli cheese cake berukuran sedang dengan toping strawberry".

"Maaf Mas.. Kami sudah tutup, toko kami tidak menerima pesanan saat jam toko sudah selesai beroperasi". Nawa menunjuk jam dimana toko sudah menunjuk pukul 20.30 dan toko sudah tutup setengah jam yang lalu.

"Maaf tapi ini keadaan darurat, adik saya bisa marah kalau saya tidak membawa kue yang ia inginkan malam ini".

Nawa menghela nafasnya panjang "Aduh mas.. Sekali lagi saya minta maaf. Urusan mas di marahin adik kek, istri kek, pacar kek, itu bukan urusan saya. Silahkan bisaa mencari toko lain".

"Tapi adikku cuma mau kue dari toko ini, nggak mau yang lain. Saya akan membayar berapapun harganya, asalkan malam ini jadi". Ucap Reno sedikit memaksa dengan tatap memohon kepada Nawa.

"Dua juta..". Jawab Nawa asal

"Baik, kamu bisa menulis nomor rekeningmu disini". Balas Reno tanpa menunggu.

Nawa menulis nomor rekeningnya. Lalu sedetik kemudian terdengar notifikasi di ponselnya.

Nawa membelalakan matanya "Wah.. rejeki tak terduga ini sih. Itung-itung uang lembur, sama Mbak Amel mana pernah". Guman Nawa dalam hati saat melihat nominal angka di ponselnya, bukan dua juta, tetapi 5 juta.

"Apa bisa dimulai sekarang pembuatannya? Soalnya adikku sudah lama menunggu". Ucap Reno membuat Nawa kembali tersadar

"Baik Mas.. Silahkan bisa duduk dulu di situ, saya buatkan yang spesial buat anda". Balas Nawa dengan tersenyum manis lalu berlalu menuju dapur tempat ia akan membuat kue senilai lima juta.

Reno duduk di kursi sembari memandangi lampu jalanan yang terpapang dari dalam toko, tiba-tiba terdengar notifikasi pesan masuk dari salah satu orang suruhannya, dengan segera ia buka. Terlihat sebuah foto seseorang yang selama ini ia cari sedang bergandengan dengan seorang lelaki.

"Sepertinya saya pernah melihat lelaki ini, ia tampak tak asing". Gumam Reno.

"Ini Mas kue nya semoga adik anda senang dan menikmatinya". Reno terkesiap saat Nawa menghampiri tempat duduknya.

"Maaf, sepertinya saya mengagetkan anda. Soalnya tadi saya panggil-panggil masnya diam saja jadi saya samperin kesini aja deh". Kata Nawa saat menatap Reno yang sedang serius tadi terlihat kaget waktu ia memberikan kue yang di buatnya.

Reno tersenyum "Iya.. Terimakasih. Saya permisi".

Nawa hanya tersenyum melihat Reno pergi berlalu keluar dari toko.

"Selain ganteng, dia juga penyayang deh.. Emmm sweet banget sih". Lirih Nawa dengan tatapan terus memandang kepergian Reno.

* *

Disisi lain Raka dan Aruna sedang menikmati makan malam di sebuah restoran yang tak jauh dari villa. Diliriknya Raka yang terlihat menahan tawa saat melihatnya dirinya memakai baju milik Raka yang kebesaran saat dikenakannya.

"Kalau mau ketawa ya udah ketawa aja, nggak perlu di tahan-tahan gitu". Aruna menatap Raka dengan wajah cemberut sesaat kemudian menyesap minuman didepannya.

"Ehm.. nggak. Udah sekarang makan saja, saya nggak tau menu kesukaanmu jadi saya pesan saja semua yang ada di menu".

Aruna menatap Raka dengan tatapan tak percaya "Tuan Muda memang beda..". Kata Aruna lalu mencicipi satu persatu hidangan di hadapannya.

"Walaupun tubuhmu kecil, nggak nyangka ternyata makan kamu banyak juga".

"Udah di pesan, sayang nggak dimakan. Buang-buang duit aja"

Raka hanya mengagguk dengan tatapan masih tertuju pada Aruna. "Lanjutkan saja makannya, saya ada angkat telfon dulu". Pamit Raka saat melihat panggilan masuk di ponselnya.

Aruna hanya menatap Raka sesaat, saat mengalihkan pandangannya. Ia melihat sepasang dua insan diujung restoran, Aruna menyipitkan pandangannya saat melihat seseorang yang tak asing di matanya.

Bersambung * *

1
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
run away.┲﹊
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir di karyaku 😊
total 1 replies
Takagi Miho
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!