Xiao Chen selalu dianggap murid terlemah di Klan Xiao.
Tidak punya bakat, selalu gagal dalam ujian, dan menjadi bahan ejekan seluruh murid.
Namun tidak ada yang tahu kebenaran sesungguhnya bahwa tubuhnya menyembunyikan darah naga purba yang tersegel sejak lahir.
Segalanya berubah saat Ritual Penerimaan Roh Penjaga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2: Jiwa yang Tertidur
Kegelapan itu tidak dingin. Sebaliknya, itu terasa panas, menyesakkan, dan purba.
Xiao Chen merasa tubuhnya ditarik paksa dari kamarnya yang sempit, melayang masuk ke dalam ruang hampa tanpa batas. Rasa sakit di tangannya lenyap, digantikan oleh tekanan spiritual yang begitu berat hingga rasanya jiwanya akan remuk.
Di hadapannya, sepasang mata emas vertikal raksasa terbuka di dalam kegelapan. Mata itu menatapnya, seolah-olah Xiao Chen hanyalah seekor semut di hadapan gunung.
"Siapa... kau?" tanya Xiao Chen. Suaranya bergema di ruang hampa itu.
Kabut hitam bergulung, memadat menjadi wujud manusia—seorang pria tua dengan rambut yang tergerai liar dan jubah hitam yang seolah terbuat dari bayangan malam. Wajahnya angkuh, memancarkan aura seorang penguasa yang telah melihat ribuan peradaban runtuh.
"Siapa aku?" Sosok itu mendengus, suaranya seperti guntur. "Manusia zaman sekarang benar-benar bodoh. Mereka melupakan nama yang pernah membuat langit runtuh."
Sosok itu melayang turun, menatap Xiao Chen dengan ketertarikan yang aneh.
"Di eraku, dunia menyebutku Kaisar Naga Abyssal. Dan kau, Bocah, telah membangunkan tidur panjangku dengan darahmu yang penuh dendam itu."
Xiao Chen tertegun. Kaisar Naga? Makhluk mitos?
"Kau bilang darahku?" Xiao Chen tertawa pahit. "Darah sampah maksudmu? Aku tidak bisa menampung Qi. Aku aib bagi klan."
"Tidak bisa menampung?" Yao Huang tertawa keras, tawa yang menggelegar menghina.
Xiao Chen mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
Yao Huang mengibaskan tangannya. Sebuah proyeksi cahaya muncul di udara, menampilkan sistem peredaran darah Xiao Chen.
"Kau bukan manusia biasa. Kau memiliki Garis Keturunan Naga Langit Kuno yang tertidur. Tubuh manusia biasa menyerap Qi alam yang lembut seperti meminum air. Tapi naga? Naga memakan api, menelan petir, dan melahap lautan!"
Dia menunjuk ke arah perut Xiao Chen di dalam proyeksi itu.
"Metode kultivasi klan-mu yang sampah itu memberikan energi yang terlalu halus. Bagi tubuh nagamu, itu bahkan tidak cukup untuk membasahi tenggorokan. Dantianmu menyerap semuanya seketika hanya untuk bertahan hidup, itulah sebabnya kau tidak pernah naik tingkat. Kau mencoba memberi makan dengan remah roti!"
Mata Xiao Chen membelalak. Selama ini... dia bukan tidak berbakat? Dia hanya... terlalu kuat untuk metode biasa?
Harapan yang nyaris padam kini menyala kembali, membakar dada Xiao Chen dengan ganas. Dia teringat wajah Qingyue yang membelanya, dan wajah angkuh Xiao Long.
Dia jatuh berlutut di hadapan Yao Huang.
"Senior! ajari aku!" teriak Xiao Chen. "Jika aku memang memiliki darah naga... ajari aku cara menggunakannya! Aku butuh kekuatan! Aku harus membuktikan bahwa aku bukan sampah!"
Dia menatap pemuda yang bersujud itu. Dia melihat api di mata Xiao Chen. Itu bukan api keserakahan, melainkan api pembuktian diri.
"Jalan kultivasi naga itu menyakitkan," Yao Huang menyeringai, memperlihatkan gigi yang sedikit terlalu tajam. "Kau harus meremukkan tulangmu, mendidihkan darahmu, dan menanggung rasa sakit seribu kali lipat dari manusia biasa. Kau mungkin mati."
"Aku sudah mati berkali-kali setiap hari saat mereka menghinaku," jawab Xiao Chen, mengangkat wajahnya dengan tatapan tajam. "Rasa sakit fisik bukan apa-apa."
"Bagus," mata Yao Huang berkilat senang. "Aku suka tatapan itu. Tatapan seekor predator yang lapar."
Dia mengangkat satu jari. Ujung jarinya bersinar dengan cahaya hitam pekat.
"Bersiaplah. Kita tidak punya waktu untuk metode lembut. Aku akan memaksa darah nagamu bangun sekarang juga."
Cahaya hitam itu ditembakkan tepat ke dahi Xiao Chen.
"ARGHHHHHHH!"
Di dunia nyata, di dalam kamarnya yang gelap, tubuh Xiao Chen mengejang hebat di lantai.
Panas.
Rasanya seperti darah di dalam tubuhnya diganti dengan timah cair. Pembuluh darah di kulitnya menonjol, berubah warna menjadi hitam, lalu merah menyala. Suara krak mengerikan terdengar saat tulang-tulangnya memadat, membuang kotoran, dan menyusun ulang strukturnya menjadi lebih kokoh.
Pori-porinya terbuka, mengeluarkan cairan hitam berbau busuk kotoran yang telah menumpuk selama bertahun-tahun menghambat tubuhnya.
Proses itu berlangsung sepanjang malam. Namun, Xiao Chen tidak pingsan. Dia menggigit bibirnya hingga hancur untuk tetap sadar, memandu energi liar itu sesuai instruksi suara di kepalanya.
Aku tidak boleh pingsan. Aku harus bangun. Aku harus kuat.
Cahaya matahari pagi menembus celah jendela.
Xiao Chen membuka matanya. Napasnya terengah-engah. Dia terbaring di lantai kayu yang basah oleh keringat hitam berbau anyir.
"Menjijikkan," gumamnya.
Namun saat dia mencoba bangun, dia terkejut. Tubuhnya terasa ringan. Sangat ringan. Pandangannya menjadi sangat jelas, dia bahkan bisa melihat debu yang melayang di udara.
Dia mengepalkan tangannya.
KRETEK.
Suara sendi jarinya terdengar renyah dan padat. Dia merasakan kekuatan fisik murni mengalir di setiap serat ototnya.
"Coba pukul tiang tempat tidur itu," perintah suara di kepalanya.
Xiao Chen menurut. Tanpa menggunakan Qi, dia meninju tiang kayu keras itu dengan santai.
BRAK!
Tiang kayu solid setebal paha orang dewasa itu patah menjadi dua bagian dengan mudah.
Xiao Chen menatap tangannya tak percaya. "Kekuatan fisikku... ini setara dengan Kultivator Tingkat 5 Pengumpulan Qi! Padahal kultivasiku masih nol."
"Itu baru permulaan," kata Yao Huang. "Sekarang bersihkan dirimu. Kau bau Busuk."
kan si YAO HUANG itu gurunya.....🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣